Sanubari Teduh – Menjadi Jembatan bagi Semua Makhluk (486)

Video Youtube : https://youtu.be/R6mZWuLC4yM

Saudara se-Dharma sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus lebih bersungguh hati. Kita bersungguh hati dalam mempraktikkan Dharma. Dengan Dharma, kita senantiasa mengendalikan batin sendiri, menjagaa pikiran di jalan benar, bersungguh hati tanpa ego, bersama-sama berlatih tanpa ego, bersama-sama berlatih penuh semangat dengan niat yang murni; membentangkan jalan dengan cinta kasih. Berikrar menjadi jembatan ke pantai
kebahagiaan.

Saudara sekalian ini adalah pesan bagi kita untuk mengendalikan pikiran kita sendiri. Kita harus memiliki pikiran benar dan berjalan di jalan yang benar. Jangan kita menyia-nyiakan waktu. Saya terus mengingatkan kalian semua bahwa sedikit penyimpangan dapat membuat kita jauh tersesat. Jadi, kita harus selalu mengendalikan pikiran. Pikiran harus selalu berada di jalan yang benar. Kita harus selalu bersungguh hati. Kesungguhan hati kita juga harus tanpa ego. Niat kita harus murni. Dengan niat yang murni, kita semua dapat berlatih bersama. Kita bisa sama-sama berlatih mengembangkan cinta kasih. Ini adalah kewajiban kita.

Saat melewati hari-hari, kita melatih diri. melatih diri bagaikan membentangkan jalan. Kita harus giat untuk melangkah ke depan. Meski waktu terus berlalu , selama kita giat membentangkan jalan ini, dan terus melangkah maju ke depan, jalan ini akan semakin rata. Jadi, kita harus membentangkan jalan dengan cinta kasih. Semakin panjang jalan yang kita bentangkan, ia akan semakin rata. Jadi, kita harus membentangkan jalan benar dengan cinta kasih.

Setiap orang harus memiliki kekuatan ikrar. Ada tekad maka ada kekuatan. Bukan hanya melatih diri sendiri, kita harus mengembangkan kekuatan ikrar untuk menjaga jembatan dengan ikhlas agar orang lain dapat melintas di atasnya, dari tepi sini ke tepi seberang atau kebahagiaan. Untuk itu, kita harus memperkuat tekad dan ikrar kita. Jadi, harap semua orang jangan takut sulit saat melatih diri. Kesulitan terletak pada pikiran sendiri. Kita berikrar untuk membimbing orang lain. Jadi, kita harus memiliki tekad untuk menjadi jembatan. Kita harus memiliki kekuatan ikrar untuk membimbing diri sendiri dan orang lain. Kita harus senantiasa memiliki niat ini.

Kita adalah makhluk awam, sesungguhnya, setiap orang memiliki hakekat kebuddhaaan. Setiap orang memiliki benih kebuddhaan. Namun, kita malah membuat ladang batin kita di tumbuhi rumput liar noda batin dan karma sehingga benih kebuddhaan terkubur. Benih Kebuddhaan ini, meski ada di dalam batin kita, tetapi tidak berkesempatan untuk tumbuh. Waktu tentu terbatas. Benih di dalam ladang batin ini juga membutuhkan petani yang merawatnya. Setiap orang adalah petani bagi batin sendiri. Jika petani batin ini malas, dia bukan hanya tidak sungguh-sungguh merawat batin ini, tetapi juga merusaknya.

Sama seperti kita makhluk hidup yang sama-sama tinggal di alam ini. Populasi kita sangat banyak, tetapi tidak bisa menyayangi alam. Umat manusia malah merusak alam.Jadi, alam dapat kita jadikan perumpamaan untuk menggambarkan diri kita semua makhluk termasuk kita bagaikan bakteri kecil di alam semesta. Daya tahan di dalam diri kita juga didukung oleh bakteri yang membuat kita tetap sehat dan membantu sistem pencernaan. Setelah kita memakan sesuatu, tubuh kita akan menyerap zat yang di butuhkan. Itu juga terjadi dengan bantuan berbagi bakteri di dalam tubuh. Namun, saat bakteri baik lemah, bakteri pembawa penyakit akan tumbuh. Jika imunitas kita kurang baik, ia seperti kondisi alam yang tidak selaras.

Jadi, jika kita tidak sungguh-sungguh menjaga diri dan merawat batin kita, ini sama dengan merusak batin kita sendiri. Meski benih kebuddhaan sudah ada, ia tidak berkesempatan untuk tumbuh. Ini disebut memutus benih kebuddhaan. Sesungguhnya inilah kesalahan terbesar. Jangan juga kita bersikap semaunya, penuh ke tidakjelasan, kacau, gemar makan-makan, minum, bersenang-senang, membicarakan hal-hal yang tidak berguna, dan menciptakan karma buruk ucapan yang bisa membawa malapetaka besar. Malapetaka timbul dari ucapan dan pikiran. Apa yang ada di pikiran membuat ucapan menyimpang. Kita akan di rusak oleh diri sendiri. Ini adalah karma buruk yang besar. Jangan mengira semua itu sepele. Sesungguhnya kesalahan itu sangat besar. Kita membahas tentang sikap sembrono dan semaunya. Mulanya semua itu hanya kesalahan kecil, sesungguhnya, lambat laun ia bisa meluas dan tidak terkendali

Jadi, saudara sekalian dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus bersungguh hati. Kita harus menjaga pikiran di jalan benar. Kita harus bersungguh hati tanpa ego. Niat kita harus murni. Kita juga harus selalu tekun dan bersemangat untuk membentangkan jalan dengan cinta kasih. kita harus memiliki kekuatan ikrar untuk menjadi jembatan bagi orang lain agar orang-orang dapat melintas dari tataran awam menujuh tataran kesucian. Semua
ini bergantung pada diri kita sendiri. Kita harus membimbing diri sendiri dan orang lain. Harap semua lebih bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Menjadi Jembatan bagi Semua Makhluk (486) https://youtu.be/R6mZWuLC4yM

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva