Sanubari Teduh – Lima Kekikiran – Bagian 2 (126 )
Video Youtube : https://youtu.be/ATpxDSy43dA
Saudara se-Dharma sekalian, alam semesta ini sangat luas. Lahan batin lebih luas tak terbatas. Mengenai hati, bukankah sering kita katakan, “ Lapangkan hati hingga seluas jagat raya” Benar. Hati kita harus sangat terbuka. Tidak ada sesuatu apapun yang dapat merintangi batin kita. Hati yang lapang bisa menoleransi segalanya. Jadi mempelajari ajaran Buddha berarti belajar bagaimana melapangkan hati kita. Agar dapat memaklumi segala sesuatu. Inilah ketrampilan yang harus kita latih.
Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat Lima Kekikiran.
Lima Kekikiran:
- Kikir akan Tempat Tinggal
- Kikir akan Keuntungan
- Kikir akan Pujian
- Kikir akan Materi
- Kikir akan Dharma
Kita pernah membahas bahwa batin kita memiliki lima jenis kekikiran. Sifat kikir berarti tidak rela melepas dan tidak bersedia untuk berbagi dengan oraang lain. Semua mau dikuasai sendiri. Ini yang disebut kikir. Diantaranya ada kekikiran tempat tinggal, selalu menginginkan tempat tinggal lebih besar dari orang lain. “Dalam daerah kekuasaan saya, tak aakan saya biarkan orang lain. “ Bukan hanya itu, bahkan tidak bersedia makan semeja dengan orang lain, terutama orang yang tidak disukai. Bahkan saat berbarispun tidak ingin berada satu barisan dengannya. Banyak orang seperti ini. Pertama, mereka ingin menguasai segalanya. Kedua, mereka berharap orang yang tak mereka sukai, tidak berada dekat dengan diri mereka. Inilah hati yang sempit dan kikir. Inilah kekikiran dari segi tempat.
Kedua kekikiran akan keuntungan. Tidak rela berbagi sesuatu yang di sukai dengan orang lain, tidak ingin sama-sama untung dengan orang lain, selalu ingin menguasai sendiri semuanya sendiri, inilah kekikiran akan keuntungan.
Ketiga adalah kekikiran akan pujian. Selalu menjadikan diri sendiri menjadi tolak ukur, berharap orang lain memuji dirinya. Tak ingin orang lain mendapat pujian, inilah kekikiran akan pujian. Dalam kumpulan kata perenungan Jing Si ada satu kalimat berbunyi “ Memuji orang lain, berarti memperindah diri sendiri “ Artinya memuji orang juga merupakan sikap terpuji. Kita harus senantiasa bertutur kata yang baik. Pujilah orang lain, jangan hanya menggangap pujian hanya layak kita dapatkan sendiri, mengganggap diri sendiri yang pantas dipuji, sedangkan orang lain tidak. Jika bersikap demikian kita akan menderita.
Keempat adalah kekikiran akan materi. Semua orang menginginkan kekayaan materi, lebih banyak di rasa lebih baik. Akan tetapi, dapat menghasilkan uang, apakah berarti dapat bijak menggunakannya ?. Harta kekayaan yang di miliki, apakah bisa dimanfaatkan di dunia ini dengan baik ? Ini bergantung dengan kebijaksanaan kita. Karena itu kita harus mawas diri. Tidak rela berdana dan tidak suka melihat orang lain berdana. Inilah kekikiran akan materi.
Kelima adalah kekikiran akan Dharma. Ini berarti setelah memahami ajaran Buddha, kita harus sungguh-sungguh mempraktekkannya. Ajaran yang baik harus kita wariskan agar setiap orang berkesempatan mendengarnya. Selain itu bukan hanya mendengarnya. Namun mempraktekkannya secara nyata. Jadi jangan hanya menggangap hanya boleh kita ketahui sendiri. Ajaran kebenaran yang baik bukan diperuntukkan bagi kita seorang. Ajaran baik, jika hanya diketahui kita seorang maka akan ada banyak orang yang tidak memahami kebenaran. Orang yang tidak memahami kebenaran akan menciptakan banyak karma buruk. Karena itu dikatakan bahwa manusia dapat membabaran kebenaran, bukan sebaliknya. Terhadap ajaran yang baik setiap orang wajib menyebarkannya agar dapat diketahui semua orang. Jadi janganlah kikir akan ajaran Buddha. Jangan berpikir, cukup saya saja yang tahu, cukup saya yang bisa menjelaskan orang lain tidak perlu diberitahu” Tidak boleh. Berharap hanya diri sendiri yang dapat mendengar ajaran Buddha, lalu menutupi dan tidak menyebarkannya kepada orang lain. Inilah kekikiran akan Dharma.
Jadi mengenai Lima Kekikiran ini, kita semua jangan sampai memilikinya. Kekikiran dan ketamakan janganlah di tanam ke dalam hati. Kita harus membuka pintu hati, janganlah memiliki sifat tamak dan kikir. Sifat kikir dan tamak tidaklah benar. Kita harus melapangkan hati kita hingga seluas alam semesta. Dengan begitu barulah dunia ini dapat bebas dari bencana. Baiklah, harap kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh — Lima Kekikiran – Bagian 2 (126 )
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva