Saudara se-Dharma sekalian, suka duka dalam kehidupan dipelopori oleh pikiran. Kekuatan karma akan mendatangkan buah akibat. Saat hal ini datang. Tubuh dan batin akan tersiksa. Noda batin sendirilah yang menciptakan neraka. Dari penggalan ini kita memahami bahwa suka duka dalam
kehidupan sesungguhnya dipelopori oleh pikiran. Saat sebersit niat bangkit, jika niat itu baik, menghadapi apapun di dunia ini, kita akan senantiasa bersyukur dan iklas
bersumbangsih. Inilah niat baik. Pikiran yang
sederhana ini tidaklah rumit. Tanpa kerumitan, tiada niat buruk. Jadi, niat baik sangat sederhana.

Kita sering membahas tentang kekuatan karma. Karma adalah perbuatan. Jika pikiran kita bajik dan sederhana, segala kondisi yang kita temui adalah kondisi baik yang penuh berkah dan membawa kebahagiaan. Jika pikiran kita berisi niat buruk, kita juga akan menciptakan karma buruk. Ini karena pikiran kita mengarahkan tindakan kita ke arah keburukan. Dengan terwujudnya kejahatan, kita menciptakan karma buruk yang akan kita terima akibatnya.

Begitu timbul niat untuk melakukan sesuatu, kita pasti menerima buahnya. Jadi, karma di tanam dan di tuai sendiri. Akibat karma buruk membawa penderitaan. Jika kejahatan terwujud, saat karma itu berbuah, konsekuensi yang diterima sungguh membawa banyak penderitaan.

Jika ada niat buruk yang bangkit, kita harus segera melenyapkannya. Niat baik harus segera kita bangkitkan. Inilah pelatihan diri, yang terpenting dalam pelatihan diri ialah memahami hukum sebab akibat. Tanpa memahami hukum sebab akibat, kita akan bertindak semaunya. Pada akhirnya kita mengundang penderitaan. Semuanya adalah akibat perbuatan kita sendiri.

Jadi, mengenai suka duka dalam kehidupan, Anda ingin menciptakan benih neraka, ingin menjadi manusia, ataukah ingin mempelajari ajaran Buddha demi memperoleh kebahagiaan dari pembebasan ? Semua ini bermula dari sebersit niat. Jadi suka duka kehidupan dipelopori oleh pikiran. Buddha juga mengatakan bahwa para Buddha di Tiga masa di pelopori oleh pikiran. Bukankah ini yang kita lantunkan dalam kebaktian malam tiap hari ? Pikiran adalah pelopor segalanya. Kekuatan karma akan membawa buah dan akibat. Karma yang kita cipakan sendiri harus diterima sendiri akibatnya. Saat hal ini tiba, tubuh dan batin akan tersiksa. Saat kekuatan karma muncul dan membelenggu, siksaan yang diterima membuat kita menderita. Neraka di ciptakan oleh noda batin kita sendiri. Segala rangkaian sebab akibat bermula dari pikiran kita sendiri. Jadi kita harus senantiasa bersungguh hati.

Mempelajari ajaran Buddha bertujuan untuk mengingatkan bahwa di dalam hati setiap orang ada Buddha. Kita harus mengembangkan cinta kasih dan welas asih. Atas karma yang kita ciptakan dalam kehidupan ini, kita hendaknya bertobat dan memperbaiki diri. kitapun hendaknya mengakumulasi berkah.

Dengan kekuatan karma baik yang besar, kita berharap dapat meredam karma buruk masa lalu. Maksud dari meredam karma buruk bukan berarti dengan menciptakan berkah kita dapat melenyapkan karma buruk. Bukan, tetapi kita dapat menerimanya dengan iklas dan suka cita. Menerima satu hal berari mengikis satu hal. Jadi, harap semua senantiasa selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Pikiran Memelopori Suka Duka Kehidupan (502) https://youtu.be/2qxhGCQPygk

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva