Sanubari Teduh – Rumah yang Luas Tak Sebaik Hati yang Lapang (514)
Video Youtube : https://youtu.be/Nh4scfGnN94
Saudara se-Dharma sekalian, ketahuilah orang yang banyak nafsu dan banyak mengejar keuntungan, penderitaan juga banyak. Orang dengan sedikit nafsu dan tidak mengejar keinginan tidak menderita seperti itu.
Pengalan ini mengatakan kepada kita bahwa semua orang harus tahu bahwa segala penderitaan berasal dari banyaknya nafsu. Selama berhari-hari, kita terus membahas penderitaan neraka. Penderitaan ini tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Jadi digambarkan bebagai alat hukuman dan penderitaan para terhukum untuk mengambarkannya. Sesungguhnya, tidaklah jauh dari kita.
Di alam manusia ini, kita sering melihat banyak orang yang sedang menderita. Kita juga sering mendengar di tempat-tempat yang jauh banyak terjadi bencana alam dan ulah manusia yang menyebabkan berbagai penderitaan. Banyak warga yang kurang mampu yang terkena bencana, mengalami gagal panen. Dan sebagainya. Banyak bencana terjadi bersamaan dan mendatangkan penderitaan. Ada orang berkata, “ Apa dosa orang-orang itu ? “Mengapa dalam kehidupan ini mereka terlahir di daerah seperti itu sehingga terus merasakan penderitaan ? “Berbagai siksaan seperti kelaparan, penyakit dan bencana erus terjadi di tempat itu. Bayangkan, mereka memang tidak mampu menciptakan karma buruk pada kehidupan ini. Tidak. Namun kita tidak tahu bagaimana kehidupan lampau mereka. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa pada kehidupan lampau telah melakukan ini dan itu. Namun, menurut ajaran Buddha. Buddha adalah Yang Mahasadar yang memahami masa lalu, masa kini, dan masa depan, serta merupakan guru pembimbing Tiga Alam dan ayah dari Empat Kelahiran. Usianya tidak terbatas.
Buddha tidak hanya sekali datang ke dunia ini untuk membimbing kita. Dengan segala pengetahuan-Nya dari berbagai masa, Beliau membimbing kita. Beliau berkata bahwa usia di alam manusia tidak panjang. Buddha hidup di dunia ini selama 80 tahun. Apakah berarti usia Buddha hanya 80 tahun? Bukan. Panjang usia Buddha tidak terbatas. Beliau hanya memanifestasikan ciri manusia.
Dahulu kita juga pernah membahas, bahwa umur manusia meski mencapai 100 tahun, hanya sama dengan satu hari di Surga Trayastrimsa. Namun, Buddha sudah melampaui surga. Jadi, Yang Maha Sadar di Alam Semesta ini memahami segala kebenaran ini. Beliau hanya beremanasi di alam manusia. Buddha mengetahui masa lampau, bahkan berkalpa-kalpa lalu. Jadi beliau dapat memberitahu kita bahwa kita semua, dari kehidupan ke kehidupan, telah menciptakan berbagai karma. Jika kekuatan karma buruk besar, kita bisa jatuh ke neraka seketika. Dengan kekuatan karma buruk menengah, kita mungkin terlahir di tempat yang penuh bencana dan kesulitan. Orang-orang di sana menghadapi karma kolektif. Mereka semua tak dapat memilih. Penderitaan mereka tak terkira. meski meratap, tidak ada yang merespon. Semua orang di sana sangat menderita dan tak tahu kemana untuk meminta pertolongan. Meski hanya terus meratap kepada langit dan bumi. Karma apa yang telah mereka perbuat ? Semuanya tak lepas dari nafsu keinginan.
Jadi, dalam Sutra Ajaran yang di wariskan Buddha, juga dikatakan bahwa orang yang penuh nafsu keinginan dan mengejar banyak keuntungan, penderitaannya juga banyak. Banyaknya nafsu dan keinginan membuat penderitaan semakin banyak. Orang dengan sedikit nafsu dan tidak mengejar keinginan, tidak menderita seperti itu. Orang dengan sedikit nafsu keinginan juga tidak akan menerima buah karma seperti itu.
Tadi kita membahas bahwa, karma buruk berat membuka kita jatuh ke neraka. Karma buruk menengah membuat kita terlahir di tempat yang penuh penderitaan bersama orang-orang di sana. Karma buruk yang lebih ringan membuat kita terlahir seperti orang pada umumnya. Suka duka bercampur dalam kehidupan kita. Kita memiliki penderitaan karena di masa lalu telah menjalin jodoh buruk dengan orang lain. Kini kita kembali bertemu dengan orang itu dan menderita. Di masa lalu mungkin kita merintangi orang lain sehingga kini banyak hal tak sesuai harapan kita. Kita menderita, tetapi masih ada kesempatan untuk mendengar ajaran Buddha, melatih diri dan menciptakan berkah.
Meski kini kita tengah melatih diri, tetapi kita juga tak lepas dari karma buruk masa lalu yang kita bawa ke kehidupan ini. Jadi, kita juga memiliki tabiat. Tabiat ini membuat kita penuh noda batin. Semuanya masih kita miliki. Di dunia, ini, di Tiga Alam dan enam jalur kehidupan, semua makhluk memiliki karma. Kebanyakan karma bermula dari nafsu. Karena itu, dikatakan bahwa sebersit kegelapan batin membangkitkan tiga Aspek Halus; kontak dengan kondisi luar menumbuhkan enam aspek kasar. Sebersit kegelapan batin ini bermula dari nafsu. Saat sebersit nafsu bangkit, kita jadi banyak keinginan. Keinginan ini berkaitan dengan harta, seks, nama, makanan dan sebagainya. Lima nafsu ini berkembang mengikuti kondisi. Jadi setelah kita tahu sumber penyakit ini, barulah kita bisa mengetahuinya.
Jadi Buddha memberitahu kita bahwa orang dengan banyak nafsu dan banyak mengejar keuntungan akan semakin menderita. Orang dengan sedikit nafsu atau tiada keinginan tidak akan menderita seperti itu. Tiada lagi noda batin dan tabiat buruk. Di dunia ini, kita merasa banyak hal tak sesuai harapan dan banyak hal merintangi kita. Jika kita bebas dari nafsu, kita akan merasa damai tanpa beban. Kita tak akan memiliki noda batin yang kasar ini. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Rumah yang Luas Tak Sebaik Hati yang Lapang (514) https://youtu.be/Nh4scfGnN94
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva