Sanubari Teduh – Kehidupan bagaikan Embun (497)

Video Youtube : https://youtu.be/kpWPSO0vNBA

Saudara se-Dharma sekalian, waktu terus berlalu. Kita harus menggenggam waktu yang ada. Jangan menyia-nyiakan waktu. Sering dikatakan “Berapa lama waktu kehidupan manusia ?” Ia tidak lama bagai embun di atas rumput. Meski ada orang yang hidup 100 tahun, itu hanya sama dengan dua hari di alam Dewa Empat Maharaja, sedangkan jika dibandingkan dengan surga Trayatrimsa, usia manusia hanya satu hari. Intinya, waktu di alam manusia sungguh cepat berlalu bagai embun yang menetes pada rumput. Kita lihat rerumputan. Setelah malam berlalu, saat matahari terbit di pagi hari, jika perhatikan baik-baik, pada rumput, daun dan bunga terdapat tetesan embun yang indah berkilau, tetapi cepat hilang dalam sekejap.

Berhubung kehidupan tidaklah lama, apakah yang kita perhitungkan ? Kehidupan tidak kekal dan hanya sebatas tarikan nafas. Jangan menunggu hingga waktu berlalu dan diri sudah menua. Jika kita terus menunda, masa remaja akan beranjak ke masa muda, masa muda beranjak ke masa paruh baya, dan semuanya akan berlalu sia-sia. Saat diri menua, kita akan merasa di masa lalu, kita belum sungguh-sungguh menggenggam dan memanfaatkan waktu. Kita akan menyesal. Jadi, seharusnya saat masih berusia lebih muda, kita jangan merasa masih banyak waktu. Jangan menggangap diri masih muda dan masih banyak waktu.Tidak begitu. Sesungguhnya waktu kita, berlalu dengan sangat cepat. Karena itu kita harus sungguh-sungguh memanfaatkan waktu yang ada. Arah kita harus tepat. Baik dan buruk harus kita pahami dengan jelas. Kita harus memilih arah yang baik untuk dijalankan dengan tekun dan bersemangat. Meski kita sangat bersungguh-sungguh, apabila arah kita salah, seiring waktu berlalu, yang terpupuk adalah karma buruk.

Kehidupn tidak kekal hanya sebatas tarikan nafas; bagaikan embun pada rumput; tidaklah bertahan lama. Jangan menunggu hingga tua; jangan merasa diri masih banyak waktu sehingga terlambat menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu.

Semua orang hendaknya tidak bersandar pada masa muda, harta kekayaan, atau kekuasaan sehingga bermalas-malasan dan bersikap lengah.

Penggalan ini sama seperti sebelumnya, jangan sia-siakan masa muda kita. “Kita masih muda, kita masih punya banyak waktu” jangan berpikir demikian. Terhadap harta kekuasaan, kita juga tidak boleh bergantung. Pada waktunya, meski kita memiliki banyak uang, saat ketidakkekalan datang dan penyakit mendera, apakah dokter yang baik pasti dapat membantu ? Dokter juga memiliki keterbatasan. Hukum alam tak dapat dihindari oleh siapapun. Harta tak dapat menahan waktu. Sebanyak apapun uang kita, tak dapat membeli kehidupan. Saat penyakit datang, meski kita berharap sembuh dengan imbalan seluruh harta kita, juga belum tentu bisa mengembalikan kesehatan. Intinya, inilah hukum alam dalam kehidupan. Kita harus sungguh-sungguh menghargainya. Selama masih sehat, lakukan hal yang benar. Manfaatkan waktu yang ada.

Kehidupan manusia awam tidaklah kekal, bagaikan embun pagi, meski bisa mengembuskan nafas, belum tentu bisa menarik nafas berikutnya .

Saat menghembuskan nafas, apakah kita dapat menariknya kembali ? tidak tahu. Intinya, kehidupan bagaikan embun pagi. Apa yang perlu kita perhitungkan ? Saat gambaran karma muncul, kadang kita juga sulit mengungkapkannya. Sebelum nafas benar-benar putus, pikiran benar-benar tersiksa, bagai jatuh ke neraka hidup-hidup. Menderita sekali. Namun jika penderitaan diterima dengan ikhlas, barulah karma akan terkikis. Jadi, kehidupan tidaklah lama, bagai embun di rumput. Kehidupan tidak kekal, hanya sebatas tarikan nafas. Jangan menunggu hingga tua, jangan merasa diri masih punya banyak waktu. Saudara sekalian, saya telah berbagi kata-kata ini kalian, kita hendaknya lebih bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Kehidupan bagaikan Embun (497) https://youtu.be/kpWPSO0vNBA

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva