Saudara se-Dharma sekalian, sakit, miskin dan risau adalah penderitaan manusia. Kita harus selalu menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Saat melihat orang sakit, kita harus segera bersyukur karena masih bisa hidup sehat. Memiliki tubuh yang sehat, kita harus bersumbangsih dan memberi perhatian bagi mereka yang sakit. Buddha memberitahu kita tentang delapan ladang berkah. Yang utama adalah merawat orang sakit. Ini karena penderitaan yang terbesar adalah penyakit. Kita dengan tubuh yang sehat hendaknya merawat orang yang kurang sehat. Orang yang kurang sehat atau sakit paling membutuhkan perhatian. Jadi, kita harus membangkitkan niat untuk menolong orang sakit. Ini karena kita bersyukur diri sendiri memiliki kesehatan.
Jadi, kita harus bertekad untuk menolong makhluk hidup yang sakit. Saat melihat orang lain kesulitan dan sakit, kita juga harus bersyukur atas kehidupan kita yang lebih baik dari orang lain. Melihat orang-orang yang menderita, kita bersyukur bahwa kita masih mampu untuk membantu orang lain. Melihat derita kemiskinan dan penyakit, kita harus bertindak nyata memberi bantuan. Tentu kita juga perlu memberikan penghiburan batin dan bimbingan. Karena itu, kita sering menyebut istilah menolong yang menderitaa dan membimbingnya. Saat bertemu orang yang menderita, kita harus membantunya. Kita juga harus membimbing batinnya agar dia tahu bahwa dia bukanlah orang yang paling menderita. Masih ada yang lebih menderita darinya. Kita harus membimbingnya untuk menjadi “kaya”. Bagaimana caranya ? Batin harus terlebih dahulu kaya. Jika batin setiap orang bisa kaya, maka kehidupan pun akan terasa kaya. Jika batin kaya, maka materi akan terasa berlebih. Batin yang kaya adalah sumber penciptaan berkah.
Kekayaan berawal dari batin. Jika batin semua orang kaya, maka kehidupan akan terasa kaya, Jika batin kaya, materi akan terasa cukup. Batin yang kaya merupakan pangkal dari penciptaan berkah.
Jadi, kini kita terus membahas bahwa kita harus membantu orang lain. Saat dia dilanda kesulitan kita membantunya dengan harapan setelah mendapat bantuan, dia juga dapat berniat membantu orang lain. Saat mendapat sepuluh atau seratus, dia dapat memberikan satu untuk orang lain. Dengan kebajikan yang dipupuk dan dihimpun, maka selain dapat menolong orang lain, juga dapat menaanam berkah. Jadi, menciptakan berkah di masyarakat bukan hanya bisa dilakukan oleh orang mampu. Tidak.
Saat kita mendapat bantuan, saat mendapat seratus kita juga bisa menggunakan satu untuk membantu orang lain. Ini disebut menolong orang yang tak mampu dan membimbingnya untuk menjadi kaya. Jadi, dalam memberi perhatian, kita harus membimbing dan menghiburnya agar dia tahu bahwa dirinya dapat membantu orang lain. Meski tak bisa membantu dari segi uang, tetapi bisa memanfaat tubuh yang sehat untuk turut merawat orang yang kurang sehat.
Disekitar tempat tinggal mungkin ada lansia atau orang yang tinggal sebatang kara. Kita juga dapat memberi perhatian pada mereka. Inilah batin yang kaya, bisa membantu orang dengan kekuatan yang ada. Ini juga disebut memberi perhatian. Namun, untuk menghibur dan membimbing orang, kita juga harus mengingkatkan diri sendiri, apakah diri sendiri juga sudah melakukannya. Terhadap orang yang sakit, sudahkah kita berempati, mengasihi dan memperhatikan mereka ? Terhadap orang yang kurang mampu, dapatkah kita membangkitkan welas asih ? Dapatkah kita membantu meringankan sedikit beban hidupnya ? Kita mengucapkan begitu banyak kata-kata yang indah di dengar, tetapi sudahkah kita mampu melakukannya ?
Jadi, selain memberi perhatian bagi orang lain, Kita juga harus mengingatkan diri sendiri apakah pikiran kita menyimpang atau tidak. Begitulah sebelum membimbing orang lain, kita harus membimbing diri sendiri. Kita harus menyadari diri sendiri, baru bisa menyadarkan orang lain. Jika kita dapat berpikir jernih dan mampu melakukan yang kita ucapkan, barulah kita dapat membimbing orang lain agar dia juga bisa berpikiran terbuka dan melakukan hal yang sama. Jadi kita harus mengingatkan diri apakah pikiran kita menyimpang atau tidak.
Kita semua hendaknya tahu bahwa di dunia ini penderitaan semakin banyak. Dari diri kita, kita bisa membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Kita mungkin lebih baik dan lebih berlebih dari orang lain. Karena itu kita harus bersumbangsih. Ini disebut kehidupan yang kaya dan bahagia.
Jadi, kita harus selalu menggunakan rasa syukur untuk membangkitkan welas asih. Baik terhadap orang yang sakit maupun kekurangan, kita harus menghibur dengan rasa empati. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh : Melihat Penderitaan, Menyadari Berkah (379) https://youtu.be/NXXXL3OdFG0
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva