Sanubari Teduh – Rasa Sukacita dalam Dharma Sanubari Teduh (445)

Video Youtube : https://youtu.be/JxaUhwWLSbA

Saudara se-Dharma sekalian, Buddha berkata;
Menjalankan yang Aku jalankan; membabarkan Dharma yang Aku babarkan;
Meski berada jauh dari-Ku, tetapi bagai berada di ruangan yang sama. Artinya ialah jika kita dapat menjalankan kebenaran sesuai ajaran Buddha, inilah yang disebut menjalankan Sutra. Ini lebih baik daripada hanya membaca Sutra. Jalan yang dibabarkan Buddha kita praktikkan. Buddha juga berkata bahwa kita hendaknya turut membabarkan Dharma kepada orang banyak. Setelah mendengar Dharma dari Buddha, kita meneruskannya kembali. Manusia lah yang menyebarkan kebenaran, bukan sebaliknya. Setelah mendengarnya kita meneruskannya.

Meski Buddha berada jauh dari kita, jika kita dapat menjalankan ajaran-Nya, dan menyebarkannya, kita bagai berada di tempat yang sama dengan-Nya. Buddha tidak jauh dari kita, Beliau bagai berada disisi kita. Saat ini kita bukan hanya berada jauh ribuan kilometer dari Buddha. Jikapun kita terlahir di India, kita masih tetap mungkin berada jauh dari Buddha. Belum lagi kita hidup di jaman yang berbeda. Zaman Buddha berselang lebih dari 2500 tahun dari zaman kita. Meski kita hidup di jaman yang jauh berbeda, dan dengan jarak yang jauh, jika kita dapat mempraktikan ajaran Buddha dan menyebarkannya, ini berarti Buddha ada di hati kita. Saya sering mengatakan bahwa di dalam hati Buddha, di tindakan ada Dharma. Begitulah prinsipnya.

Saya sering mengatakan bahwa kita hendaknya bertutur kata baik dan menyerap Dharma ke dalam hati. Dengan begitu, kita akan dapat mengubah derita kerisauan menjadi kebahagian dalam Dharma. Saudara sekalian, jika kita selalu dapat bertutur kata baik, kata-kata akan mengandung Dharma. Jika mengatakan hal baik, maka semakin berbicara, hati kita juga semakin sukacita. Kita akan melupakan kerisauan kita. Orang yang mendengar juga bahagia. Tabiat yang tidak baik, juga dapat berubah setelah mendengar kata-kata itu.

Bertutur kata yang baik, menyerap Dharma ke dalam hati, mengubah derita kerisauan, dan memperoleh rasa sukacita dalam Dharma .

Dalam mempelajari ajaran Buddha, segala yang kita lakukan harus membawa manfaat bagi semua makhluk. Semua ucapan kita harus membawa manfaat bagi manusia dan dewa. Jadi, jangan mengira bahwa ucapan hanya di dengar orang. Tidak. Ucapan juga bisa didengar para dewa. Pepatah mengatakan, tiga inchi di kepala kita ialah dewa. Para Pelindung Dharma mendengar kita, baik itu ucapan baik, ucapan buruk, ucapan benar, ucapan yang melukai makhluk lain, maupun ucapan yang merusak hubungan. Ini bukan hanya di dengar oleh manusia. “Tiga inchi di atas kepala ialah para Dewa.” Jadi ucapan juga harus membawa manfaat bagi manusia dan dewa.

Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, selain tindakan kita yang bisa dilihat orang, masih ada suara yang didengar orang. Jadi, kita harus waspada. Kita harus melakukan kebajikan dan menghindari kejahatan. Ucapan yang baik harus senantiasa kita ucapkan. Ucapan buruk harus segera kita hentikan. Berbicara juga merupakan kebiasaan. Jika dalam berbicara kita sering melukai orang lain, meski kita tidak bermaksud buruk, tetapi itu sudah menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang tidak disengaja ini melukai orang dan tetap memiliki konsukensi. Jangan mengira bahwa sesuatu yang tak disengaja tak mendatangkan akibat. Tidak benar.

Terhadap orang yang tersakiti, kita memang menasihatinya, “Orang itu tidak bermaksud buruk” “jangan dimasukan ke dalam hati.” Akan tetapi terhadap yang berucap, kita tetap berkata bahwa melukai orang lain, tetap memiliki konsekuensi. Jangan mengira semua bisa selesai. Hanya dengan mengucapakan maaf. Ini tidak akan berlalu begitu saja. Meski Anda dan orang itu telah mengaku salah satu pihak telah salah paham atau salah bicara dan telah berdamai, tetapi hukum karma tetap berjalan. Jadi, dikatakan bahwa langit dan bumi mendengar ucapan kita.

Saudara sekalian, hati-hatilah dalam berbicara. Kata-kata yang kita ucapakan harus mengandung empat kualitas baik, yaitu harmonis, benar, tulus dan lembut . Dengan begitu kita bisa membawa manfaat bagi manusia dan dewa. Selain dewa yang mendengar, masih ada makhluk-makhluk lainnya. Singkat kata, ucapan bukan hanya di dengar manusia. Dalam berbicara kita harus memiliki ketulusan dari dalam lubuk hati agar membawa manfaat bagi manusia dan dewa. Harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Rasa Sukacita dalam Dharma Sanubari Teduh (445) https://youtu.be/JxaUhwWLSbA

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva