Sanubari Teduh – Menyalakan Pelita Hati dengan Mawas Diri dan Tulus (492)

Video Youtube : https://youtu.be/drzMgR1o1Y4

Saudara se-Dharma sekalian, kita selalu membahas tentang pikiran. Kita harus mawas diri dan tulus. Pelita hati harus menyinari batin kita karena kita adalah makhluk awam dan ruang batin telah lama diliputi oleh kegelapan batin. Jadi, jika batin kita gelap, bayangkan betapa banyak jebakan yang tak terlihat sepanjang jalan. Bagaimana kita melaluinya ? Kita harus menerangi batin dengan pelita hati. Kita harus sungguh-sungguh dalam hal ini. Setiap orang memiliki pelita hati yang jernih dan terang. Hanya saja, sejak masa tanpa awal entah sudah berapa lama, mungkin saja sudah puluhan ribu kelahiran. Ini mungkin saja. Intinya, sudah lama sekali kita terjerumus sebagai makhluk awam akibat sebersit kegelapan batin.

Dalam tataran makhluk awam yang penuh kegelapan batin ini, batin kita terus menerus tercemar. Akibat terus tercemar, batin menjadi penuh ketidaktauan. Ketidaktauan ini membuat batin semakin gelap. Ini sangat disayangkan. Mulanya, ada pelita batin dalam batin setiap orang. Jadi, kini kita harus giat dan mawas diri. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menaati aturan, memegang teguh norma sebagai manusia, dan menjalani pola hidup yang benar. Semua ini dimulai dari ketulusan hati.

Dalam menghadapi orang, hal dan materi, kita tidak boleh tidak jujur. Terhadap orang lain, kita harus tulus dan jujur. Kita harus memiliki kebenaran, yaitu pengetahuan, pandangan, dan pikiran benar. Hati yang tulus dan lurus ini adalah jalan bagi praktisi pelatihan diri. jadi, kita harus mawas diri dan tulus agar dalam hubungan antar manusia, tiada bentrokan akibat kegelapan batin. Jadi, di masa lalu mungkin batin kita diliputi kegelapan sejak lama. Namun, begitu pelita menyala, cahayanya dapat diteruskan sampai tak terhingga.

Mawas diri dan tulus demi menyalakan pelita hati. Meski kegelapan batin menyelimuti sejak lama, begitu satu pelita menyala, cahayanya dapat di teruskan untuk menyalakan pelita hati yang tak terhingga jumlahnya.

Jadi, saudara sekalian kita harus giat dalam melatih diri. Ke dalam hati kita menyalakan pelita kebijaksanaan. Kita harus benar-benar giat untuk membersihkan batin kita dan melenyapkan kegelapan batin. Dengan demikian cahaya kebijaksanaan akan dapat memancar ke luar. Jadi, kita harus bersungguh hati.

Melatih diri berarti harus giat menyalahkan dan membersihkan pelita kebijaksanaan dalam hati. Dengan lenyapnya kegelapan batin, cahaya kebijaksanaan akan terpancar.

Sebelumnya kita telah membahas banyak tentang pertobatan atas pikiran yang tidak menaati sila dan berakibat pada kegelapan batin yang menutupi batin kita. Dengan demikian, dalam tindakan kita banyak melakukan pelanggaran. Kita hendaknya senantiasa berinstropeksi dan mengingatkan diri sendiri. Jika memiliki kesalahan di masa lalu, kita harus segera memperbaiki diri. Jika, pikiran masih bergejolak, kita harus membangkitkan rasa malu. Kita sudah melatih diri sampai saat ini, juga sudah banyak mendengar banyak Sutra, tetapi masih membangkitkan kegelapan batin. Kita harus malu atas hal ini. Orang yang punya rasa malu aka bisa menjaga integritas. Kita harus menjaga Integritas. Kita harus senantiasa memiliki rasa malu. Jika tidak menaati aturan kita sendiri, bukankah kita akan dihakimi orang lain dan kehilangan karakter ? Kita harus selalu memiliki rasa malu. Dengan begitu, kita akan menjaga karakter kita. Dengan begitu karakter kita tak akan rusak. Jika memiliki kesalahan di masa lalu, kita harus segera bertobat. Pertobatan adalah pemurnian. Kita harus segera memperbaiki diri. setelah itu, kita harus selalu memiliki rasa malu. Kita harus menghargai diri sendiri. Kita harus mengingakan diri sendiri. Jadi, kita harus tulus.

Jadi saudara sekalian, dalam setiap pikiran yang timbul, ucapan yang terlontar, semuanya merupakan karma dan mungkin mengandung kesalahan. Jadi, atas kesalahan masa lalu. Setelah mendengar ini, kita harus meningatkan diri sendiri untuk berintropeksi. Jangan lagi melakukan pelanggaran. Di masa depan, entah berapa banyak lagi pelanggaran yang akan kita buat. Begitupula saat ini. Berapa banyak buah karma yang harus kita terima ? Kita harus mengingatkan diri sendiri untuk mawas diri dan tulus. Pelita hati kita harus dinyalakan agar menyinari batin kita. Ladang pelatihan diri kita harus diterangi. Jadi, meski kegelapan batin sudah menyelimuti sejak lama, begitu satu pelita dinyalakan, cahayanya bisa diteruskan untuk menyalakan pelita yang tak terhingga jumlahnya. Semoga kita semua dapat bertekad dan berikrar untuk tidak hanya menyalakan pelita hati sendiri tetapi juga menyalakan pelita hati orang lain. Untuk itu, kita harus selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Menyalakan Pelita Hati dengan Mawas Diri dan Tulus (492) https://youtu.be/drzMgR1o1Y4

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva