Sanubari Teduh – Lima Pandangan – Bagian 3 (129 )

 

Video Youtube : https://youtu.be/3l7DOVteYzQ

 

Saudara se-Dharma sekalian, kita mempelajari ajaran Buddha bagaikan orang yang sedang berjalan. Dalam berjalan sungguh harus taat aturan. Jika berjalan lurus tanpa menyimpang, maka jalan kita akan terasa lapang. Dengan begitu kita juga dapat terus melangkah hingga titik akhir di jalan yang paling damai. Jadi, di jalan ini saat kaki kita melangkah, sesungguhnya pikiran kita yang  mengarahkan. Karena itu sering dikatakan bahwa ketika berbicara, fokuskan pikiran pada mulut yang berbicara; pada saat mengerjakan sesuatu,  fokuskan pada tangan yang bekerja; saat berjalan, fokuskan pada kaki yang sedang  melangkah. Inilah yang disebut bersungguh hati. “Hati” ini terdengar sangat sederhana, namun merupakan kunci seumur hidup, bagi praktisi Dharma mungkin merupakan kunci dari kehidupan ke kehidupan.

 

Lima Pandangan:

  1. Pandangan Tentang Diri
  2. Pandangan Ekstrem
  3. Pandangan Salah
  4. Pandangan Kemelekatan terhadap Pandangan Pribadi
  5. Pandangan Kemelekatan terhadap Sila dan Larangan

 

Kita telas membahas Pandangan tentsng diri, pandangan ekstrem hingga pandangan salah. Salah berarti tidak benar. Karena itu, dalam Jalan Mulia Beruas Delapan juga dibahas mengenai Pandangan Benar. Jika Pandangan kita tidak benar, maka segala hal yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari juga akan penuh penyimpangan. Karena itu Pandangan tidak boleh menyimpang sedikitpun. Jika menyimpang pasti tersesat. Contoh paling sederhana, adalah mengingkari hukum karma, tidak takut terhadap apapun, tidak takut pada akibat dari perbuatan. Ini juga di sebut mengingkari hukum karma, tidak menyadari perbuatan saat ini dan tidak takut akibatnya kelak. Semua ini di sebut pandangan salah. Jika kita memiliki pemahaman atau pandangan yang tidak benar, maka kita akan merusak segala kebajikan. Inilah yang dikatakan Buddha pada kita. Jadi, kita harus berhati-hati dan senantiasa bersungguh hati.

 

Selanjutnya adalah kemelekatan terhadap pandangan pribadi. Inipun demikian, berkaitan dengan pandangan kita. Kemelekatan pada pandangan pribadi ini juga berkaitan dengan beberapa dari Lima Pandangan yang sebelumnya telah kita bahas yakni pandangan tentang diri, pandangan ekstrem, dan pandangan salah. Semuanya sesungguhnya tidak benar, namun manusia malah melekatinya. Mereka menggangap pandangan mereka selalu benar. Adapula orang yang berpandangan ekstrem baik terhadap nihilisme maupun etermalisme. Saat orang berkata, “ Berbuat begitu tidak benar”, mereka tetap menggangap diri mereka benar. Mereka bersikeras terhadap pemahaman sendiri, bahkan berpandangan salah. Ketika orang berkata pada mereka, “Anda telah menyimpang, perbuatan itu tidak benar, bukankah lebih baik anda perbaiki “ Mereka beranggapan mereka tidak bersalah. Dan orang lainlah yang harus berubah, bukan mereka.

 

Jadi jika kita terlalu melekat menggangap diri kita selalu benar dan tidak mau mendengar nasihat orang lain, ini lah yang di sebut melekat pada pandangan. Pandangan tentang diri, pandangan ekstrem, pandangan salah, semuanya kita pegang dan lekati. Inilah Kemelekatan tentang Pandangan Pribadi.

 

Tidak mengerti untuk bersyukur, bertindak sesuka hati, dan menolak pendidikan yang benar adalah wujud tidak mengasihi diri sendiri.

 

Selanjutnya terhadap sila dan larangan. Apa yang disebut kemelekatan pada sila ? Berhubung telah memilih untuk melatih diri, maka kita harus menjalaninya dengan baik dan berusaha untuk tekun dan bersemangat. Kita harus menjalaninya sendiri. Tidak boleh bersikap pasif. Artinya kita harus penuh inisiatif. Berhubung telah bertekad dan telah berikrar maka kita  harus menjalaninya. Tindakan kita harus bisa kita jaga sesuai dengan sila yang benar. Jangan kita terjerumus terhadap sila yang sesat. Apa yang disebut sesat ? Ini juga berhubung dengan kemelekatan. Kita tidak menjalankan didikan yang benar dan melekat pada yang salah; menggangap yang salah sebagai yang benar dengan sikap keras kepala dan kemelkatan yang tebal.

 

Karma baik dan buruk memiliki buah masing-masing baik atau buruk, semua diciptakan oleh diri sendiri akibatnya pun akan dituai diri sendiri.

 

Menggangap benar sila dan pandangan yang salah serta terus melkat padanya inilah yang disebut kemelekatan terhadap sila dan larangan.

Kita harus bersungguh hati. Jika tidak, kita akan mudah mengalami penyimpangan. Begitu arah kita menyimpang, kita akan jauh tersesat, jadi kita harus senantiasa menjaga pikira dengan baik. Menghadapi kondisi luar, kita harus sungguh memiliki pikiran dan ikrar yang teguh untuk dapat berjalan di jalan kebenaran ini. Jika dapat meneguhkan tekad di jalan ini, maka jalan ini akan terasa lapang. Di jalan ini kita harus berjalan lurus agar tidak menyimpang sedikitpun. Jadi, mengenai Lima Pandangan, harap semua orang selalu mengingatnya. Selesai saya membabarkan ajaran setiap harinya. di dalam aktivitas sehari-hari kalian harus benar-benar  bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Lima Pandangan – Bagian 3 (129 )

https://youtu.be/3l7DOVteYzQ

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva