Sanubari Teduh – Membangkitkan Niat Baik Demi Membersihkan Noda Batin

 

Saudara se-Dharma sekalian,  setiap hari kita selalu bertekad  agar dapat melenyapkan noda batin. Saya percaya jika seseorang dapat menyerap Dharma yang bagaikan air ke dalam batin dengan sungguh-sungguh, maka akan menyadari bahwa noda batin adalah penjerat kita dalam lingkaran samsara. Ini sungguh membawa penderitaan. Jadi, orang yang berniat memperbaiki diri akan memikirkan tentang bagaimana cara melenyapkan noda batin agar pikiran menjadi murni. Kita tahu bahwa ada niat untuk memperbaiki diri dan waspada agar tidak muncul noda batin dalam pikiran. Akan tetapi kebanyakan orang bersikap antipati terhadap agama, sebaliknya ada sebagian lainnya yang terlalu melekat pada agama mereka. Baik sikap antipati maupun kemelekatan yang ekstrem merupakan rintangan yang sangat besar dalam pembelajaran dan praktik Dharma.  Sikap antipati bukan saja merintangi orang untuk mempelajari Buddhisme, namun juga agama lain. Adapula yang menganut satu agama, lalu menghina agama lain dan menolaknya dengan berbagai cara. Sebagai contoh, ada orang yang begitu percaya terhadap agama mereka sehingga memaksa orang disekitarnya, untuk itu percaya agama mereka, termasuk memaksa kepada orang tuanya.

 

Dalam agama, tidak seharusnya ada diskriminasi, hendaknya saling menghormati dan memuji. Bagaikan samudra luas, baik air sungai, anak sungai, maupun kali, semua dapat mengalir ke sana dan diterima, inilah agama yang berkeyakinan  benar.

 

Noda batin membuat manusia mengalami penderitaan tak terkira, juga merupakan belenggu terbesar bagi batin manusia. Kini setelah menyadarinya hendaklah kita menggenggam pikiran bajik yang mendukung ini untuk mempraktikkan kebajikan dan berpegang pada Dharma.

 

Pada hakikatnya, setiap orang memiliki pikiran yang bajik. Kita sering berkata bahwa manusia pada dasarnya bersifat bajik. Pada dasarnya kita memiliki pikiran bajik. Hanya saja di kemudian hari lingkungan tempat kita hidup dan interaksi kita dengan orang dan masalah turut memberi pengaruh pada kita,  kita terus terpengaruh hingga memiliki kebiasaan buruk.  Perlaha-lahan pikiran bajik kita tertutup oleh kebiasaan buruk ini. Akibatnya cahaya kebijaksanaan kita pun tertutup oleh kegelapan. Inilah kegelapan batin yang menghalangi pikiran bajik kita terwujud ke dalam tindakan, Mulai saat ini, karena sudah paham, maka kita harus bertindak dan memanfaatkan  jodoh bajik ini.

 

Hal pertama yang perlu kitan lakukan adalah bertobat dengan sepenuh hati. Kita mungkin akan berpikir, “Membangkitkan pikiran bajik saja cukup, mengapa  saya masih perlu bertobat? “ Sesungguhnya kita telah memiliki pikiran bajik sejak lahir dan memiliki hakikat yang sama dengan Buddha. Kita telah memiliki benih welas asih agung. Jadi pikiran bajik ini sebenarnya telah ada dalam diri kita. Akan tetapi, pada masa lampau kita tidak menerapkan pikiran bajik ini dalam keseharian dan belum membangkitkan kebijaksanaan sehingga hanya menyibukkan diri dalam menjalani kehidupan awam dengan membawa banyak tabiat buruk. Dengan adanya tabiat buruk ini kita melakukan banyak kesalahan. Kita mungkin tak dapat mengingatnya satu per satu,  mungkin juga dahulu kita tak sadar bahwa telah melakukan kesalahan.

 

Sebelumnya kita membahas perbedaan antara kekeliruan dan pelanggaran. Pelanggaran adalah kesalahan yang disengaja. Misalnya saat muncul ketamakana, kebencian dan kebodohan kita merugikan orang lain demi keuntungan pribadi. Dengan demikian, kita menanam benih karma buruk. Berikutnya adalah kekeliruan. Kekeliruan adalah kesalahan yang tidak di sengaja atau disadari. Ini kekeliruan. Jadi yang disebut pelanggaran adalah kesalahan yang di sengaja, sedangkan kekeliruan tidak disengaja. Coba pikirkan, baik kesalahan yang di sengaja maupun tidak semuanya akan menciptakan karma buruk.  Jadi, entah berapa banyak karma buruk yang telah kita ciptakan. Kita Tidak mampu mengingat semuanya. Kita tidak sanggup melakukannya. Berhubung kini kita telah mengetahui kebenaran,  maka kita harus segera memanfaatkan pikiran bajik ini untuk bertobat dengan tulus.

 

Sifat bajik yang hakiki dalam diri setiap orang telah tertutup oleh kegelapan batin, seiring banyaknya masalah dan interaksi antarsesama yang di hadapi. Untuk membangkitkan sifat bajik tersebut, manusia harus memanfaatkan niat baik yang mendukung sekaligus bertobat dengan tulus dan membersihkan noda batin dengan air Dharma.

 

Saudara sekalian, kita harus bertobat setiap saat. Pertobatan bagaiakan air jernih yang membersihkan batin. Dharma bagaikan air. Kita harus selalu menggunakan air Dharma untuk menyucikan kekotoran batin kita. Untuk itu dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu bersungguh-sungguh hati setiap saat.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Membangkitkan Niat Baik Demi Membersihkan Noda Batin (087) https://youtu.be/HGKLwnBLyfM

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva