Sanubari Teduh – Menghormati Sutra dan Jalan Buddha (467)
Video Youtube : https://youtu.be/VzOWhS8oF7U
Saudara se-Dharma sekalian, Buddha berkata kepada kita ; Sejak masa tanpa awal, semua makhluk memiliki keberagaman kekeliruan bagai orang yang tersesat berlari kesana kemari; keliru menganggap perpaduan empat unsur sebagai wujud tubuh diri sejati; enam objek luar sebagai sifat asli dari pikiran.
(Sutra Pencerahan Sempurna)
Semua makhluk penuh kekeliruan. Kita bagai sedang bermimpi dan tidak tahu arah. Nafsu keinginan bagai membelenggu kita. Kesadaran kita tidak jernih. Kita bagaikan tersesat dan tahu arah. Ini karena belenggu nafsu keinginan. Ini juga karena tiadanya kebijaksanaan. Jika kebijaksanaan kita tidak jernih, segala kondisi akan terlihat tidak jelas. Ini berarti kebijaksanaan kita belum terbuka. Kita harus sungguh-sungguh memahami hakikat kebijaksanaan sudah ada sejak awal. Hanya saja, ia seperti sekuntum bunga. Saat matahari terbit, ia mekar. Saat matahari terbenam ia menguncup. Begitupula, jika di dalam hati kita ada Buddha dan di dalam tindakan kita ada Dharma, pikiran kita akan terbuka. Dengan demikian, bagaimana mungkin kita tersesat ? Bagaimana kita membuka hati kita dan membangkitkan kebijaksanaan ?
Kita harus merujuk pada Sutra Buddha, sebelumnya dikatakan bahwa kita telah memiliki enam hal pendukung. Kita harus meyakini Dharma yang benar. Dharma datang dari kebijaksaanan Buddha. Buddha telah mangkat 2.500 tahun lalu. Buddha Sakyamuni adalah guru Utama di dunia Saha ini. Sutra Buddha masih ada. Tubuh Dharma masih ada. Jadi kita harus menghormati ajaran Buddha.
Terhadap Sutra-sutra, kita harus membangkitkan rasa hormat dan menjunjungnya. Contohnya saat memegang Kitab Sutra, kita tidak sembarang mengibaskannya. Saat kita mengambil kitab Sutra, kita memegang dengan penuh rasa hormat seakan Buddha berada di hadapan kita. Kita memegang tubuh Dharma Buddha di tangan kita, maka kita harus menaruh rasa hormat dan menjunjungnya. Apa yang disampaikan di dalamnya, harus kita hormati dan yakini. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Segala pahala berawal dari Dharma yang benar. Kita harus menjunjung Dharma yang benar; rendah hati di dalam, bertata krama di luar. Inilah yang di sampaikan dalam Sutra. Dengan begitu baru kita bisa mengecilkan ego dan bersikap rendah hati kepada orang lain. Semua ini berasal dari Sutra.
Diri kita akan memperoleh kemurnian. Jika kita bisa berlatih sesuai Dharma, kita akan memperoleh kemurnian lahir batin. Dengan demikian, meski zaman Buddha berjarak lebih 2000 tahun dari kita, tetapi di dunia Saha ini, Buddha Sakyamuni tetap merupakan guru utama kita. Beliau adalah guru para dewa dan manusia dan ayah bagi semua makhluk dari empat jenis kelahiran. Berhubung telah tersesat sssemua makhluk menjadi jauh dari istana Buddha dan berkeliaran di luar.
Pada dasarnya, hati kita semua kaya akan Dharma. Pada dasarnya di dalam hati kita, ada hakikat murni yang sama dengan Buddha. Tubuh Dharma yang Agung ada di dalam hati kita. Namun kita telah tersesat sehingga berkeliaran di luar. Meski Ayah terus mencari anak-anak-Nya, tetapi anak-anak-Nya ini tak mengenal Sang Ayah. Jadi, sang Ayah menggunakan berbagai cara untuk mendekati anak-anak-Nya agar mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka memiliki rumah yang megah. Kita harus mencarinya kembali. Kita harus kembali masuk ke rumah ini. Inilah istana Buddha. Ia bagaikan sebuah rumah yang megah. Segalanya ada didalamnya. Namun , kita telah tersesat di luar. Kita mengira, kita tidak memiliki semua itu. Sesungguhnya kita memiliki segala yang kita butuhkan. Jadi, kita harus mencarinya kembali. Jika tubuh dan batin kita murni, kita bisa memasuki istana Buddha dan kembali pada hakikat sejati, yaitu rumah Buddha yang megah.
Menghormati Sutra dan Jalan Buddha, berlatih sesuai Dharma, tubuh dan batin akan memperoleh kemurnian dan memasuki istana Tathagata.
Dharma yang murni, terletak di hati manusia. Saudara sekalian jika di hati kita semua ada Buddha, maka di dalam tindakan kita akan ada Dharma. Apakah Dharma akan ada tetap ada di dunia ini, bergantung pada kesungguhan hati kita. Dalam menolong diri sendiri dan orang lain serta mewariskan ajaran dari generasi ke generasi. Untuk itu, harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – 467 Menghormati Sutra dan Jalan Buddha (467) https://youtu.be/VzOWhS8oF7U
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva