Sanubari Teduh – Meyakini Hukum Karma (441)

Video Youtube : https://youtu.be/fO1ZZl_wQUc

Saudara se-Dharma sekalian, ada empat karma buruk lewat ucapan.

Empat Karma buruk lewat ucapan : kata-kata kasar, dusta, kata-kata kosong, gosip. Kita telah membahasnya. Kata-kata kosong adalah kata-kata yang berlebihan. Sesungguhnya, kesan terhadap seseorang dalam batin tidak sebaik itu. Tetapi mulut kita mengucapkan kata-kata manis tentang orang itu. Ini juga bisa mencelakai orang. Terlebih lagi minuman keras dan seks. Kita juga sudah membahas ada orang yang membujuk dan mengelabui orang lain dengan kata-kata sehingga dia melakukan kesalahan demi keuntungan diri sendiri. Mereka membujuk orang memakai narkoba, minum minuman keras, berjudi dan sebagainya. Semua ini adalah kata-kata yang tidak benar yang bisa membuat orang melakukan kesalahan atau bahkan menyesatkan. Semua ini tidak benar.
Ini disebut karma buruk lewat ucapan.

Begitupula dalam hal keyakinan. Ada yang membuat orang percaya takhayul. Saat seseorang sakit, ada yang segera mencari perantara atau mengadakan upacara tolak bala. Jika orang sakit bisa sembuh hanya bertanya pada medium atau melakukan upacara mengubah nasib, untuk apa membangun rumah sakit ? Untuk apa ada sekolah kedokteran yang mempelajari bagaimana penyakit muncul, virus atau kuman apa yang memicunya, dan obat apa yang tepat untuk itu?. Kadang saat ada orang yang sakit, ada yang membawa obat alternatif yang berharga mahal, lalu berkata obat itu mujarab dan sudah banyak yang sembuh dengan obat itu.

Kita harus meyakini hukum karma. Kita harus memiliki keyakinan benar terhadap hukum sebab akibat. Jadi, janganlah kita mengarahkan orang lain dalam hal yang kita sendiri tidak pahami. Janganlah berbohong demi mencari keuntungan atau nama. Jangan pula berkata-kata kosong untuk mengoda orang hingga jatuh ke dalam minuman keras atau seks. Begitu, jatuh ke dalamnya manusia akan sulit berubah.

Jadi, kita membutuhkan agama, yakni arah tujuan hidup manusia. Kita harus menerima bimbingan mengenai jalan yang benar. Kita harus berjalan di jalan yang benar. Buddha telah membuka pintu bagi kita. Jalan Mulia Beruas Delapan sangatlah lapang dan agung. Buddha telah membabarkan Jalan Mulia Beruas Delapan. Alangkah baiknya jika kita semua dapat menapaki jalan ini.

Jalan Mulia beruas Delapan

  1. Pandangan Benar
  2. Pikiran Benar
  3. Ucapan Benar
  4. Perbuatan Benar
  5. Penghidupan Benar
  6. Usaha Benar
  7. Perhatian Benar
  8. Konsentrasi Benar

Jadi, saya sering mengulang 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Ini adalah landasan dalam pelatihan diri kita. Jadi, kita harus sering mengulangnya. 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan adalah Bimbingan Buddha bagi kita agar pkiran kita tidak menyimpang dan agar kita dapat hidup di jalan benar. Disini, kita juga dapat mengetahui mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan; mana yang boleh dikatakan dan mana yang tidak boleh dikatakan. Kata-kata yang keluar dari mulut dapat menciptakan bencana besar. Ini tertulis dalam 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Inilah ajaran bagi kita. Jadi, jika tidak berhati-hati dan tidak menerima bimbingan, kita akan mudah melakukan kesalahan lewat kata-kata yang ringan.

Sutra Makna Tanpa Batas juga terus mengingatkan kita. Jika kita memahami 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan dan Sutra Makna Tanpa Batas, maka dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa terjun ke masyarakat dan mempraktikan Jalan Bodhisattva dengan hati Buddha. Mengenai 10 karma Buruk semua makhluk, asalkan kita membimbing semua makhluk dengan semangat “Makna tanpa batas” maka lihatlah, di dalam bab Sepuluh Pahala dikatakan “ Membangkitkan cinta kasih bagi yang tak memiliki cinta kasih, membangkitkan welas asih bagi yang tak memiliki welas asih; membangkitkan niat berdana bagi yang gemar mencuri “ dan seterusnya. Penggalan ini menunjukkan bahwa kita bisa mengubah keburukan menjadi kebaikan. Kebaikan adalah pahala.

Membangkitkan cinta kasih bagi yang tak memiliki cinta kasih,
Membangkitkan welas asih bagi yang gemar membunuh;
Membangkitkan sukacita bagi yang iri hati;
Membangkitkan keseimbangan batin bagi yang penuh kemelekatan;
Membangkitkan niat berdana bagi yang kikir dan tamak.
( Sutra Makna Tanpa Batas )

Saudara sekalian, dusta, kata-kata kosong dan gosip, bisa dikatakan sungguh membawa banyak bencana bagi dunia. Banyak keluarga masyarakat bahkan negara mengalami bencana dan malapetaka hanya karena ucapan yang keluar dari mulut. Penyakit pun masuk dari mulut. Jadi, kita harus mengendalikan mulut kita. Jadi, kita harus tulus. Bertutur kata harus jujur dan tulus. Jika kita tidak tulus dalam berbicara, kita akan menciptakan karma buruk ucapan yang merusak karakter diri sendiri serta mengacaukan masyarakat dan negara. Jadi, kita harus menjaga ucapan kita. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Meyakini Hukum Karma (441) https://youtu.be/fO1ZZl_wQUc

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva