Sanubari Teduh – Membangkitkan Kebijaksanaan dan Menyelami Welas Asih (454)
Video Youtube : https://youtu.be/p4zJz-4Ujv8
Saudara se-Dharma sekalian, dalam kehidupan sehari-hari, kita tak luput dari mendengar suara dan melihat benda. Indra mata dan telinga kita sangat tajam. Saat terbangun setiap hari, kita membuka mata. Yang pertama kali bersentuhan dengan kondisi adalah indra mata, berikutnya adalah telinga. Telinga mendengar berbagai suara di dunia yang dapat membangkitkan kebijaksanaan untuk menganalisis berbagai penderitaan di dunia. Dengan demikian, kita bisa membangkitkan welas asih. Jika kita memandang dunia dengan pikiran untuk melatih diri, maka saat mendengar berbagai suara, semuanya tak lain bermanfaat untuk membangkitkan kebijaksanaan kita.
Untuk memahami Dharma, juga di mulai dari telinga yang mendengar. Kita harus mendengar, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma, barulah bisa memasuki Samadhi. Artinya, indra telinga dapat mendengar segala Dharma. Setelah mendengar, kita harus merenungkannya. Dapatkah indra-indra kita menyerap Dharma yang dibabarkan ? Dharma ada pada segala sesuatu di dunia. Dapatkah semua itu meresap ke dalam batin kita ? setelah meresap ke dalam batin kita, dapatkah kita menggunakannya ? Kita sering berkata bahwa dunia ini penuh penderitaan. Dimanakah penderitaan itu ?
Makhluk awam melewati kehidupan sehari-hari dengan biasa-biasa saja bahkan penuh kenikmatan. Ada makanan, ada pakaian, segala keinginan juga bisa terpenuhi. Apanya yang menderita ? Sesungguhnya jika kita mendengar dan melihat denggan kebijaksanaan, apaakah kebahagiaan sejati di dunia ? Sejak lahir hingga berusia puluhan tahun, kita mungkin hidup dengan lancar, tetapi bukankah pada akhirnya mati juga ? Siapa yang tak pernah menderita di dunia ? Jadi kita harus menganalisis, terutama saat mendengar banyak penderitaan di dunia dan melihat orang-orang yang menderita.
Lewat pendengaran dan penglihatan, kita menyadari penderitaan dalam kehidupan. Jadi, setelah mendengar Dharma, barulah kita dapat menganalisa penderitaan di dunia. Dengan menganlisis penderitaan di dunia, barulah kita dapat menyelami welas asih. Jadi, untuk membangkitkan kebijaksanaan, kita harus mendengarkan Dharma yang benar untuk membuka pintu kebijaksanaan kita. Kita haus menganalisis bahwa di dunia ini tiada ada satu pun kebahagiaan abadi. Tidak ada. Meski ada cinta, ia tetap memiliki penderitaan. Berpisah dengan yang dicintai dan bertemu dengan di benci membawa penderitaan. Lihatlah, meski di dunia ada orang yang saling mencintai, tetapi suatu hari, mereka pasti berpisah oleh kematian.
Untuk memandang orang secara setara sangatlah sulit. Jadi, pasti ada penderitaan saat berkumpul dengan yang dibenci. Jadi, jika dipikirkan dan dianalisis sungguh-sungguh, dunia ini memang penuh dengan penderitaan. Dari sepuluh hal, ada delapan atau sembilan yang tak sesuai harapan. Oleh karena itu, bagamana kita bisa mengembangkan empati? Melihat orang lain risau, bagaimana kita mengurai kerisauan mereka ? Melihat mereka hidup menderita, bagaimana kita membantu mereka ? Inilah yang disebut menyelami welas asih.
Keseharian kita tak lepas dari pelatihan diri. Mendengar berarti melatih kebijaksanaan; Dharma adalah kondisi luar. Kita membangkitkan kebijaksanaan lewat berbagai kondisi luar itu. Jika dapat merealisasikan kondisi luar dengan kebijaksanaan itulah Dharma yang benar.
Saudara sekalian, bagaimana kita mendengar suara ? Sebagai makhluk awam kadang kita melihat kecurigaan. Namun ada banyak hal di dunia yang dapat mengajari kita . ini bergantung pada kesungguhan hati kita dan cara yang kita gunakan untuk menghadapi orang. Dalam Keseharian kita seharusnya senantiasa belajar untuk membangkitkan kebijaksanaan dari apa yang kita dengar. Kita harus dapat menganalisis penderitaan dan menyelami welas asih. Di tengah kondisi dunia seperti ini, kita melatih welas asih dan kebijaksanaan. Jadi, kita harus selalu selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Membangkitkan Kebijaksanaan dan Menyelami Welas Asih (454) https://youtu.be/p4zJz-4Ujv8
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva