Saudara se-Dharma sekalian, kita harus mawas diri dan tulus setiap saat. Kita harus waspada atas pelanggaran fisik dan batin, juga harus selalu tulus dalam menghadapi setiap orang dan hal. Inilah yang selalu saya ingatkan setiap hari. Bayangkan, hari kemarin sudah berlalu. Namun, apakah tubuh dan pikiran kita ada melakukan kesalahan? Jika ada, kini kita harus segera memperbaikinya. Jadi, kita harus selalu mengingatkan diri sendiri.

Kita terus membahas tentang enam indra, mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Enam indra ini saling membelenggu dan membuat kita membangkitkan pikiran tidak benar. Banyak hal yang seharusnya tidak ada dalam pikiran kita. Banyak hal yang tidak patut dilakukan. Semua ini bergantung pada pandangan. Jadi, akibat ketamakan terhadap kenikmatan, tubuh menciptakan berbagai karma yang tidak disadari. Berhubung tubuh kita mengejar ketamakan, kita selalu mencari cara merawat tubuh kita dan menjaganya agar tidak perlu bekerja dan selalu mendapat kenikmatan. Hal ini saja dapat membuat kita menciptakan karma buruk dalam keseharian. Kita tak sendiri tak menyadarinya. Jadi, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan.

Pikiran kita bereaksi saat indra bersentuhan dengan objek. Indra kita terdiri dari mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Objek luar terdiri atas rupa, suara, aroma, rasa, sentuhan dan objek pikiran. Ini yang disebut enam objek. Kontak antara enam indra dan enam objek membuat batin kita yang terbelenggu kemelekatan membangkitkan pikiran yang tidak-tidak. Saat indra dan objek bersentuhan, pikiran kita membangkitkan keinginan dan ketamakan dan tak kunjung melupakannya. Pikiran sudah melekat. Karena itu, batin kita pun terbelenggu. Akibatnya, banyak timbul pikiran tidak benar. Pikiran kita menjadi kacau. Ini bagaikan cuaca yang buruk. Demikian halnya, kita tak dapat mengendalikan diri dari belenggu kemelekatan ini. Akibatnya banyak pikiran yang tidak-tidak. Inilah yang terjadi dalam pikiran saat indra dan objek bersentuhan.

Akibat ketamakan dan kenikmatan, tubuh menciptakan berbagai karma buruk tanpa menyadarinya. Indra pikiran memicu kesadaran bereaksi terhadap indra dan objek sehingga kemelekatan membelenggu dan menyebabkan banyaknya pikiran kacau.

Jadi kita harus selalu mengingatkkan diri sendiri. Di dunia ini, indra dan objek sesungguhnya sederhana. Manusia dan segala sesuatu di alam semesta, hendaknya hidup berdampingan dengan damai. Kita harus selalu bersyukur atas segala sesuatu di alam semesta yang telah menyokong kehidupan kita. Jadi, kita harus selalu menyayangi sumber daya. Inilah kemampuan potensial yang dimiliki manusia. Bagaimana kita membalas budi semua makhluk di dunia ? Saat indra kita melihat segala sesuatu, kita harus membangkitkan cinta kasih tanpa berniat menguasai. Cinta kasih bukan untuk menguasai atau melekati. Jadi, kita dapat memandang segala sesuatu dengan batin yang murni, berarti kita memiliki kasih sayang dan bebas dari kemelekatan. Yang kita butuhkan tak lain hanyalah sandang, pangan, papan, dan transportasi.

Selama cukup pakaian, ada tempat berteduh dari hujan dan angin, ada makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi, dan sarana transportasi lancar, seharusnya sudah cukup. Namun, kita sebagai manusia membuatnya menjadi rumit. Ini menjadi ketamakan dan kemelekatan. Manusia ingin memiliki lebih banyak dan terus mengejarnya tanpa batas.

Jadi, kita harus bertobat dengan tulus di hadapan Para Buddha di seluruh penjuru dan Dharma Yang Mulia. Inilah yang selalu saya katakan. Kesalahan harus segera diperbaiki. Kita harus senantiasa instropeksi. Dari aktivitas enam indra kita, sesungguhnya tanpa kita sadari, berapa banyak niat yang memicu terciptanya karma ? . Kita tidak tahu, terlebih lagi di masa lalu. Jadi, kita semua harus selalu berinstropeksi atas masa lalu dan menjaga diri di masa kini. Ini yang disebut mawas diri. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Menjaga Diri di Saat Ini (451)

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattv