Sanubari Teduh – Membina Batin Lewat Kondisi (355)
Video Youtube : https://youtu.be/c-gSitiZ7UQ
Saudara se-Dharma kita hendaknya menyucikan tubuh, ucapan, dan pikiran. Keluhuran pada hakekatnya sudah kita miliki. Untuk apa kita mencari di luar ? Bukankah kita pada dasarnya sudah memilikinya ? Jika batin murni, maka keluhuran tubuh, ucapan, dan pikiran akan nampak. Setiap hari kita membahas tentang mencari, memohon dan mempelajari Dharma. Kemana kita harus belajar ? Pada dasarnya setiap orang memiliki Dharma ini, hanya saja akibaat kegelapan batin, kita merintangi diri sendiri. Tiga pengetahuan, enam kekuatan batin, 37 Faktor Pencerahan dan semua yang ingin kita pelajari, sesungguhnya ada di dalam keseharian kita.
Kita juga sudah membahas tiga pengetahuan. Sesunguhnya tiga pengetahuan juga merupakan bagian dari enam kekuatan batin.
Tiga Pengetahuan :
- Pengetahuan Kehidupan Lampau
- Pengetahuan Mata Dewa
- Pengetahuan Pengakiran kebocoran
Bukankah semua ini mengsyaratkan agar kita melenyapkan noda batin untuk bisa mengetahui kehidupan lampau dan memiliki kemampuan mata dewa ?
Enam Kekuatan Batin :
- Mata Dewa
- Telinga Dewa
- Kemampuan membaca pikiran makhluk lain
- Kemampuan mengetahui kehidupan lampau
- Keleluasaan Fisik
- Kemampuan mengakhiri kebocoran
Mengapa kita belum mencapainya. Karena kita merintangi diri sendiri. Ini merintangi tiga pengetahuan dan enam kekuatan batin, juga merintangi 37 Faktor Pencerahan. Ini akibat kita merintangi diri sendiri. Jika kita mampu mencapai semua itu, maka hal apalagi yang tak dapat dicapai? Yang membuat kita tidak bisa mencapai adalah kegelapan batin. Kegelapan batin menutupi segalanya. Kini kita harus kembali belajar dari awal. Namun kehidupan jasmani kita sangat singkat. Tabiat buruk kita juga sulit diubah. Kini kita berkata ingin melatih diri dan memulai dari awal, tetapi sejak masa tanpa awal, kita telah memutup lapis demi lapis tabiat buruk. Noda batin telah kita bawa sejak lama.
Dalam kehidupan ini Tabiat buruk dan noda batin kita sangat tebal. Kita ingin sungguh-sungguh berlatih, tetapi usia kita sangat singkat. Kita hanya punya waktu puluhan tahun. Sulit untuk mencapai usia 100 tahun. Terlebih lagi dalam waktu puluhan tahun ini, apa saja yang telah kita perbuat? Kita juga sama dengan orang pada umumnya yang menjalani hidup dengan sembrono. Setelah menemukan ajaran Buddha, kita seharusnya berjalan ke arah kesadaran. Namun berapa sisa waktu yang kita punya ? Kehidupan manusia memang sangat singkat, belum lagi ditambah tebalnya tabiat buruk.
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus meningkatkan kewaspadaan. Dengan begitu barulah kita bisa membina batin.
Berlatih diri berarti mencari jalan pencerahan. Pencerahan yang di maksud meliputi mencerahkan diri sendiri, mencerahkan orang lain, dan sempurna dalam kesadaran dan praktik. Inilah kebenaran yang ingin kita tuju. Proses ini di sebut mempelajari ajaran Buddha. Mempelajari ajaran Buddha berarti belajar untuk mencerahkan diri sendiri, mencerahkan orang lain, dan sempurna dalam kesadaran dan praktik. Inilah tujuan kita. Mencerahkan diri sendiri berarti menyelamatkan diri sendiri.
Kehidupan bagai lautan yang luas. Sebuah ungkapan berbunyi, “ Gelombang lautan penderitaan amat tinggi.” Lautan penderitaan begitu luas dan tidak terbatas. Lautan penderitaan yang luas ini tercipta oleh nafsu keinginan. Nafsu keinginan membawa banyak kegelapan batin. Karena itu kegelapan batin diibaratkan sebagai lautan penderitaan. Kita harus mengarungi lautan penderitaan yang begitu luas dan terbatas. Terlebih lagi ombak di lautan itu sangatlah tinggi. Karena itu, dikatakan “ Riak sungai keinginan, menyebabkan ombak laut penderitaan.”
Bagaimana kita harus mengarungi lautan penderitaan yang terbatas ini ? Kita memerlukan metode. Metodenya adalah yang setiap hari kita bahas, yaitu Dharma yang bagaikan air, kita harus terlebih dahulu menggunakan metode ini untuk membersihkan noda dan kegelapan batin. Mengenai metode ini, Buddha membimbing kita bahwa pertama-tama kita harus melepas. Melepas berarti meninggalkan segala noda batin. Apa yang harus dilepas ? Segala ketamakan duniawi. Bukan hanya belajar untuk tidak tamak, kita juga harus belajar merelakan. Bukan hanya tidak tamak dan merasa cukup, kita juga harus memberi saat berlebih.
Jadi, saudara sekalian dalam mempelajari ajaran Buddha, pikiran harus terpusat. Kita harus bersungguh hati. Jangan kita merintangi diri untuk mempelajari enam paramita dan empat kesetaraan. Begitu kita merintangi diri sendiri, maka kita akan di liputi noda batin. Kita harus melatih semangat Mahayana. Empat ikrar agung harus kita jalankan. Empat metode pendekatan harus ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi Harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Membina Batin Lewat Kondisi (355) https://youtu.be/c-gSitiZ7UQ
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva