Sanubari Teduh – Lima Kondisi Pikiran – Bagian 2 (131)
Sanubari Teduh – Lima Kondisi Pikiran – Bagian 2 (131)
Video Youtube : https://youtu.be/6GXsf3FRwdg
Saudara se-Dharma sekalian, kondisi yang damai membuat hati damai dan bahagia. Kondisi batin ini juga sangat indah. Setiap hari kita membahas tentang pikiran. Kita kembali mengingat Lima Kondisi Pikiran.
Lima Kondisi Pikiran :
- Pikiran Spontan
- Pencarian
- Penetapan
- Pikiran Ternoda dan murni
- Keberlanjutan seimbang
Semua ini tak lepas dari keseharian kita. Saat bersentuhan dengan kondisi luar, segalanya tidak lepas dari pikiran. Karena itu ada ungkapan berbunyi “ Pikiran bereaksi terhadap kondisi” Saat tiba-tiba bertemu satu kondisi, reaksi ketika kita belum sempat berakhir disebut pikiran spontan. Setelah mendalami lebih lanjut kita harus memahami hal tersebut benar atau salah. Untuk itu kita harus segera melakukan penyelidikan dan pencarian. Setelah memahami dengan jelas dan tahu bahwa hal itu benar, kita harus mengambil keputusan untuk bertindak. Sebuah ungkapan berbunyi “ Genggamlah waktu saat ini “ Berhubung itu adalah hal baik, maka kita harus memanfaatkan waktu untuk segera melakukannya. Jika hanya memutuskan, tetapi tak melaksanakan, maka tak ada gunanya. Berhubung itu adalah hal baik, selain melakukannya sekali, kita harus mempertahankan niat ini. Untuk melakukan hal baik, dibutuhkan keteguhan hati. Inilah pemutusan atau penetapan.
Sebagai makhluk awam, batin kita terus bergejolak, tak bisa membedakan dan buruk dengan jelas. Berikutnya yang keempat adalah pikiran ternoda dan murni. Ternoda berarti jelas-jelas tahu yang benar dan yang salah, tetapi malah tidak dapat melakukan yang benar. Sesuatu yang baik harus dipertahankan. Adakalanya mudah untuk bertekad. Namun sulit untuk mempertahankannya. Meski sudah tahu jelas hal itu benar, tetapi untuk memilih terus mempertahankan perbuatan baik itu agar terus berlanjut, tidaklah semudah itu, karena pikiran kita ada dua sisi; murni dan ternoda. Sebagian orang berbuat baik untuk mencari pahala. Adapula orang yang berbuat baik untuk menghindari malapetaka. Niat seperti ini disebut pikiran yang ternoda. Ada orang yang berbuat baik agar memperoleh nama baik. Semua ini adalah pikiran yang ternoda. Sedangkan murni berarti bersih. Bersumbangsih tanpa pamrih, inilah wujud pikiran yang murni. Orang seperti ini menggangap bersumbangsih adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan. Jika dapat mempertahankan niat ini, maka inilah pikiran yang murni. Akan tetapi bagi makhluk awam, untuk senantiasa memiliki pikiran tak ternoda, sungguh sulit. Karena itu kita harus berusaha menjaga pikiran dengan baik.
Saat kondisi muncul, meski sudah tahu jelas suaru hal adalah benar, tetapi tidak mempertahankannya, dan pikiran mala bergejolak. Inilah yang disebut pikiran yang ternoda.
Saat Jalinan jodoh baik tiba, manusia dengan sendirinya, akan berkesempatan untuk dibimbing. Jika buah karma buruk belum habis noda batin akan terus merintangi pelatihan diri kita.
Perbuatan baik ataupun buruk dilakukan oleh diri sendiri. Dengan memahami baik dan buruk dan banyak menciptakan berkah barulah dapat berjodoh dengan jalan kebenaran.
Dalam kehidupan sehari-hari, jodoh baik dan buruk senantiasa mengelilingi kita. Kita harus memilahnya dengan hati-hati. Teladanilah sisi baik orang lain, ambilah pelajaran dari sisi buruknya. Dengan begitu kita tak akan tercemar.
Berikutnya adalah keberkelanjutan seimbang. Inilah yang kelima. Ini merujuk pada batin yang seimbang. Pikiran terus mengalir dan terus berlanjut, kita harus dapat menganalisis dengan batin yang seimbang. Janganlah kita membeda-bedakan terhadap siapapun. Kita harus tahu bahwa jika ajaran baik dapat kita pertahankan, ia akan bermanfaat bagi pemurnian batin kita. Aliran jernih akan terus kita terima dan ia akan terus menyucikan batin kita. Inilah yang di sebut aliran jernih pemurni karma yang akan menyucikan batin kita. Yang baik harus kita lanjutkan. Niat baik harus selalu ada dalam pikiran kita. Mengenai kejahatan, sebagai makhluk awam jika tidak dapat bertemu ajaran yang baik maka ia akan terjeremus dalam kejahatan. Jika demikian, maka setiap niat dalam pikirannya akan sulit dibayangkan.
Berlanjutnya suatu keadaan batin yang seimbang tanpa membeda-bedakan di sebut keberlanjutan seimbang.
Saudara sekalian, belajar ajaran Buddha tak lepas dari pikiran. Sebagai manusia, dalam keseharian kita juga tak lepas dari pikiran. Jika memiliki pikiran yang baik, maka tindakan kita juga akan baik. Dengan memiliki pikiran dan tindakan yang baik, berarti kita menanam berkah. Jika memiliki pikiran yang buruk, kita akan bertindak yang buruk. Tindakan buruk akan menciptakan Karma buruk yang akan berbuah terus menerus dan harus kita terima sendiri. Karena itu kita harus senantiasa menjaga pikiran dengan baik. Jalinan jodoh baik sulit diperoleh. Saat memperoleh jalinan jodoh baik, kita harus menggengamnya. Selain menggenggam waktu yang ada saat ini, kita juga harus mempertahakan kebaikan ini. Setelah membangun tekad yang baik, kita harus terus mempertahankannya. Ini disebut aliran jernih yang terus mengalir. Jadi harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Lima Kondisi Pikiran – Bagian 2 (131)
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva
Saudara se-Dharma sekalian, kondisi yang damai membuat hati damai dan bahagia. Kondisi batin ini juga sangat indah. Setiap hari kita membahas tentang pikiran. Kita kembali mengingat Lima Kondisi Pikiran.
Lima Kondisi Pikiran :
- Pikiran Spontan
- Pencarian
- Penetapan
- Pikiran Ternoda dan murni
- Keberlanjutan seimbang
Semua ini tak lepas dari keseharian kita. Saat bersentuhan dengan kondisi luar, segalanya tidak lepas dari pikiran. Karena itu ada ungkapan berbunyi “ Pikiran bereaksi terhadap kondisi” Saat tiba-tiba bertemu satu kondisi, reaksi ketika kita belum sempat berakhir disebut pikiran spontan. Setelah mendalami lebih lanjut kita harus memahami hal tersebut benar atau salah. Untuk itu kita harus segera melakukan penyelidikan dan pencarian. Setelah memahami dengan jelas dan tahu bahwa hal itu benar, kita harus mengambil keputusan untuk bertindak. Sebuah ungkapan berbunyi “ Genggamlah waktu saat ini “ Berhubung itu adalah hal baik, maka kita harus memanfaatkan waktu untuk segera melakukannya. Jika hanya memutuskan, tetapi tak melaksanakan, maka tak ada gunanya. Berhubung itu adalah hal baik, selain melakukannya sekali, kita harus mempertahankan niat ini. Untuk melakukan hal baik, dibutuhkan keteguhan hati. Inilah pemutusan atau penetapan.
Sebagai makhluk awam, batin kita terus bergejolak, tak bisa membedakan dan buruk dengan jelas. Berikutnya yang keempat adalah pikiran ternoda dan murni. Ternoda berarti jelas-jelas tahu yang benar dan yang salah, tetapi malah tidak dapat melakukan yang benar. Sesuatu yang baik harus dipertahankan. Adakalanya mudah untuk bertekad. Namun sulit untuk mempertahankannya. Meski sudah tahu jelas hal itu benar, tetapi untuk memilih terus mempertahankan perbuatan baik itu agar terus berlanjut, tidaklah semudah itu, karena pikiran kita ada dua sisi; murni dan ternoda. Sebagian orang berbuat baik untuk mencari pahala. Adapula orang yang berbuat baik untuk menghindari malapetaka. Niat seperti ini disebut pikiran yang ternoda. Ada orang yang berbuat baik agar memperoleh nama baik. Semua ini adalah pikiran yang ternoda. Sedangkan murni berarti bersih. Bersumbangsih tanpa pamrih, inilah wujud pikiran yang murni. Orang seperti ini menggangap bersumbangsih adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan. Jika dapat mempertahankan niat ini, maka inilah pikiran yang murni. Akan tetapi bagi makhluk awam, untuk senantiasa memiliki pikiran tak ternoda, sungguh sulit. Karena itu kita harus berusaha menjaga pikiran dengan baik.
Saat kondisi muncul, meski sudah tahu jelas suaru hal adalah benar, tetapi tidak mempertahankannya, dan pikiran mala bergejolak. Inilah yang disebut pikiran yang ternoda.
Saat Jalinan jodoh baik tiba, manusia dengan sendirinya, akan berkesempatan untuk dibimbing. Jika buah karma buruk belum habis noda batin akan terus merintangi pelatihan diri kita.
Perbuatan baik ataupun buruk dilakukan oleh diri sendiri. Dengan memahami baik dan buruk dan banyak menciptakan berkah barulah dapat berjodoh dengan jalan kebenaran.
Dalam kehidupan sehari-hari, jodoh baik dan buruk senantiasa mengelilingi kita. Kita harus memilahnya dengan hati-hati. Teladanilah sisi baik orang lain, ambilah pelajaran dari sisi buruknya. Dengan begitu kita tak akan tercemar.
Berikutnya adalah keberkelanjutan seimbang. Inilah yang kelima. Ini merujuk pada batin yang seimbang. Pikiran terus mengalir dan terus berlanjut, kita harus dapat menganalisis dengan batin yang seimbang. Janganlah kita membeda-bedakan terhadap siapapun. Kita harus tahu bahwa jika ajaran baik dapat kita pertahankan, ia akan bermanfaat bagi pemurnian batin kita. Aliran jernih akan terus kita terima dan ia akan terus menyucikan batin kita. Inilah yang di sebut aliran jernih pemurni karma yang akan menyucikan batin kita. Yang baik harus kita lanjutkan. Niat baik harus selalu ada dalam pikiran kita. Mengenai kejahatan, sebagai makhluk awam jika tidak dapat bertemu ajaran yang baik maka ia akan terjeremus dalam kejahatan. Jika demikian, maka setiap niat dalam pikirannya akan sulit dibayangkan.
Berlanjutnya suatu keadaan batin yang seimbang tanpa membeda-bedakan di sebut keberlanjutan seimbang.
Saudara sekalian, belajar ajaran Buddha tak lepas dari pikiran. Sebagai manusia, dalam keseharian kita juga tak lepas dari pikiran. Jika memiliki pikiran yang baik, maka tindakan kita juga akan baik. Dengan memiliki pikiran dan tindakan yang baik, berarti kita menanam berkah. Jika memiliki pikiran yang buruk, kita akan bertindak yang buruk. Tindakan buruk akan menciptakan Karma buruk yang akan berbuah terus menerus dan harus kita terima sendiri. Karena itu kita harus senantiasa menjaga pikiran dengan baik. Jalinan jodoh baik sulit diperoleh. Saat memperoleh jalinan jodoh baik, kita harus menggengamnya. Selain menggenggam waktu yang ada saat ini, kita juga harus mempertahakan kebaikan ini. Setelah membangun tekad yang baik, kita harus terus mempertahankannya. Ini disebut aliran jernih yang terus mengalir. Jadi harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Lima Kondisi Pikiran – Bagian 2 (131)
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva