Saudara se-Dharma sekalian, Meski alam manusia penuh penderitaan, tetapi tidak ada sepersepuluh dari neraka. Meski Penuh penderitaan, di alam manusia juga ada ajaran Buddha. Jika dapat giat berlatih dan menggarap ladang berkah, kita akan dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
Kehidupan harus kita genggam dengan baik. Kita tidak dapat mengatakan bahwa berbagai hal yang di paparkan dalam kitab suci hanyalah perumpamaan kitabiah. Tidak.
Buddha bukan pembohong. Beliau selalu berkata benar. Buddha telah membabarkan di enam alam kelahiran, salah satunya ialah neraka. Selain neraka juga ada alam surga. Surga dan neraka bedanya sangat jauh. Bagaimana dengan alam manusia ? Alam manuisa dan neraka, jika di bandingkan, mungkin sedikit lebih dekat. Alam surga penuh kebahagiaan dan bebas dari penderitaan. Usia di alam juga sangat panjang. Tidak perlu membahas alam surga yang lebih tinggi, cukup alam Empat Maharaja dan Trayastrimsa saja. Kita tahu bahwa usia kita di alam manusia tidak bisa dibandingkan dengan surga Trayastrimsa.
Bahkan, usia banyak manusia tidak sampai satu hari di alam Empat Maharaja. Intinya, usia manusia sangat singkat. Dalam usia kehidupan yang singkat ini berapa banyak karma buruk yang kita lakukan dan kita akumluasi dari kehidupan ke kehidupan ? Ada orang yang berkata, “hanya sedikit saja “ “Seberapa besar pengaruhnya” Ada karma buruk apa ? “, “ Sepatah ucapan bohong saja, apakah dampaknya separah itu ? “ “Kata-kata kasar terhadap orang lain juga hanya ucapan saja. Apakah benar bisa menjalin jodoh buruk ?”.
Buddha mengatakan kepada kita bahwa adalah setiap ucapan adalah karma. Benih karma ini sudah tertanam ke dalam kesadaran kita. Artinya, suatu saat ia akan berbuah. Benih ini sudah masuk ke dalam gudang. Benih apapun yang kita tanam, pasti akan berbuah. Buah ini ada karena benihnya telah tersimpan di dalam kesadaran kedelapan.
Saudara sekalian perkataan yang sederhana dapat menjalin jodoh baik atau jodoh buruk. Semua hanya bergantung pada lidah. Tidakkah kita harus mengingatkan diri sendiri ? kita harus meningkatkan kewaspadaan. Di alam manusia, ada orang yang mengalami gangguan mental, fisik, ataupun masalah hubungan antarmanusia. Mereka sudah tidak tahan dengan penderitaan ini. “Mengapa menderita sekali ?”. Namun, meski ada penderitaan di alam manusia, tetapi jika dibandingkan dengan alam neraka, tentu tidak sepersepuluhjutanya. Jika di hitung dengan usia di alam manusia, penderitaan manusia paling hanya seratus tahun, tidak sampai sehari di surga Trayastrimsa. Usia manusia termasuk pendek. Waktunya, tidak termasuk panjang. Jika kita jatuh sampai ke alam neraka, satu hari di alam neraka sama dengan ratusan atau ribuan tahun manusia. Neraka tentu memiliki banyak lapisan. Lapisan yang semakin menyiksa, waktunya semakin panjang. Jika dibandingkan dengan waktu alam manusia, tentu tidak jauh berbeda dengan alam surga. Intinya, di alam manusia bisa menikmati kondisi surga juga bisa menghadapi kondisi neraka.
Di alam manusia kita masih punya banyak waktu untuk mengembangkan berkah. Meski alam manusia penuh penderitaan, tetapi di sini masih ada ajaran Buddha. Di alam manusia suka duka silih berganti. Ada penderitaan, juga ada kebahagiaan. Kita masih memiliki ruang untuk memilih untuk berbuat baik dan menciptakan berkah serta menghentikan segala keburukan.
Kita masih ada waktu untuk memilih. Orang penuh berkah bisa terlahir di surga, sedangkan yang berbuat jahat bisa jatuh ke neraka. Sungguh langkah bisa dapat terlahir sebagai manusia dan bertemu ajaran Buddha. Hendaklah kita menghargai dan menjalankannya. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Menggarap Ladang Berkah, Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan (504) https://youtu.be/hJhwjypc7A8
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva