Sanubari Teduh – Lima Kediaman Mental – Bagian 2 (122)

 

Video Youtube : https://youtu.be/1W-qVdIyB0o

 

Saudara se-Dharma sekalian, waktu tak hentinya berlalu, segala kondisi dunia yang kita temui setiap hari sungguh mengandung penderitaan. Bencana alam seperti apapun banyak terjadi di dunia. Kembali ke tempat pelatihan diri kita, melihat kondisi sekitar kita, kita sungguh penuh berkah. Kita semua harus menyadari dan menghargai berkah. Di tengah kondisi penuh berkah ini, kita harus terus menciptakan berkah. Berkah dan bencana hanya memiliki perbedaan yang tipis. Dilihat dari bentuk aksara mandarinnya juga hanya berbeda sedikit. Bencana dan berkah ini hanya terletak pada  sebersit pikiran. Jika kita semua dapat mempertahankan hati yang tenang, damai, dan saling mengasihi, akankah bencana akibat ulah manusia terjadi? Jika setiap orang dapat mempertahankan cinta kasih yang murni di dalam hati, bukankah dunia ini akan penuh harmonis dan penuh harapan ? Karena itu, kita harus selalu menjaga niat kita. Demikian pula dalam pelatihan diri, pikiran harus benar-benar dijaga. Jika praktisi tidak sungguh-sungguh menjaga pikiran maka kegelapan batin akan timbul.

 

Kita pernah membahas bahwa sedikit saja kegelapan batin timbul, maka akan sulit untuk dikendalikan, saya sering mengatakan bahwa sebuah aliran udara yang kuat juga bermula dari pusaran kecil yang berputar diatas permukaan laut. Aliran udara ini lama-kelamaan membentuk pusaran angin yang berkekuatan besar yang membuat ombak semakin besar. Sungguh menakutkan. Mulanya angin dan ombak hanya bergejolak sedikit, namun dengan kondisi pendukung di sekeliling dapat menambah kekuatan gejolak itu. Demikian pula denan batin kita. Ada sebuah ungkapan berbunyi Sedikit saja cinta dan keinginan timbul akan membuat lautan penderitaan bergejolak”. Kita hendaknya merenungkan ungkapan yang sederhana ini. Sedikit saja cinta dan keinginan timbul, sedikit saja pikiran kita bergejolak, dapat membawa kesulitan yang sangat besar. Ini juga bermula dari sebersit niat. Segala penderitaan tiada yang buka bermula dari sebersit niat.

 

Terhadap kondisi yang tidak baik, belajarlah untuk melihat tetapi tidak melihat, mendengar tapi tidak mendengar; berlatihlah ahgar hati kita tidak bergejolak saat bertemu dengan kondisi luar. Dengan begitu pikiran tak akan menyimpang.

Kegelapan batin turunan ini bermula dari kegelapan batin akar, ini bagaikan sebatang pohon harus memiliki batang dan tempat untuk tumbuh, barulah dapat mengeluarkan cabang dan ranting. Serta tumbuh dengan rindang. Batin kita bagaikan tanah dan batang pohon. Alangkah baiknya jika kita dapat memutus batang ini dan menghentikan penyerapan air bagi pohon itu. Artinya, jika kita dapat memutus kegelapan batin kita, maka pohon kegelapan batin kita akan kering. Dengan sendirinya ia tidak akan tumbuh kembali dalam kondisi apapun. Pohon itu akan benar-benar mati. Jadi kegelapan batin bagai sebatang pohon. Jika batangnya tumbuh subur. Berarti daya serap pohon itu sangat kuat. Sama halnya, jika kita menggunakan kegelapan batin untuk menyerap segala kondisi luar, maka karma buruk kita akan semakin berat. Karena itu kita harus bersungguh-sungguh.

 

Kegelapan batin muncul karena adanya perpaduan faktor pikiran, tubuh fisik dan materi. Jadi, berbagai jenis noda batin sesungguhnya sangat sederhana hanya masalah dalam menghadapi kondisi luar. Kita hanya mengendalikan satu hal, seperti yang di katakan orang bahwa menangkap pencuri harus menangkap kepalanya. Jika kepala komplotan tertangkap, maka masalah yang lain akan beres. Jadi kita harus memahami hati kita. Kita harus memahami pikiran kita. Kita harus bertanya ke dalam hati. Kita harus sering bertanya ke dalam hati sendiri, apakah hati kita tenang, apakah pikiran kita membuat indra kita terbuai objek luar, apakah pemandangan dan pemahaman kita didasari wawasan belaka ataukah kebijaksanaan. Sesungguhnya, banyak orang mengaku berpengetahuan, tetapi hanya memiliki wawasan semata. Saat mata melihat sesuatu, kita menggangap sudah tahu. Akan tetapi yang terpenting adalah kebijaksanaan. Dengan memiliki kebijaksanaan, kita baru bisa mengamati hakikat sejati.Kita harus mengamati hakikat diri sendiri, dan menyadari bahwa segala sesuatu di alam semesta pada hakekatnya adalah murni.

 

Jadi, yang kini kita bahas adalah Lima Kediaman Mental. Yang kelima adalah keglepan batin. Kegelapan batin yang dimaksud adalah kegelapan batin akar.

Lima Kediaman Mental :

  1. Kediaman Segala Pandangan
  2. Kediaman Nafsu Keinginan
  3. Kediaman Kemelekatan Rupa
  4. Kediaman Kemelekatan Tanpa Rupa
  5. Kediaman Kegelapan Batin

 

Sebelumnya kita membahas Empat Kediaman Mental, di sana telah dibahas mengenai pandangan, pikiran, dan gangguan batin. Pandangan kita, pemahaman kita, pemikiran kita, gangguan dalam batin kita, semua ini termasuk kegelapan batin. Inilah yang dijelaskan dalam Empat Kediaman Mental. Semuanya adalah kegelapan batin turunan. Kediaman Mental kelima baru merupakan kegelapan batin akar. Dalam Empat Kediaman Mental. Yang dimaksud kediaman adalah batin kita. Secara sederhana, Empat Kediaman Mental adalah noda batin yang berkaitan dengan Tiga Alam. Yakni alam Nafsu, Alam Rupa dan Alam Tanpa Rupa.

 

Kita akan membahas yang pertama, yaitu Kediaman Segala Pandangan. Ini berkaitan tentang Tiga Alam. Sesungguhnya, kediaman segala pandangan adalah pemahaman dan pandangan kita. Pandangan dimaksud disini meliputi segala sesuatu di Tiga Alam.  Demikianlah dalam keseharian lingkup pandangan dan pemikiran kita dapat meliputi banyak hal dan mencakup ruang lingkup yang luas. Inilah Kediaman Segala Pandangan.

 

Yang kedua adalah Kediaman Nafsu Keinginan, ini berkaitan dengan Alam Nafsu   atau nafsu dalam batin kita. Sering timbul gangguan dalam  batin kita. Jika dalam batin kita timbul nafsu keinginan maka pikiran kita akan terganggu. Ini karena saat timbul nafsu keinginan, dalam batin kita akan timbul banyak persepsi dan pemikiran. Mengenai persepsi dan pemikiran.

 

Yang ketiga adalah Kediaman Kemelekatan Rupa. Ini adalah gangguan pikiran yand berkaitan dengan Alam Rupa. Yang di maksud Alam Rupa adalah segala sesuatu yang kita lihat. Kita mungkin tak perlu membahas Tiga Alam hingga terlalu jauh. Yang perlu kita pahami adaalah dunia yang di dalam batin kita. Batin kita sudah meliputi segala sesuatu yang terlihat, baik sebutir pasir maupun sedikit debu. Segala sesuatu yang anda lihat.  Juga dapata membuat anda merasakan gangguan sehingga menciptakan karma buruk serta merasakan kerisauan.

 

Yang keempat adalah Kediaman Kemelekatan Tanpa Rupa ini berkaitan dengan Alam Tanpa Rupa. Tadi kita membahas tentang yang dapat kita lihat.  Sekarang kita membahas yang tak dapat dilihat. Akan tetapi yang tak terlihat ini juga dapat membuat batin kita bergejolak. Sering kali, meski kita berada di tempat ini, namun pikiran kita berada ditempat lain. Jelas-jelas kita sudah memiliki sesuatu, namun masih ingin memiliki yang lebih baik dari orang lain. Meski yang dimiliki sudah cukup, masih menginginkan yang lebih baik. Demikianlah noda batin semua makhluk yang tak terbatas. Karena itu kita senantiasa berada di lautan penderitaan tak bertepi. Batin kita terus menerus bergejolak.

 

Jadi Empat Kediaman Mental yang telah kia bahas diawal ditambah kegelapan batin disebut Lima Kediaman Mental. Saudara sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita seharusnya tahu noda batin yang banyak ini berasal dari mana. Semua bersumber dari pikiran. Karena itu sebuah ungkapan berbunyi “ Manusia pada dasarnya tak memiliki keburukan “ Manusia pada dasarnya bebas dari kejahatan, menyatu dengan kebenaran absolut. Semuanya sangatlah murni, kita sendirilah yang mencemari diri. Jadi, manusia pada dasarnya tak memiliki keburukan. Akibat terbiasa dengan pengaruh kondisi luar, barulah keburukan itu muncul.

 

Lingkungan dapat mempengaruhi segalanya. Jika sering berdekatan dengan orang yang penuh semangat, kita akan mengarah pada jalan pelatihan dengan penuh semangat. Jika sering bergaul dengan orang yang malas, kita pasti ikut malas dan mengalami kemunduran. Inilah yang disebut pengaruh kebiasaan.

 

Saudara sekalian, harap semua lebih bersungguh hati. Sungguh-sungguh menjaga pikiran. Mengenai kontak antara indra dan objek luar hendaknya kita pahami dengan jelas dan kita waspadai. Jangan biarkan objek luar membuat batin kita bergejolak. Kita harus memahami cara merawat jiwa kebijaksanaan kita. Harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Lima Kediaman Mental – Bagian 2 (122)

https://youtu.be/1W-qVdIyB0o

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva