Sanubari Teduh – Lima Kekikiran – Bagian 1 (125)
Video Youtube : https://youtu.be/FNMqee1reEg
Saudara se-Dharma sekalian, terlahir dengan penuh berkah, kita harus senantiasa bersyukur. Rasa syukur adalah berkah. Dengan memiliki rasa syukur, kita baru bisa hidup harmonis dengan alam. Jadi, kita harus senantiasa menciptakan berkah. Untuk menciptakan berkah, tentu harus berlapang dada. Jika kita berhati lapang, tentu dapat berpengertian. Orang yang mampu berlapang dada, baru memahami prinsip kebenaran tentang segala sesuatu di alam semesta dan hubungan antarmanusia. Kita dapat memahami semuanya sendiri. Artinya, kebijaksanaan kita secara alami bersentuan dengan segala sesuatu di alam semesta sehingga kita bisa tahu dengan sangat cepat bahwa ini adalah aroma pepohonan, itu adalah aroma tanah, dan sebagainya. Singkat kata, kita dapat membedakan aroma dan segala sesuatu di alam semesta. Ini bergantung pada kelapangan hati kita. Dengan berlapang dada, kita baru mudah berpengertian. Jika tidak, berarti kesadaran kita seakan telah terkunci seluruhnya. Untuk membuka kesadaran ini, kita harus melapangkan hati kita. Untuk melapanngkan hati kita, kita harus belajar dengan metode yang tepat.
Dharma bagaikan air. Apakah di dalam batin kita terdapat noda batin? Selama batin kita memiliki kerisauan karena telah tercemar, maka kita harus membersihkannya dengan air Dharma.
Dengan hati lapang kita dapat berpengertian dan memaklumi orang lain. Dengan demikian, kita baru dapat memahami kebenaran alam semesta dan hubungan antar manusia. Untuk melapangkan hati, dibutuhkan air Dharma yang menyucikan noda dalam batin kita.
Kini kita seharusnya sudah tahu bahwa di dalam batin kita terdapat banyak sekali noda batin. Darimana asal noda batin ini ? Selain yang sudah dibahas sebelumnya, yakni Lima penutup, dan Lima Kediaman Mental, kini kita juga akan membahas Lima Kekikiran. Kekikiran disini berhubungan dengan ketamakan.
Ketidaklapangan hati adalah akibat dari kekikiran. Akibat Kekikiran, segala sesuatu ingin kita kuasai sendiri. Entah benda apapun, semua hanya boleh kita miliki sendiri. Kita tidak senang, jika orang lain memilikinya. Inilah Kekikiran. Sifat yang tidak iklas melepas juga di sebut kikir. Tidak rela berbagi walau hanya sedikit juga di sebut kikir. Inilah kekikiran dan ketamakan.
Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat Lima Kekikiran.
Lima Kekikiran:
- Kikir akan Tempat Tinggal
- Kikir akan Keuntungan
- Kikir akan Pujian
- Kikir akan Materi
- Kikir akan Dharma
Yang pertama kikir akan tempat tinggal, mengenai tempat tinggal, setiap orang hidup di dunia di kolong langit dan diatas bumi. Kita tentu memerlukan ruang kecil. Tempat tinggal kita tidak perlu megah ataupun luas. Sebaliknya kita harus berusaha memperkecil keinginan terhadap materi serta melapangkan hati. Ini baru disebut pelatihan diri. Dalam kehidupan sehari-hari kecilkan nafsu terhadap materi dan lapangkan hati. Ini yang disebut melatih diri. Karena hati yang lapang jauh lebih bermakna daripada rumah yang lapang dan luas.
Kedua adalah kekikiran akan Keuntungan. Mengenai Keuntungan, manusia berharap mendapat lebih banyak dari orang lain. Ini didasari oleh nafsu keinginan di dalam batin, berharap hanya diri sendiri yang mendapat, keuntungan yang lebih banyak. Demikianlah kondisi masyarakat kita. Hati manusia menjadi sempit, tidak bisa terbuka lapang. Ini adalah tabiat buruk kita sebagai makhluk, bukan sifat hakiki manusia.
Hakikat manusia adalah murni. Hakikat sejati ini sama dengan Buddh, hanya saja karena kita semua memiliki tabiat buruk makhluk awam dan selalu diliputi sifat kikir serta tamak. Kita mungkin tamak dan kikir terhadap temapt tinggal, selalu menginginkan yang lebih baik dan lebih luas. Kita juga mungkin tamak dan kikir terhadap keuntungan, selalu ingin memperoleh lebih banyak dibanding orang. Semua ini adalah kekikiran dan ketamakan. Kita hanya ingin terus mendapatkan dan tidak ingin memberi. Ini disebut kekikiran.
Melatih diri sesuai ajaran Buddha berarti harus berlatih untuk mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita dan keseimbangan batin. Setiap hari kita harus bersukacita agar dapat memaklumi banyak hal. Kita harus membuka pintu hati dan melapangkan hati. Hati kitalah yang harus lapang. Bukan benda yang di luar harus besar. Jadi harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Lima Kekikiran – Bagian 1 (125)
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva