Saudara se-Dharma sekalian, jika ingin terbebas dari segala penderitaan, hendaklah memusatkan pikiran pada rasa puas diri. mengenal rasa puas adalah kediaman yang paling kaya, bahagia dan damai. Orang yang tahu berpuas diri akan senantiasa kaya. Jika manusia dapat mengenal  rasa puas diri, meski tinggal di rumah yang sederhana, bahkan tanpa ranjang dan harus tidur di lantai sekalipun, juga akan merasa damai tanpa beban. Mereka sangat  bahagia. Orang yang tidak mengenal rasa puas diri, meski tinggal di rumah mewah dan hidup dengan baik, tetapi tidak merasa puas. Begitulah sikap batin manusia di dunia.

Suka atau duka, kaya atau miskin. Sesungguhnya terletak pada sikap batin kita. Jika memiliki pikiran yang berpuas diri, kita bagaikan memiliki seluruh dunia dan merasa puas. Jika tidak mengenal rasa puas, sebanyak apapun di beri, bahkan jika memiliki seluruh dunia pun tetap merasa tidak cukup. Inilah yang manusia rasakan. Semua tergantung pada sebersit niat saja. Orang dapat berpuas diri karena meyakini hukum sebab akibat. “Jika tidak menanam banyak berkah, bagaimana mungkin saya meminta       harta yang berlimpah ? “ Tidak  mungkin ada.

Diri sendiri kita tahu. Kita menerima kondisi kita dan merasa cukup. Jikapun berlebih harta duniawi juga bukan selamanya kita miliki. Saat memiliki lebih, kita hendaknya bersumbangsih. Saat bersumbangsih, kita merasakan kebahagiaan. Melihat orang lain selamat, kita berbahagia. Melihat orang terbebas dari penderitaan  merupakan hal yang paling membahagiakan bagi kita. Inilah orang yang mengenal rasa puas diri dan meyakini hukum sebab akibat. Menanam benih baik tentu akan menuai berkah.  Ini adalah kebenaran yang pasti. Jika tidak mau meyakini hukum sebab akibat, manusia akan penuh ketamakan. Harta sebanyak apapun selamanya tidak akan cukup. Ini karena dia tidak meyakini hukum sebab akibat.

Apa yang disebut sebab akibat ? Dia merasa bahwa yang terpenting adalah menikmati hidup saat ini. Dia merasa bahwa segala kenikmatan yang diperoleh, seperti ketenaran, keuntungan dan kekayaan adalah sesuatu yang pantas dimilikinya selama hidupnya dia tidak meyakini hukum sebab akibat dan tidak berpikir jauh. Hingga ketidakkekalan datang dan dia mengalami kesulitan, barulah dia merasa panik dan rela mengeluarkan biaya sebanyak apapun asalkan dia bisa terbebas dari kesulitan itu. Kita juga sering melihat orang seperti ini. Saat penyakit menghampiri, dia rela mengeluarkan biaya besar untuk membeli obat, mencari dokter di luar negri. Biaya sebesar apapun bukan masalah baginya. Saat dilanda bencana dan kesulitan, barulah dia merasa panik dan berpikir untuk mengeluarkan uang demi menghalau bencana.  Namun, itu sudah terlambat.

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus percaya pada hukum sebab akibat. Sebagai manusia, kita harus berpuas diri dan mengendalikan nafsu keinginan. Jika kita tahu berpuas diri dan mengendalikan nafsu keinginan, hal-hal yang sederhana  saja sudah membuat kita merasa bersyukur. Lihatlah tanah, pohon, bunga dan rumput di luar. Bukankah itu membawa sukacita ? Kita hidup di bumi dengan cuaca yang bersahabat.

Jadi, kita harus mengasihi dan melindungi alam kasrena ini semua berkaitan dengan kita. Kita merasa bagaikan memiliki seluruh isi alam semesta. Kita merasa sangat bahagia. Jika kita hidup berdampingan dengan alam, kita bisa melihat dan menikmati  seluruh sumber daya alam.  Terhadap sumber daya alam yang bisa dilihat dan dinikmati, kita hendaknya menghargai dan mengasihi. Kita harus mengasihi dan menghargai alam. Orang yang memiliki jalinan jodoh dengan kita, baru bisa bertemu dan tinggal bersama kita. Merekalah orang yang memiliki jalinan jodoh yang paling mendalam dengan kita. Jadi, kita harus bersyukur, menghormati dan mengasihi mereka.

Demikianlah orang yang tahu berpuas diri serta memahami hukum sebab akibat. Bayangkanlah, bukankah kehidupan seperti ini adalah yang paling kaya, bahagia dan damai ? Dimanakah tempat yang paling damai di dunia ini ? Kondisi batin yang tenang dan lingkungan yang harmonis yang bebas dari bencana, inilah tempat yang paling damai.

Jika semua orang bisa senantiasa memiliki pemikiran seperti ini, bukankah setiap hari merupakan hari yang damai  dan hari yang baik untuk melatih diri ? Jadi, kita harus menggengam saat ini  untuk menghormati dan mengasihi seluruh isinya serta bersyukur atas segala kondisi. Dengan demikian kita akan dipenuhi rasa puas diri. Kita harus tahu berpuas diri. Dengan berpuas diri kita akan merasa bagaikan hidup di surga. Orang yang mengenal rasa puas baru akan berasa di kondisi yang paliung bahagia dan damai. Jadi, kita harus mengenal rasa puas. Rasa puas ini adalah tempat yang paling kaya, bahagia dan damai. Jadi, kita semua harus selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh – Menanam Benih Baik Mendatangkan Berkah (515) https://youtu.be/HSxslKZl2Ro

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF 
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva