Sanubari Teduh – Mendengarkan Dharma Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan (119)
Video Youtube : https://youtu.be/ACa77Wa_XEA
Saudara se-Dharma sekalian, bagi seorang praktisi Buddhis, waktu sangatlah penting. Saya selalu membahas tentang waktu, ruang, dan hubungan antar manusia. Terhadap siapapun, saya selalu menghimbau untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya. Jika kita bisa menggengam waktu kita dan memanfaatkan lebih banyak ruang dalam hidup hidup kita, maka makna kehidupan akan meningkat. Kita harus terjun ke dalam masyarakat karena pencapaian dalam pelatihan diri terletak pada interaksi antarmanusia.
Manfaatkan waktu, ruang dan hubungan antarmanusia untuk meningkatkan makna kehidupan dan mencapai hasil dalam pelatihan diri.
Saya sering mengatakan, praktisi yang tingkat kebijaksanaannya tinggi, begitu mendengar sepatah Dharma, akan mendapat banyak pemahaman. Orang yang kebijaksanaan menengah akan mendapat satu pemahaman saat mendengar satu ajaran. Bagi orang yang kebijaksanaan rendah, tak akan paham mesti mendengar ribuan ajaran. Meskipun sudah diberi tahu ribuan kali, mereka masih belum bisa sadar. Lalu apa yang harus dilakukan ? Apa boleh buat. Akan tetapi kita berharap kalaupun kebijaksanaan kita tidak tinggi, paling tidak kita memiliki kebijaksanaan menengah. Dengan demikian, jiwa kebijaksanaan kita baru bisa bertahan.
Orang berkemampuan tinggi akan menembus banyak pemahaman saat mendengar satu ajaran. Orang berkemampuan menengah akan menembus satu pemahaman saat mendengar satu ajaran. Orang berkemampuan rendah tak akan paham meski mendengar banyak ajaran.
Dharma bagaikan air. Air sangat penting bagi kehidupan. Air, segala sesuatu ini membutuhkan air, manusia juga tidak bisa hidup tanpa air. Contohnya di langit. Udara di langit juga harus memiliki kadar uap air. Tanpa uap air, udara akan sangat kering. Kita sering menyebut langit biru dan awan putih. Langit yang berwarna biru disertai awan yang berwarna putih, bukankah terlihat sangat indah ? Dari mana asalnya awan putih tersebut ? Dari uap air. Lalu darimana uap air itu ? Tentu dari bumi. Karena bumi tidak boleh kekurangan air. Dengan adanya air, bumi baru dapat menghidupi semua makhluk. Tanaman pangan juga tidak bisa hidup tanpa air, jadi air sangat penting bagi bumi. Setelah terkenaa panas matahari, air akan menguap dan naik ke udara. Saat hari cerah, tamapaklah langit biru berwarna putih. Saat uap air terkumpul di dalam kadar tertentu, didukung dengan berbagai kondisi, terjadilah hujan. Siklus air di alam ini sesungguhnya sangatlah penting. Jika bumi ini kekurangan kadar air, maka empat unsur alam tak akan selaras. Empat unsur adalah tanah, air, api dan angin. Terutama di dalam udara, tidak boleh kurang unsur air, angin, panas matahari, tentu juga tak boleh kekurangan segala sesuatu di alam. Jadi, empat unsur haruslah selaras. Keselarasan terssebut sangatlah penting. Harap semua bersungguh hati.
Segala sesuatu di alam tidak dapat bertahan tanpa air. Kehidupan manusia pun tak luput dari air. Setiap tetes air tidak datang dengan mudah, hendaknya dihargai dan di syukuri.
Selanjutnya, jiwa kebijaksanaan juga memerlukan air Dharma. Apakah perbedaan keseharian manusia dengan makhluk lain ? Manusia harus menerima pendidikan, harus memahami tata krama, serta harus tahu malu. Semua ini di dapat dari pendidikan. Ini juga termasuk Dharma. Kita harus menerima pedidikan agar dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini kita bisa menjadi manusia seutuhnya. Semua harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Sebagai manusia, kita berharap bisa melampaui semua makhluk dan hidup layaknya manusia, maka kita harus menerima pendidikan dan pembinaan batin. Dengan demikian, barulah kita menyimpang dari sifat hakiki manusia. Baik dalam etika, moralitas, maupun interaksi dengan orang lain, kita bisa berlaku sopan dan tahu malu berkat adanya pendidikan.
Jika selalu dapat menyadari, menghargai, menyelaraskan diri dengan Dharma, kita tak akan menciptakan karma buruk baru. Terhadap kesalahan yang telah dilakukan kita harus bertobat dan memperbaiki diri. Pertobatan adalah pemurnian.
Jadi, saudara sekalian jika mengetahui kesalahan tetapi tidak menyesal, bagai hanya menutupi noda dengan kain. Ini berarti menutupi kesalahan diri sendiri. Orang yang selalu berusaha menutupi kesalahan agar tidak diketahui orang lain adalah orang yang paling kasihan di dunia. Dahulu, karena belum memahami ajaran Buddha kita sudah sangat kasihan. Kini, setelah beruntung dapat bertemu ajaran Buddha, jika masih tidak mengerti untuk bertobat, maka sungguh sangat kasihan.
Jadi, saudara sekalian, Dharma bagaikan air yang dapat membersihkan noda. Setiap orang memiliki kebiasaan buruk. Orang yang melatih diri tetapi tidak bisa melenyapkan kebiasaan buruk adalah orang yang benar-benar kasihan. Saya sering mengatakan tidak tega, tetapi apa yang dapat dilakukan ? Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap orang haruslah mawas diri. Saudara sekalian, berhubung sudah bergabung di ladang pelatihan, sudah seharusnya kita menggenggam jalinan jodoh ini. Kita harus lebih memahami hal ini. Saudara sekalian, Dharma sangatlah dalam, namun dalam kehidupan sehari-hari, bahkan udara saja mengandung Dharma, terlebih lagi segala perbuatan kita. Harap semuanya menjaga pikiran dengan baik. Harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Mendengarkan Dharma Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan (119) https://youtu.be/ACa77Wa_XEA
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva