Sanubari Teduh – Membangun Empat Keyakinan ( Bagian 1/5 ) (279)

Saudara se-Dharma sekalian, dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengendalikan tubuh dan pikiran. Mengenai kontak antara tubuh dan cuaca di luar, diri kita sendiri harus sangat memperhatikannya. Mengenai pikiran, setiap menit, setiap detik, bahkan setiap saat, pikiran tidak boleh melenceng dari kebenaran. Kita harus ingat untuk  menjaga kesadaran pikiran kita. Kesadaran tidak boleh tercemar oleh kondisi atau objek luar. Setiap saat kita  pasti mengalami kontak dengan rupa, suara, aroma, rasa dan sentuhan dari luar. Banyak hal atau objek luar ini yang dianalisis oleh kesadaran pikiran kita. Karena itu, kita mengalami sensasi perasaan dan timbullah pemikiran atau persepsi yang akhirnya mendorong kita untuk bertindak. Kita berharap dalam keseharian kita dapat memiliki empat pikiran setara. Terhadap semua manusia dan hal di dunia ini, kita tak boleh diskriminatif. Dengan begitu barulah kita dapat membangun empat keyakinan.

Jika terhadap segala sesuatu kita dapat penuh pengertian dan toleransi, maka kita tak akan mendiskriminasi dan pikiran kita tidak akan penuh kerisauan. Dengan demikian barulah kita dapat membangun empat keyakinan dengan tegak.

Empat keyakinan :

1.    Keyakinan pada akar

2.    Keyakinan pada Buddha

3.    Keyakinan pada Dharma

4.    Keyakinan pada Sangha

Yang pertama adalah keyakinan terhadap akar. Kita harus yakin pada akar. Apa yang dimaksud akar ? yaitu sumber kebenaran dari Buddha, kita tahu bahwa kebuddhaan tidah pernah berubah disebut kebenaran mutlak  atau kedemikian.  Kita disebut makhluk awam karena meninggalkan akar ini. Kita semua memiliki hakekat kebuddhaan yang sama. Semua orang sudah tahu bahwa hati, Buddha dan semua makhluk  pada hakekatnya tiada perbedaan. Semua orang hanya tahu, tetapi entah apa benar-benar yakin. Setelah yakin, apakah kita dapat mengasihi dan menghormati diri sendiri? Jangan biarkan diri kita terlepas dari  hakikat sejati. Apakah diri kita selalu berpegang pada kebenaran dan kedemikian ?

 Kedemikian ini adalah guru dari para Buddha dan sumber praktik semua makhluk. Para Buddha bersandar pada kedemikian. Jadi, kedemikian ini adalah tujuan pelatihan para Buddha. Kitapun demikian, bukankah tujuan kita setiap hari sama, yaitu mencari kebenaran mutlak yang menjadi sandaran kita ? Kita semua hendaknya yakin bahwa semua orang memiliki hakekat murni yang sama dengan Buddha. Jika kita dapat meyakini ini, maka kita akan memiliki sandaran. Dengan bersandar pada kebenaran mutlak ini, jika kita mampu membangkitkan hakekat sejati, membangkitkan tiga kebijaksanaan, dan mencapai tiga penembusan, maka apalagi yang dapat menyesatkan kita ?

 Akar yang dimaksud adalah kebenaran mutlak atau Kedemikian. Kebenaran ini adalah guru para Buddha. Dan sumber praktik semua makhluk. Melatih diri hingga hakikat sejati bangkit di dasari oleh keyakinan terhadap akar ini, manusia tidak akan diliputi kesesatan.

Yang kedua adalah keyakinan pada Buddha. Kita semua adalah murid Buddha. Berhubung telah menjadi murid Buddha, bagaimana mungkin kita tidak meyakini Buddha ? Jadi, kita harus yakin pada Buddha. Kita yakin Buddha memiliki kualitas pahala tak tebatas. Buddha telah mencapai realisasi sempurna. Beliau telah melatih diri dengan baik. Karena itu, Beliau telah banyak mencapai banyak realisasi dan mampu membutikan kebenaran alam semesta. Inilah pahala. Beliau telah tekun berlatih ke dalam diri dan telah menampakkan keagungan ke luar. Beliau mampu menunjukkan jalan bagi kita. Jadi kita harus meyakini  Buddha. Bukan hanya yakin pada kualitas pahala-Nya, tetapi juga harus selalu ingat dan merenungkan keluhuran Buddha serta meneladani praktik-Nya.

Selalu merenungkan kualitas Buddha, mendekatkan diri pada Buddha, dan memberi persembahan dengan penuh hormat demi mengembangkan akar kebajikan dan mencapai kebijaksanaan, inilah keyakinan pada Buddha.

Berikutnya adalah keyakinan pada Dharma. Dharma adalah ajaran Buddha. Ajaran ini sangat bermanfaat bagi kita. Jadi, kita meyakini ajaran Buddha dan mempraktikannya. Ajaran ini menunjukkan jalan bagi kita. Jika dapat menapaki jalan ini sesuai petunjuk, kita tidak akan tersesat dan akan tiba pada tujuan kita. Jadi kita harus yakin. Kita yakin bahwa ajaran Buddha pasti bermanfat bagi kita semua. Dalam dunia masa kini, banyak orang yang menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dunia ini kehilangan tatanan dan etika kekeluargaan.

Sebelumnya kita telah membahas tiga kebijaksanaan yaitu mendengar, merenungkan dan praktik. Setelah mendengar ajaran, kebijaksanaan kita bertambah. Setelah mendengar ajaran kita harus merenungkannya. Setelah merenungkannya, kita harus mengingat dan mempertahankannya. Setelah merenungkan ajaran, kita harus menerapkannya dalam keseharian, saat berhadapan dengan kondisi dan orang. Kita harus bersungguh hati dalam mendengar dan merenungkan ajaran. Setelah mengetahui bahwa ajaran itu benar, kita harus mempraktikannya. Jadi selain merenungkan, kita harus mempraktikannya. Inilah yang disebut meyakini Dharma.

Meyakini ajaran yang Buddha babarkan bermanfaat bagi batin manusia. Terlebih juga memasukkannya ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata, inilah keyakinan pada Dharma.

Berikutnya adalah keyakian pada Sangha. Sangha adalah komunitas orang yang menjalankan ajaran Buddha. Mereka meninggalkan keduniawian untuk berlatih dan membimbing semua makhluk. Kita harus mencari Dharma dan berusaha memahami Dharma dengan tujuan menyebarkan Dharma ini di tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Jadi, Sangha membangun tekad Buddha dan mempraktikkan praktik yang dijalankan Buddha. Inilah Sangha.

Para angota Sangha meninggalkan keduniawian, membangun tekad seperti Buddha, dan mempraktikkan yang Buddha praktikkan demi memperoleh Dharma dan membimbing semua makhluk untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Karena itu, para siswa Buddha harus memiliki keyakinan pada Sangha.

 Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Membangun Empat Keyakinan ( Bagian 1/5 ) (279) https://youtu.be/KRwKe4IUmp8

 GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva