Sanubari Teduh – Keluhuran Buddha Memenuhi Semesta  (349)

Video Youtube :   https://youtu.be/5DNNSMQ5Rog

Saudara se-Dharma sekalian, Batin kita setiap hari dan setiap saat selalu bergejolak mengikuti kondisi luar. Jadi kita harus selalu menjaga pikiran kita. Jika di dalam pikiran timbul niat buruk, ia akan melenyapkan segala kebajikan. Jika sebersiat niat baik timbul, ia juga dapat menghancurkan segala kejahatan. Jadi, mengembangkan pikiran baik akan dapat menghancurkan keburukan.

Pada aktivitas rutin, saat kita menghadapi orang dan masalah, mungkin saja kita bertemu dengan orang yang berjodoh baik ataupun buruk dengan kita. Jika bertemu dengan orang yang berjodoh buruk, maka tak perlu menunjukkan ekspresi apapun, saat kita bertemu dengannya, kita sudah merasa tidak suka. Ini juga merupakan kerja pikiran kita yang bergejolak mengikuti kondisi luar. Meski kita tidak mengambil tindakan, tetapi di dalam pikiran kita sudah gejolak. Ini yang di sebut gejolak pikiran.

Barangkali dalam satu hari kita melakukan suatu aktivitas atau terpikirkan suatu hal yang telah berlalu. Mungkin juga pikiran kita memikirkan masa depan. Kita mungkin tidak puas pada kondisi masa saat ini.  Dengan demikian, timbul rasa tidak senang dalam pikiran kita. Kebencian mulai bangkit. Dharma yang kita dengar hari ini dan niat baik yang ingin tumbuh menjadi  putus. Kita sendirilah yang memutus akar kebajikan dan jalinan jodoh baik kita sendiri. Jadi, pikiran kita ini harus sungguh-sungguh dijaga.

Bangkitnya niat buruk melenyapkan kebajikan.  Niat baik yang bangkit dapat menghancurkan banyak niat buruk. Jadi, bangkitnya niat baik dapat menghancurkan kejahatan.  Banyak rintangan berasal dari air kegelapan batin dan lumpur nafsu.  Ini membuat batin kita semakin tercemar sehingga mata kebijaksanaan kita terhalang. Jadi, berbagai rintangan pun mulai muncul, bahkan juga merintangi kita untuk memahami perbuatan baik dan buruk di masa lalu, masa kini dan masa depan. “Yang ini baik, saya ingin lakukan.” “Yang ini buruk, harus saya hentikan.” Pikiran membedakan yang baik dan buruk ini terhalang oleh diri sendiri.  Dengan demikian, sulit untuk terbebas dari enam elemen dan segala noda batin. Jadi, kita harus menjaga pikiran dengan baik.

Air kegelapan batin yang bercampur dengan lumpur nafsu dapat membuat batin dipenuhi kotoran sehingga diri sendiri terjerumus dan tak dapat menyelamatkan diri. Karena itu, pikiran harus dijaga dengan baik.

Berikutnya dibahas tantangan rintangan. Rintangan ini muncul dari pikiran diri sendiri. Kita telah merintangi mata kebijaksanaan kita untuk membedakan kebaikan dan keburukan.

Kita mempelajari ajaran Buddha atau kebaikan dengan tujuan untuk bebas dari penderitaan.  Ada orang yang berbuat baik demi terlahir di alam dewa. Alam dewa tentu penuh kelimpahan, kemewahan, dan umur panjang. Inilah berkah alam dewa. Untuk lahir disana, harus mengembangkan berkah. Tanpa adanya berkah, tak bisa terlahir disana. Ingin mendapat berkah kekayaan dan kemuliaan  juga cukup sulit. Tanpa menciptakan berkah, bagaimana bisa terlahir di keluarga berada ? Tanpa mengembangkan berkah, kita sulit terlahir di keluarga berada, apalagi di alam dewa dan di hormati, tentu lebih sulit. Jadi, jangan kita merintangi batin sendiri.

Di alam manusia kita bisa melihat banyak penderitaan dan memiliki banyak kesempatan untuk menciptakan berkah. Di alam manusia, kita dapat menyadari bencana alam dan ulah manusia sehingga berkesempatan untuk meningkatkan kesadaran dan sungguh-sungguh melatih batin. Di alam manusia kita bertemu banyak hal yang mampu membangkitkan niat baik kita dan membangkitkan tekad kita untuk berlatih di jalan kebaikan. Namun, jika merintangi diri sendiri, maka kita tak akan berkesempatan untuk terlahir di alam dewa, terlebih lagi, menikmati ketenangan samadhi di alam rupa atau alam tanpa rupa. Bagaimana mungkin ? Dengan tertutupnya kesempatan ini, maka kita tetap berada di tataran awam dan menderita di lima alam kelahiran kembali. Ini yang disebut noda batin. Noda batin terus tumbuh karena kita merintangi diri sendiri.

Dalam proses pelatihan diri, rintangan kesalahan dan noda batin membuat pikiran manusia tak dapat terpusat. Hanya dengan menyucikan hati sendiri dari pikiran pengganggu, barulah kita dapat memperoleh pencapaian.

Memiliki keyakinan murni terhadap Tiga Permata, pikirannya teguh tidak tergoyahkan; memegang teguh sila tanpa melanggarnya. Ketahuilah bahwa orang seperti ini tidak disebut miskin, melainkan disebut bijaksana. Dengan menghormati Tiga Permata, dia memperoleh kelahiran di alam Dewa dan kebahagiaannya unggul. Karena itu kita harus meneladaninya (Terjemahan Alternatif Samyuktagama)

Jadi, dalam melatih diri, berdana dan sebagainya, kita tidak menunggu   hingga kita banyak memiliki. Jika saat ingin membantu orang, kita harus menunggu saat kita mampu, maka selamanya tak akan ada kesempatan untuk berlatih. Jadi melatih diri harus dimulai dari diri sendiri. Setiap orang harus memiliki keluhuran yang hakiki. Setiap orang memiliki potensi kekuatan batin. Hanya saja, pikiran pengganggu dan delusi  mengaburkan kekuatan batin kita. Jadi saudara sekali, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menjaga pikiran dengan baik. Harap setiap orang selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari  video Sanubari Teduh – Keluhuran Buddha Memenuhi Semesta  (349) https://youtu.be/5DNNSMQ5Rog

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva