Sanubari Teduh – Memahami Hukum Sebab Akibat (493)
Video Youtube : https://yout u.be/L6eIqRu3tS8
Saudara se-Dharma sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus meyakini hukum sebab akibat. Kita harus memahami Hukum Sebab Akibat. Tiada buah tanpa sebab; tiada akibat tanpa kondisi pendukung. Kita semua harus meyakininya. Dalam kehidupan sehari-sehari, semuanya tak lepas dari hukum sebab akibat. Melatih diri di sini, kita harus mengikuti aturan disini. Setiap hari kita harus mengikuti kebaktian pagi. Setelah itu, pada waktunya, setelah selesai melakukan kebaktian, kalian duduk untuk mendengar ceramah. Saya akan mulai berbagi tentang ajaran Buddha kepada kalian. Jadi, kalian duduk di sini. Setelah melakukan kebaktian, kita kemudian duduk di sini. Kita duduk disini karena ingin mendengar ceramah. Inilah sebab akibat yang bergantungan. Karena ada sebab dan kondisi, yaitu kita duduk disini, barulah akhirnya kita dapat mendengar ceramah. Ini ada dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mudah menciptakan sebab dan menjalin jodoh atau kondisi yang mengakibatkan buah yang akan kita rasakan di masa depan. Jika dibahas dari sisi kehidupan sehari-hari, setiap hari tak lepas dari hukum sebab akibat. Jika dibahas dari sisi kesinambungan antarkehidupan semua juga taklepas dari hukum sebab akibat. Tanpa sebab, tidak akan ada akibat. Jikatidak menjalin jodoh burukdengan orang lain, tidak akan ada kondisi pendukung yang menyebabkan timbulnya buah dan akibat. Kita harus sungguh-sungguh memahami ini. Ini adalah sebuah pengetahuan.
Kehidupan sehari-hari tak lepas dari hukum sebab akibat. Tanpa benih atau sebab , tidak akan ada buah; tanpa kondisi pendukung, tidak akan ada akibat. Praktisi Buddhis harus sepenuh hati memahaminya agar dapat senantiasa mengingatkan diri sendiri.
Di dalam Sutra di katakan bahwa saat akibat karma tiba, tidak di langit, di laut, di gunung, ataupun di kota, ada tempat bagi kita untuk terhindar darinya. Hanya kekuatan pertobatan yang dapat memadamkan semua ini.
Artinya, selama kita memiliki benih karma, maka saat akibat karma itu datang, bagaimanapun kita tidak dapat menghindar, bagaimanapun kita tidak dapat melarikan diri. saat karmanya belum tiba, seseorang juga tak akan mati.
Karma adalah benih, akibat adalah buah. Benih akan mengarah pada buah; buah juga dapat menciptakan benih. Siklus berlangsung tanpa henti.
Jika kita tidak bertemu dengan Buddha dan tidak mendengar ajaran-Nya, tidak merenung, tidak berlatih, dan tidak bertobat atas kesalahan, benih karma buruk tidak akan padam. Kitapun tidak berkesempatan untuk bebas dari buah penderitaan. Jadi, benih karma yang telah matang tentu harus kita terima buahnya, bagai bayangan yang mengikuti bentuknya. Seperti apa bendanya, begitulah bayangannya, sama seperti bayangan orang berjalan. Jadi, saat benih karma matang, berhubung sudah matang, akibat, atau buah pasti datang. Begitu akibat itu tiba, tiada tempat untuk bersembunyi. Saat akibat atau buah karma tiba, bersembunyi dimanapun, tidak bisa melindungi kita darinya. Baik di air, darat, maupun udara, tiada tempat bagi kita untuk menghindar. Jadi kita harus memahami hukum karma. Saat kekuatan karma tiba, kita tidak akan bisa kabur. Berhubung telah memahami hal ini, kita harus senantiasa bertobat agar karma yang berat bisa diterima dengan lebih ringan. Kita mungkin harus menerima buah karma yang berat, tetapi mungkin kita masih bisa selamat dan memulai lembaran baru. Jadi, saudara sekalian, hukum sebab akibat sangat tak terbayangkan. Kita harus meyakininya. Kita harus selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Memahami Hukum Sebab Akibat (493) https://youtu.be/L6eIqRu3tS8
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva