Sanubari Teduh – Meyakini Hukum Sebab Akibat (398)

 

Video Youtube :  https://youtu.be/QfutxhiaRA8

 

Saudara se-Dharma sekalian, kita harus meyakini sebab dan takut akiat. Kita semua harus senatiasa memiliki hati yang tulus. Kita harus meyakini ajaran Buddha. Kita harus meyakini sebab dan takut akibat. Kita harus meyakininnya dengan hati yang tulus. Kita juga harus menjalin jodoh baik dengan pikiran benar. Erhuung kita dapat meyakini  hukum sebab akiat, maka kita harus sungguh-sungguh menjalin jodoh baik. Jika bertemu kondisi atau jodoh yang tak baik, maka kita harus mengingatkan diri bahwa ini adalah buah karma. Kita harus menerima dengan sukarela.

Penderitaan dn kebahagiaan bergantung pada karma. Kebahagiaan  atau penderitaan pada kehidupan ini tak lepas dari hukum sebab akibat. Jadi, kini kita harus menerima akibat karma lampau. Sebab adalah sebutir benih. Benih apa yang kita tanam di masa lalu, maka saat ini kita akan melihat hasilnya. Kita menerima sendiri apa yang kita tanam. Jadi, kita harus menggunakan hati yang tulus untuk menerima hukumsebab akibat ini.  Berhubung kita begitu tulus menerima hukum sebab akibat, maka kita harus bertekad dan berikrar untuk menjaga hati kita agar senantiasa lurus tanpa menyimpang. Kita harus menjalin jodoh baik dengan siapa pun  bagaimana pun rupanya. Kita harus menerimanya dengan suka cita.  Kita harus menyadari buah karma. Ini harus kita pahami. Jadi kita harus ikhlas. Jika kita berbuat dengan sukacita, maka kita harus menerima akibatnya dengan sukarela. Bagaimanapun perlakuan oraang lain, kita harus menerima dengan ikhlas.  Jadi kita harus tahu bahwa ini adalah buah karma masa lampau. Berbuat baik akan mendapatkan berkah, berbuat jahat akan mendapatkan penderitaan.  Jadi penderitaan dan kebahagiaan tak lepas dari hukum sebab akibat.

Sebagai praktisi Buddhis, jika kita dapat  memahami semua ini,`maka batin kita senantiasa akan tenang. Jika kita berutang, maka kita harus membayarnya. Jadi sering dikatakan bahwa manusia di dunia saling berutang. Benar. Jika berutang kita harus membayarnya. Jika pada kehidupan lampau Anda menindas orang, maka lini sudah sepatutnya jika Anda tertindas. Jika di masa lampau Anda mencelakai orang, maka kini mungkin kini Anda di celakai orang. Ini juga berjalan sesuai hukum alam. Jadi semua harus kita terima dengan ikhlas. Jadi, sekarang di sini dikatakan bahwa berhubung kita memiliki karma buruk  yang beragam dan tak terhingga,  maka kini kita bertobat dengan tulus. Berhubung di masa lalu kita pernah menciptakan karma buruk, maka kini kita menerima buahnya.  Ini berasal dari kehidupan lampau. Semuanya tak lepas dari hukum karma. Berhubung kita sudah tahu, maka kita harus membangkitkan ketulusan. Kita bertobat dengan tulus. Kita harus sungguh-sungguh dan tulus.

 

Jika pikiran selalu berada di dalam pusarqan niat buruk, maka begitu terpengaruh oleh kondisi luar, kita akan mudah melakukan perbuatan yang menciptakan karma buruk. Dengan begitu, belas kasih dan kebaikan tidak dapat terpancar.

 

Jadi, kita harus memecayai hukum sebab akibat. Kita harus membina hati yang tulus dan menjalin jodoh yang baik dengan banyak orang. Kita harus memahami bahwa kita menuai apa yang kita tabur. Kita hendaknya menerima buah karma baik atau buruk dengan ikhlas. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh – Meyakini Hukum Sebab Akibat (398) https://youtu.be/QfutxhiaRA8

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva