Sanubari Teduh – Lima Kecenderungan Tumpul (314)

Video Youtube : https://youtu.be/8Yu-RdPBeBk

Saudara se-Dharma sekalian, pagi-pagi sekali, kita dapat mendengar kicauan burung diluar. Dari sana kita bisa tahu bahwa hari ini cerah. Saat mendongakkan kepala, kita juga bisa melihat bulan. Dikatakan “Bunga fatamorgana dan bayangan rembulan di air semakin dilihat semakin terasa nyata, tetapi ternyata semuanya tidak nyata dan semu. Untuk apa menderita karena terpaku mengejar keinginan sehingga batin galau dan risau serta tak dapat membedakan perbuatan baik dan buruk ? “  Jika kita menatap ke permukaan air, kita mungkin melihat bayangan bulan.  Namun bulan di permukaan air bersifat semu. Jika kita mengusik permukaan air itu, maka bulannya tidak lagi terlihat. Untuk apa kita terlalu serius dalam banyak hal ? kita penuh keinginan dan kemelekatan, baik terhadap kecantikan, harta, benda, nama maupun keuntungan. Kita berhitungan dengan sangat serius untuk memperjuangkan keinginan tersebut. Bukankah ini akan membuat batin kita penuh kerisauan dan kegalauan ? Dengan begitu kita akan sulit untuk membedakan yang benar dan salah. Kita tak tahu yang baik dan buruk. Dengan begitu, kita tak bisa membedakan karma buruk dan berkah.

Demikianlah makhluk hidup. Jadi di dalam teks dikatakan :  Adakalanya membangkitkan noda batin ketamakan akibat keinginan dan kemelekatan, membangkitkan niat mencelakai akibat kebencian dan kemarahan, membangkitkan noda batin tak berkesudahan akibat batin yang risau dan galau. Inilah noda batin.

Jika kita melekat pada lima nafsu keinginan, kita akan terbuai oleh enam objek. Kita semua tahu tentang enam objek, yaitu rupa, suara, aroma, rasa, sentuhan dan objek pikiran. Semua objek ini diingini oleh indra mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran kita.  Kita tamak akan enam objek luar karena adanya enam indra kita yang mengalami kontak dengan kondisi luar. Karena itu kita mengikuti ketamakan ini. Pikiran kita akan terus mengejar kondisi luar.  Saat pikiran kita menyatu dengan kondisi luar, maka sulit untuk tidak tamak. Karena itu, kita terus tamak. Dengan begitu noda batin akan bangkit. Ini disebut kegelapan batin.

Kegelapan batin manusia  sungguh membuat kita seumur hidup mengalami penderitaan tak terkira. Lihatlah, ada orang yang tadinya memiliki nama, kedudukan, talenta, dan dihormati banyak orang, tetapi karena sebersit keinginan dan kemelekatan, batinnya dilanda kekacauan.  Batinnya penuh kerisauan dan kegalauan, sangat kacau. Jadi begitu ketamakan timbul, segalanya menjadi tidak jelas.

Lima Kecenderungan Tumpul, Lima jenis noda batin kronis yang terdiri atas :

1.    Ketamakan

2.    Kebencian

3.    Kebodohan

4.    Kesombongan

5.    Keraguan

Lima indra yang bersentuhan dengan lima objek, ditambah indra dan objek pikiran, memicu ketamakan yang membangkitkan banyak noda batin. Inilah lima kecenderungan tumpul. Tumpul disini berarti kacau. Lima noda batin ini membuat pikiran kita kacau dan mendorong kita untuk melakukan banyak kesalahan. Saudara sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus mengembangkan pengetahuan, pandangan, keyakinan, pikiran dan ucapan benar, serta delapan faktor dari Jalan Mulia. Jadi, setiap saat dalam kontak antara batin dan kondisi luar, setiap orang hendaknya bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Lima Kecenderungan Tumpul (314) https://youtu.be/8Yu-RdPBeBk

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
TV Online :  https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva