Sanubari Teduh – Bersikap Pengertian Menghadapi Segala Kondisi (357)
Video Youtube : https://youtu.be/49PNVIA7dsQ
Saudara se-Dharma sekalian, apakah kita senantiasa berintrospeksitentang tabiat buruk kita ? Saya sering berkata bahwa kita harus menjaga pikiran dengan baik. Selain menjaga pikiran dengan baik, apakah masih ada cara lain bagi kita untuk melatih diri ? Pelatihan diri tak terlepas dari tabiat kita. Jadi bagaimana cara kita mengubah tabiat buruk dan membina tabiat baik ? Untuk itu, kita harus senantiasa menginstrospeksi diri dan mengamati tabiat sendiri.
Bertambah dan berkurangnya benih serta kondisi baik dan buruk, secara jelas terpilah dan masuk ke dalam kesadaran gudang ; baik ataupun buruk, diri sendiri yang berbuat dan menerima akibatnya.
Artinya, kita harus senantiasa meninstrospeksi diri dan membina tabiat baik. Kita hendaknya tahu bahwa setiap tindakan dan niat yang timbul mengandung benih baik dan buruk. Segala sesuatu terjadi karena perpaduan sebab dan kondisi. Sebab dan kondisi timbul dari pikiran kita yang bergejolak. Pikiran yang bergejolak bersumber dari tabiat kita. Saat bertemu dengan jalinan jodoh buruk, jika kita tidak mengendalikan tabiat dengan baik, maka tindakan yang kita lakukan akan sangat cepat membentuk jalinan jodoh buruk dengan orang lain. Ini akan menghasilkan rasa dendam dan benci di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, benih serta kondisi baik dan buruk terus bertambah sekaligus berkurang. Berkurang bukan berarti lenyap. Ia masih tetap ada. Hanya saja, saat kejahatan bertambah, maka kebajiakan akan lebih sedikit. Sedikit juga bukan berarti lenyap, tetapi karena kejahatan telah bertambah. Saat kebajikan bertambah, tetapi kejahatan akan lebh sedikit. Artinya, jika kita terus membina kebajikan, maka tidak akan ada kejahatan; Jika ada kejahatan maka tidak akan ada kebajikan.
Kita sering mendengar orang berkata, “saya hanya bertemperamen buruk, sesungguhnya hati saya sangat baik.” Dapat kita bayangkan, bagaimana kesan yang di tinggalkan oleh orang yang bertemperamen buruk saat berinteraksi dengan orang lain. Meski berhati baik, tetapi Anda telah menambah kesan buruk, di dalam hati orang, inilah jalinan jodoh buruk. Meski hati kita tidak jahat, tetapi kita tidak mengungkapkannya. Meski berhati baik dan selalu berpikir dari posisi orang lain, tetapi kita tidak pandai mengungkapkannya. Segala yang kita ungkapkan meninggalkan kesan tidak baik bagi orang lain. Selain tidak mengungkapkan sisi bajik dari diri kita, kita juga terus menambah jalinan jodoh buruk dengan orang lain. Jadi, bertambah atau berkurangnya benih serta kondisi baik dan buruk, secara jelas terpilah dan masuk dalam kesadaran gudang. Kebajikan akan di simpan dalam sisi yang baik, sedangkan jalinan jodoh buruk dan benih buruk akan di simpan di sisi yang buruk. Kebajikan dan kejahatan terpilah dengan jelas dan tersimpan di dalam gudang.
Setiap orang memiliki sebuah gudang yang sangat besar. Gudang itu adalah gudang kesadaran kedelapan. Gudang kesadaran itu bagaikan gudang tempat menyimpan segala hasil panen kita. Ada gudang padi ada gudang gandum. Saat memanen gandum, kita akan menyimpannya di dalam gudang gandum. Saat memanen padi, kita akan menyimpannya di lumbung padi. Gudang kesadaran kita juga menyimpan segala sesuatu dengan jelas sesuai dengan jenisnya. Apapun yang kita lakukan, semuanya akan tersimpan ke dalam gudang kesadaran. Karena itu, disebut. “ Kondisi baik dan buruk terpilah dengan jelas; diri sendiri yang berbuat dan menerima akibatnya. “ Bukankah ini diajarkan dalam Sutra ? Jadi, tak peduli baik maupun buruk, kita menerima konsekuensi dari perbuatan sendiri.
Saudara sekalian, melatih diri sesungguhnya sangat sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa menjaga pikiran dan merenungkan tabiat kita. Saat melihat orang tidak baik, kita menilik kembali diri sendiri. Bagaimana dengan tabiat kita ? kita hendaknya senatiasa bercermin. Buddha mengajarkan kepada kita bahwa niat dapat timbul dalam sekejap. Apapun niat yang timbul, kita harus berintrospeksi. Jika dalam keseharian, kita dapat senantiasa mengingatkan diri dan menginstospeksi diri, maka tidak akan begitu banyak hal yang merintagi pelatihan diri kita.
Selalu menunaikan kewajiban, menjalankan yang seharusnya di jalankan, tidak timbul rasa benci ataupun dengki saat tertindas, serta mampu berlapang dada dan berpengertian terhadap orang lain, barulah pelatihan yang sesungguhnya.
Karena itu kita harus membangkitkan ketulusan terhadap Buddha dan Bodhisattva serta bertobat atas kesalahan di masa lalu. Mulai sekarang, kita harus bertekad untuk melenyapkan segala rintangan yang menhalangi kita untuk melatih diri dan menyelami Dharma. Kita harus mempraktikkan ajaran baik unuk melenyapkan segala rintangan batin. Mulai hari ini kita harus bertekad untuk melenyapkan rintangan batin. Saudara sekalian, kita harus sentiasa bersungguh hati,senantiasa menginstrospeksi diri, dan merenungkan tabiat kita. Baik atau buruknya perbuatan kita, semuanya akan menjadi benih yang tersimpan di dalam kesadaran kita dan akan kita tuai buahnya sendiri. Bersikap baik terhadap orang lain dapat mendukung pelatihan diri kita. Harap setiap orang senantiasa bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Bersikap Pengertian Menghadapi Segala Kondisi (357) https://youtu.be/49PNVIA7dsQ
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva