Sanubari Teduh – Sebelas Kecenderungan Umum – Bagian 5/9 (237)

 Video Youtube :  https://youtu.be/K_g8nswKy08

Saudara se-Dharma sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, saat bertemu suatu kondisi di jalan pelatihan diri, cara apa yang harus kita gunakan untuk menyelaraskan pikiran kita ? Inilah poin ajaran yang Buddha berikan berdasarkan kemampuan masing-masing makhluk. Kita mengklaim bahwa kita mempelajari ajaran Buddha. Benar, kita mempelajari ajaran Buddha. Namun kita juga harus tahu tahapannya.

Saya sering berkata kepada kalian, jika tidak menapaki jalan Bodhisattva, maka tingkatan kita akan tetap jauh dari Buddha. Jadi kita harus menjalankan praktik nyata dengan tekun di jalan Bodhisattva. Arah kita tidak boleh menyimpang sedikitpun.

Pelatihan diri adalah mengubah kondisi pikiran, kita memiliki satu lingkungan dan selalu berhubungan dengan orang yang sama dan juga selalu bertemu dengan banyak hal. Ini adalah derita. Namun kita tahu jelas ini adalah derita. kita tahu pandangan semua makluk beragam, tabiat semua makhluk pun berbeda beda. Ditengah pandangan yang beragam dan tabiat yang berbeda-beda, kita bersentuhan dengan banyak orang. Kita tahu inilah yang disebut ladang pelatihan diri.

“Semua Makhluk adalah sarana pelatihan diri kita. Jadi, jika kita mengubah kondisi pikiran, bersyukur atas segala kondisi yang ada untuk berlatih, kita akan dapat menaklukkan pikiran kita.

Yang utama  dalam Jalan Bodhisattva adalah membebaskan semua makhluk dari derita, tetapi sebelum melakukan itu, kita harus terlebih dahulu menaklukkan noda batin sendiri. Cara menaklukan noda batin adalah mengubah pola pikir dan menggangap dunia ini sebagai ladang pelatihan, serta bersyukur atas segala kondisi yang membuat kita berkesempatan untuk memperbaiki tabiat.

Dari Sepuluh Gelar Buddha, salah satunya adalah “Penakluk”, ini menggambarkan penjinak yang di butuhkan untuk menaklukan binatang buas. Sesungguhnya kita sebagai praktisi Buddhis juga hendaknya menjadi “Penakluk” untuk menjinakkan diri sendiri. Kita sesndiri memiliki tabiat buruk yang keras yang dapat melukai orang lain bahkan diri sendiri.

Sesungguhnya hakikat sejati kita  bersifat murni, penuh welas asih dan lembut. Namun tabiat yang sudah terpupuk harus kita atasi, karena tabiat ini telah menutupi hakikat kita. Akibatnya kita tidak suka meliihat orang lain, tidak nyaman melihat suatu hal.

Pandangan dan tabiat semua makhluk berbeda-beda. Untuk menaklukkan semua makhluk terlebih dahulu kita harus menaklukan diri sendiri. Melihat diri kita dipenuhi dengan suka cita, makhluk lain dengan sendirinya akan dapat membuka hati dan menerima bimbingan dengan suka hati.

Sebelas Kecenderungan Umum terdiri atas 7 Pandangan, 2 Keraguan dan 2 kegelapan batin

7 Pandangan :

  1. Pandangan Salah
  2. Pandangan Keakuan
  3. Eternalisme
  4. Nihilisme
  5. Kemelekatan pada Sila
  6. Pandangan salah tentang sebab dan buah
  7. Pandangan Keraguan

2 Keraguan :

  1. Keraguan pada hal
  2. Keraguan pada prinsip

2 Kegelapan Batin

  1. Kegelapan Batin Akar
  2. Kegelapan Batin Turunan

Kita akan mengulas pandangan yang keenam yaitu pandangan salah tentang sebab dan buah, jika tamak akan buah dan terus mendambahkan hasil dalam melatih diri, seperti ingin cepat mencapai pencerahan, maka kita harus tahu bawa pelatihan diri ini, Buddha saja harus melewati tiga Asemkhyeya Kalpa. Kita merasa waktu tersebut amat panjang. sesungguhnya sampai kapan kita harus berlatih ? Buddha berkata kita harus berlatih diri hingga batin tidak tergoyahkan.

Pandangan salah tentang sebab dan buah adalah pikiran untuk mencari jalan pintas dan segera mencapai hasil dalam melatih diri sehingga terjerumus pada ajaran luar yang menyimpang.

Sedikit menyimpang akan berakibat banyak kesalahan. Jika tidak memahami sebab akibat dengan benar  sehingga memilih titik awal dan arah yang salah, manusia akan terjerumus penyimpangan praktik yang dapat melukai diri sendiri dan orang lain.

Praktisi Buddhis harus melatih pikiran dan prilaku dengan baik, tabiat keras kita harus ditaklukkan. Jadi, kita tidak boleh menyimpang sedikitpun. Apabila kita mudah marah ketika melihat suatu hal, maka akumulasi dari kemarahan ini akan mendatangkan akibat yang tak terbayangkan. Jadi pandangan salah tentang sebab dan buah berarti melekat pada tujuan yang salah. Dengan adanya kemelekatan ini, manusia akan mudah memupuk kebencian dan melukai orang lain.

Kita harus menjaga hati dengan baik, jika kita bisa memegang teguh pada tekad dan ajaran, jalan akan terasa lapang. Harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari Sanubari Teduh – Sebelas Kecenderungan Umum – Bagian 5/9 (237)  https://youtu.be/K_g8nswKy08

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

 GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva