Sanubari Teduh – Menjahui Nafsu Perbuatan Asusila (428)
Video Youtube : https://youtu.be/pJzy4qf2HjM
Saudara se-Dharma sekalian, semua makhluk menderita karena lima keinginan. Diantaranya nafsu terhadap seks adalah yang terberat. Ini paling membawa penderitaan. Diantara lima nafsu ada nafsu seks. Manusia sulit mengendalikan ini. Manusia yang memiliki nafsu seksual besar sangatlah menderita. Ini bisa memicu ketidakharmonisan keluarga, ketidaktenangan masyarakat, serta membawa kerugian bagi diri sendiri. Inilah akibat nafsu seksual yang menyimpang. Semua ini membawa penderitaan, seperti yang tadi dibahas, berdampak pada keluarga, masyarakat, diri sendiri dan lain lain.
Bagaimana selanjutnya ? di dalam Sutra kita kembali diingatkan akan penderitaan di tiga alam rendah. Ini selalu diingatkan di berbagai kesempatan. Sejak dahulu sudah dikatakan bahwa berbagai kejahatan diawali dari nafsu seksual. Hubungan suami tidak baik atau keluarga yang tidak sesuai yang diharapkan, inilah buah yang mungkin diterima.
Berikutnya dikatakan :
Karena itu, di dalam Sutra dikatakan bahwa kesalahan dari perbuatan asusila dapat membuat semua makhluk menderita di alam neraka atau alam setan kelaparan.
Jika terus mengejar nafsu seksual, terutama dengan cara-cara yang asusila, kesenangan yang ada hanyalah sementara. Mereka tidak memedulikan keluarga.
Jadi, saudara sekalian, sebagai praktisi Buddhis yang sudah mendengar ajaran, kita harus membangkitkan keyakinan. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Kita harus meyakinin hukum sebab akibat. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Menjahui Nafsu Perbuatan Asusila (428) https://youtu.be/pJzy4qf2HjM
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva