Sanubari Teduh – Mengubah Pengetahuan Menjadi Kebijaksanaan (360)
Video Youtube : https://youtu.be/Mxs__D6kwDA
Saudara se-Dharma sekalian, kita semua memiliki hakikat kesadaran sejati. Jadi baik saat kita berusia dini maupun berusia lanjut, hakikat kesadaran ini tidak bertambah ataupun berkurang. Dalam kehidupan lampau, kehidupan ini, ataupun kehidupan mendatang, hakikat kesadaran ini juga tetap ada.
Empat musim silih berganti. Berbgai bunga dan tanaman di alam pun berganti seiring pergantian musim. Terlebih lagi, manusia juga demikian. Jadi, kita harus bersungguh hati memahami kehidupan. Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus memahami kebenaran di dalamnya. Di dalam diri setiap orang terdapat hakikat sejati. Kita harus dapat mengali dan mengembangkannya, sama seperti mengolah bunga menjadi ekstrak. Jika kita bisa sadar, maka untuk membabarkan kebenaran tidak akan ada kesulitan, karena setelah menyadari kebenaran ini, kita dapat memahami berbagai kebenaran lainnya. Jika mampu menyadari dan memahami ini, barulah noda batin dapat dilenyapkan. Dengan begitu barulah kita bisa bebas rintangan. Jadi setelah rintangan dilenyapkan, maka berikutnya dikatakan:
Sukacita membabarkannya tanpa batas tidak tercemar dan melekat, memperoleh kebebasan batin, kebebasan Dharma dan kebebasan metode Trampil.
Kita tidak tercemar oleh noda batin. Segala yang kita ucapkan sesuai dengan kebenaran. Apakah kebenaran ini nyata ? Asalkan noda batin kita sudah lenyap dan kita dapat melihat kebenaran, maka kita akan sukacita membabarkannya. Kita akan berbicara dengan tenang. Semua yang kita bicarakan adalah kebenaran. Berhubung semua itu adalah kebenaran, maka kita tidak akan kembali tercemar oleh noda batin. Dengan begitu, dalam berbicara kita akan damai. Kita memperoleh kebebasan batin dan Dharma. Dengan batin yang bebas dan damai, kita bisa membebaskan Dharma tanpa rintangan. Jadi, meski Dharma begitu banyak, kita menggunakan perumpamaan sebagai metode terampil. Kita membimbing orang dengan metode terampil, tetapi batin kita tetap bebas dan damai.
Jadi kita harus tahu bahwa rintangan di buat oleh diri sendiri. Asalkan kita dapat menyadari kebenaran, maka noda batin akan lenyap. Jika noda batin kita sudah lenyap, maka tabiat akibat ketidaktahuan akan berakhir dan tidak akan kembali berlanjut. Kita tahu bahwa kita diliputi ketidaktahuan. Akibatnya kita dipenuhi oleh noda batin. Jadi, semua orang bisa memiliki pengetahuan, Pengetahuan ini hendaknya diubah menjadi pemahaman. Pemahaman di ubah menjadi kebijaksanaan. Jika kita dapat mengubah pengetahuan menjadi pemahaman, bukankah ini sangat baik? Kita tidak semata-mata tahu. Paham berarti mampu membedakan. Kita mampu membedakan yang benar dan salah.
Sesungguhnya, tanpa celah berarti bijaksana. Kebijaksanaan kita tidak tertutup oleh noda batin. Berhubung kebgelapan dan noda batin tidak menutupi batin kita, kita mencari jalan mulia. Kita mempelajari ajaran Buddha dengan harapan untuk menuju jalan Mulia. Kita berjalan di jalan benar agar bisa mendekat pada kebuddhaan. Jalan ini di sebut jalan Mulia. Jalan mulia ini bebas dari celah. Artinya ia bebas dari noda batin. Ia adalah jalan Mulia yang penuh kebijaksanaan dan bebas dari noda batin. Kita berjalan menuju jalan mulia yang penuh kebijaksanaan dan bebas noda batin. Dengan begitu batin kita akan cemerlang bagai mentari. Kita tidak lagi bagai sedang bermimpi. Kita akan sadar dengan jelas. Harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Mengubah Pengetahuan Menjadi Kebijaksanaan (360) https://youtu.be/Mxs__D6kwDA
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva