Sanubari Teduh – Membangkitkan Hakikat Kebuddhaan (378)

Video Youtube : https://youtu.be/ey-PXHutf_Q

Saudara se-Dharma sekalian, waktu cepat berlalu. Empat musim juga terus berganti. Kita harus mengengam waktu yang ada. Di tempat apapun kita berada, kita harus senantiasa meningkatkan kualitas diri kita dan berusaha mengenal hakekat diri. Kita harus berangkat dari tataran makhluk awam menuju tataran kesucian. Ini sangatlah penting. Jadi, disamping empat musim, kita juga harus memperhatikan setiap detik.

Mempelajari ajaran Buddha bagaikan angin semilir musim semi, dapat membangkitkan hakikat sejati. Setelah hakikat sejati bangkit, haruslah bagaikan mentari musim panas, membuat kebijaksanaan matang; senantiasa menjaga pikiran sendiri, bagai cahaya bulan musim gugur yang jernih, bagai pemandangan salju musim dingin yang indah tanpa noda; inilah yang harus dijaga oleh praktisi pembina diri sepanjang tahun.

Jika kita ada menjaga sila, maka kita akan menjaga tata krama. Selain empat tata krama, ada pula tiga ribu peraturan dan delapan puluh ribu peraturan. Ini semua harus ada dalam hati kita setiap saat. Kita harus menjaga pikiran kita. Dalam berjalan, bertindak, duduk dan berbaring, semua tak lepas dari perhatian kita. Jadi, setiap saat kita harus menjaganya. Dngan begitu secara alami 80 ribu peraturan akan tercakup dalam keseharian kita.

Batin kita juga harus sentiasa di jaga  agar tetap bangkit, bijaksana, bersih dan bebas noda. Setiap saat batin kita harus demikian. Ini harus di jaga setiap saat.  Dengan demikian, barulah kita tidak akan menciptakan karma buruk pada delapan Hari Raja sepanjang tahun. Apa yang dimaksud Delapan Hari Raja ?  Sesungguhnya disepanjag tahun  ada delapan hari pergerakan musim.

Delapan Pergerakan musim :

Awal musim semi, tengah musim semi, awal musim panas, puncak musim panas, awal musim gugur, puncak musim gugur, awal musim dingin, puncak musim dingin.

Di dalamnya termasuk awal musim semi. Ini menandakan dimulainya musim semi. Berikutnya adalah tengah musim semi.  Ini menunjukkan bahwa kita sudah benar-benar memasuki musim semi. Awal musim semi adalah peralihan antara musim dingin dan musim semi. Ini disebut awal musim semi. Di awal musim semi, hawa musim semi masih terasa. Begitu tiba di usim semi, cuaca sudah mulai hangat dan bersahabat. Jadi, di musim semi ada dua arah pergerakan musim,   yaitu awal musim semi dan tengah musim semi. Di musim panas ada awal musim panas dan puncak musim panas. Di awal musim panas cuaca mulai agak panas. Matahari akan mulai terik.   Perlahan-lahan cuaca mulai memanas hingga tibanya titik balik musim panas. Peralihan antar musim semi dan panas disebut awal musim panas. Titik balik panas ada di tengah musim. Saat itu cuaca sudah sangat panas. Berikutnya adalah musim gugur. Setelah melewati cuaca panas, perlahan-lahan musim gugur pun tiba. Suhu udarapun mulai menurun. Intensitas matahari ditentukan oleh Jarak antara Bumi dan matahari.  Pada musim gugur, matahari sudah menjadi titik balik. Karena itu, di musim gugur,   cuaca perlahan-lahan menjadi sejuk. Jadi peralihan antar musim panas dan gugur disebut awal musim gugur.

Segala sesuatu di alam berproses mengikuti empat musim ini. Namun tekad pelatihan diri dan hakekat kebuddhaan kita tetap abadi.  Berhubung kita tahu bahwa kita memiliki hakikat kebuddhaan dan telah bertemu ajaran Buddha, maka kitaa bagaikan bertemu musim semi. Hakikat kebuddhaan kita harus dibangkitkan. Setelah hakikat kebuddhaan terbangkitkan, kita harus mengembangkan kebijaksanaan. Kita harus menjaga kemurniaan. Kita harus menjaga kemurniaan setiap saat. Pikiran kita harus di jaga agar tetap bersih.  Inilah yang harus dijaga oleh praktisi Buddhis, terlebih kita terus membahas tentang sila. Sila atau Vinaya itu sangat penting. Sila bagai benteng bagi pikiran kita. Empat musim terus berproses. Waktu juga terus berganti.  Pikiran kita juga harus dijaga dengan baik. Jangan biarkan pikiran terus berubah mengikuti empat musim dalam setahun.

Pikiran makhluk awam sudah goyah dan tidak menaati sila. Karena itu kita menciptakan karma buruk. Di dalam ajaran Buddha kita harus menjaga sila. Jika kita dapat menjaga tata krama, maka bayangkan, 3000 peraturan dan 80 ribu peraturan sudah tercakup di dalamnya. Jadi dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus senantiasa bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh – Membangkitkan Hakikat Kebuddhaan (378) https://youtu.be/ey-PXHutf_Q

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva