Sanubari Teduh – Kecemerlangan Cahaya Batin (353)
Video Youtube : https://youtu.be/rSqOYpn8MAo
Saudara se-Dharma sekalian, perpaduan sebab dan kondisi saat ini, membuat pikiran kita bergejolak dan mendorong kita meelakukan tindakan.
Kita sering membahas sebab akibat, dari setiap tindak tanduk tubuh. Kita dapat menciptakan sebab dan kondisi. Segala kondisi yang terjadi di dunia atau segala yang dilakukan oleh orang dalam hidup juga dapat menjadi sebab dan kondisi yang menginspirasi batin kita. Ini disebut pengamatan pada sebab dan kondisi. Seperti yang saya katakan sebelumnya, kita harus sungguh-sungguh memahami bahwa segalanya timbul karena adanya sebab dan kondisi. Juga lenyap karena adanya sebab dan kondisi.
Dengan begitu, kita tidak akan dipenuhi kemelekatan dan rintangan. Jika kita merintangi diri sendiri dan merintangi orang lain, maka kita akan menciptakan banyak noda batin. Kita ingin mendalami ajaran Buddha. Setiap hari kita berbicara tentang istilah Buddhisme. Setiap orang berharap dapat memahami metode apa yang harus digunakan pada saat noda batin bangkit. Saya sudah menjelaskan metode-metodenya, tetapiapakah kalian sudah menerimanya dan mempraltikannya dalam kehidupan keseharian ? Jika tidak, berarti kita masih terus merintangi batin sendiri.
Penggalan teks ini memberitahu kita bahwa jika noda batin tidak kita lenyapkan, maka ia akan merintangi kita.
Membangkitkan noda batin yang merintangi pelatihan 37 Faktor Pencerahan, seperti landasan perenungan usaha benar, akar, kekuatan, landasan kekuatan batin; membangkitkan noda batin yang merintangi pelatihan berwujud Delapan Ruas Jalan Mulia: membangkitkan noda batin yang merintangi pelatihan tidak berwujud tujuh faktor pencerahan.
Jika digabungkan semuanya, metode ini disebut 37 Faktor Pendukung Pencapaian pencerahan. Perenungan adalah empat landasan Perenungan. Usaha benar adalah Empat Usaha Benar. Kekuatan batin adalah 4 landasan Kekuatan Batin. Akar dan kekuatan adalah 5 akar dan 5 kekuatan. Jika kita dapat bersungguh hati untuk memahaminya, maka kita banyak melenyapkan noda batin dan memahami banyak kebenaran. Jika kita merintangi diri sendiri, maka noda batin akan tetap ada dan kita tidak dapat memahami kebenaran. Jika Delapan Ruas Jalan Mulia terintangi, maka pola pikir kita akan menyimpang. Tak akan ada pengetahuan dan pandangan benar. Karena itu kita jangan merintanginya. Kita harus memiliki pengetahuan dan pandangan benar. Jika pengetahuan dan pandangan benar terintangi, maka kita akan sangat mudah tersesat. Ini semua merupakan noda batin.
Delapan Ruas Jalan Mulia :
- Pandangan Benar
- Pikiran Benar
- Ucapan Benar
- Perbuatan Benar
- Penghidupan Benar
- Usaha Benar
- Perhatian Benar
- Konsentrasi Benar
Begitupulah dengan tujuh Faktor Pencerahan Bagaimana kita memilih ajaran benar, dan menstabilkan pikiran kita ? Bagaimana kita dapat tekun dan bersemangat ? Pola pikir dan pilihan yang benar, semuanya ada di dalam Tujuh Faktor Pencerahan.
Tujuh Faktor Pencerahan :
- Faktor Penilikan Ajaran
- Faktor Semangat
- Faktor Sukacita
- Faktor Pelenyapan
- Faktor Keseimbangan Batin
- Faktor Kosentrasi
- Faktor Perhatian
Delapan Ruas Jalan Mulia disebut sebgai”berwujud” karena ia terlihat jelas, apa yang disebut pandangan benar ? Orang dapat melihar pikiran kita sangat tepat dan tidak menyimpang. Semua ini terlihat jelas dan disebut sebagai “berwujud”. Jika kita memiliki pandangan yang tidak tepat dan pola pikir menyimpang, maka orang-orang juga dapat melihatnya. Wujud adalah sesuatu yang terlihat jelas. Tak Peduli benar dan salah, orang dapat melihatnya dengan jelas. Saat orang memiliki pandangan yang tidak tepat, kita juga dapat melihatanya. Yang terlihat di dalam Delapan Ruas Jalan Mulia ini adalah prilaku kita. Kita terlihat sedang menapaki jalan ini. Inilah yang disebut “berwujud”. Tujuh Faktor Pencerahan adalah “tidak berwujud”, Ia hanya ada di dalam pikiran kita. Daam menentukan sebuah pilihan, itu tergantung pada diri sendiri. Setelah mentukan pilihan, kita harus mempraktikannya secara nyata agar dapat terwujud. Jadi jika tidak tekun dan bersemangat, maka kita akan dapat sungguh-sungguh memperoleh kebenaran. Singkat kata, tak berwujud berarti masih ada di dalam pikiran kita dan belum terlihat secara nyata. “Wujud” berarti segala tindakan dan ucapan kita yang telah diketahui orang-orang. Ia terlihat lebih jelas.
Faktor pencerahan adalah yang belum matang dan belum berwujud. Pikiran di dalam hati kita di sebut noda batin yang tak berwujud. Inilah 37 Faktor pencerahan. Jika 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan ini terintangi, maka kita akan melakukan banyak hal yang penuh kebodohan. Kita akan berjalan menyimpang dan berbuat keliru. Karena itu, dalam melatih diri 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan ini sangat penting. Setiap orang harus sangat memperhatikannya. Jangan membiarkan noda batin merintangi kita berlatih.
Saudara sekalian,hukum sebab akibat akan terus berlanjut. Asalkan kita dapat menyalakan pelita untuk menerangi batin kita, maka batin kita dengan sendirinya akan senantiasa cemerlang. Dengan demikian, pengetahuan tanpa celah atau kebijaksanaan tanpa celah akan terus memancar. Jadi, jangan kita merintagi diri sendiri. Mempelajari Dharma berarti belajara membuka hati sehingga dapat memahami kebenaran. Jika batin kita penuh noda dan nafsu, maka rintangan akan muncul. Di dalam mempelajari kebenaran ajaran Buddha, harap kita selalu membuka hati. Untuk memahami kebenaran, kita harus selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Kecemerlangan Cahaya Batin (353) https://youtu.be/rSqOYpn8MAo
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva