Sanubari Teduh – Lima Pandangan – Bagian 2 (128)

 

Video Youtube : https://youtu.be/0WUmfnaOtg4

 

Adakalanya menciptaka segala karma buruk akibat Lima Pandangan

Lima Pandangan:

  1. Pandangan Tentang Diri
  2. Pandangan Ekstrem
  3. Pandangan Salah
  4. Pandangan Kemelekatan terhadap Pandangan Pribadi
  5. Pandangan Kemelekatan terhadap Sila dan Larangan

 

Saudara se-Dharma sekalian, batin berkaitan dengan pandangan dan pemahaman kita. Orang awamseing bertanya “ Apa yang anda sedang pikirkan dalam hati ? “ Aktivitas berpikir seperti ini adalah suatu reaksi batin berupa persepsi terhadap kondisi luar yang terekam dalam pikiran kita. Inilah yang disebut berpikir. Mengenai berpikir, apa yang sedang anda pikirkan?. Bagaimana kondisi batin kita saat ini ?. Demikianlah kita harus sering bertanya di dalam diri kemana pikiran kita mengembara. Jika pikiran kita terpengaruh suatu kondisi, maka pemahaman dan pandangan kita juga akan terpengaruh oleh kondisi itu. Oleh karena itu, kadang orang berkata. “Pemahamanmu sudah menyimpang “ Benar, pemahaman bisa menyimpang. Baik pemahaman dan pandangan maupun persepsi tentang apa yang kita pikirkan, semuanya tidak tidak terlepas pikiran.

 

Kita pernah membahas pemahaman tentang diri yang berarti kemelekatan pada Lima Agregat. “Lima Agregat bersifat kosong” apakah sesungguhnya Lima Agregat itu,  yaitu Rupa, Perasaan, Persepsi, Dorongan Pikiran, Kesadaran, Inilah Lima Agregat. Jadi Kondisi luar terus mengalami kontak dengan batin kita. Karena itu, pemikiran kita dapat terpengaruh. Pemahaman kita juga dapat terpengaruh. Semua ini tidak lain hanya merupakan perpaduan semu dari Lima Agregat. Jika dianalisis satu  demi satu, sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang berdiri sendiri di dunia, semua merupakan perpaduan semu berbagai unsur.

 

Lima Pandangan yang kita bahas juga di sebut Lima Pandangan Beracun. Pandangan Ekstrem termasuk dalam salah satunya. Pandangan Ekstrem yang di maksud adalah ekstrem eternalisme dan ekstrem nihilisme. Ada orang yang beranggapan setelah orang meninggal dunia pasti terlahir lagi sebagai manusia. Adapula yang beranggapan tiada yang disebut hukum sebab akibat. Menurut mereka setelah meninggal, manusia sama seperti pelita yang apinya padam tanpa begitu saja. Demikianlah dua pandangan ekstrem, dan semuanya tidaklah benar. Ada orang yang berkata bahwa kita harus berusaha bervegetaris dan menghargai nyawa yang dimiliki semua makhluk. Adapula yang mengatakan bahwa hewan memang dilahirkan untuk  di makan manusia. Sesungguhnya kita terus terombang-ambing dalam enam alam kehidupan. Benih karma apa yang kita tanam itulah buah yang akan kita tuai.

 

Perasaan menderita bukan disebabkan oleh orang lain, melainkan berasal dari diri sendiri. Jika manusia melekat pada Lima Agregat maka saat terpengaruh kondisi luar, merasa sangat menderita.

 

Akibat pikiran yang kacau dan sesat, semua makhluk menciptakan karma buruk sehingga kehilangan kebahagiaan. Mempelajari ajaran Buddha berarti membantu sesama makhluk untuk tidak melakukan pelanggaran serta mempertahankan kebahagiaan.

 

Jika pikiran sesat dan prilaku tidak lurus, maka segala yang dilakukan akan penuh kesalahan dan membawa derita penyesalan.

Jika pikiran dan prilaku lurus, maka segala ynag dilakukan tidak akan menyalahi hati nurani, kebahagiaanpun dapat dipertahankan.

 

Menyangkal Hukum sebab akibat, merusak segala kebajikan, memiliki pemikiran yang sesat. Inilah yang disebut Pandangan Salah.

Belajar ajaran Buddha  berarti belajar mengamati saat menghadapi orang, kondisi, suara atau rupa  dalam keseharian, pikiran apa yang timbul dalam batin kita kita harus senantiasa ingat semua ini. Jika saat tubuh dan pikiran bersentuhan dengan kondisi luar kita tetap dapat menjaga prilaku kita, maka kita tidak akan menyimpang akibat pandangan tentang diri. Kita harus berjalan di Jalan Tengah.

Buddha mengajarkan kepada kita untuk tidak melekat pada kekekalan dan tidak melekat pada nihilisme. Kita harus memahami hukum sebab akibat. Ini yang harus kita miliki dalam pelatihan diri. Jika tidak berjalan di Jalan Tengah, kita akan mengalami banyak halangan atau menjadi condong ke salah satu sisi. Ini juga merupakan penghalang, membuat kita tidak dapat terus maju. Jadi, dalam melatih diri kita tidak boleh berpandangan ekstrem. Jadi, kita harus lebih waspada terhadap pandangan salah. Tadi kita sudah membahas tentang pandangan salah ini. Yang benar bisa dianggap salah. Ini sanggat menakutkan. Pandangan tentang hukum sebab akibat jelas sangfat bagi praktisi, juga merupakan faktor penting dalam membangun akhlak dan prilaku baik. Jika orang mengabaikan hukum karma dan tidak takut terhadap apapun daia akan melakukan kesalahan apa saja. Jadi, terhadap pandangan salah ini kita juga harus sangat waspada. Saudara sekalian, semoga kita semua senantiasa  paham dengan jelas pandangan dan pergerakan pikiran kita setiap saat. Untuk itu harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Lima Pandangan – Bagian 2 (128)

https://youtu.be/0WUmfnaOtg4

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva