Sanubari Teduh – Sebelas Kecenderungan Umum – Bagian 8/9 (240)

 Video Youtube :  https://youtu.be/Ih1tYfyKhc0

Di dalam Ajaran Buddha, banyak istilah yang di kelompokkan, sesungguhnya kebenaran didalamnya tidak lepas dari hal dan prinsip. Hal yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berwujud. Ini semua di sebut hal. Namun hal ini tak lepas dari prinsip. Jadi kita harus memadukan hal dan prinsip. Berhubung banyaknya hal dan objek, maka prinsip juga banyak. Sesungguhnya semua tak lepas dari pikiran kita.

Sebelas Kecenderungan Umum terdiri atas 7 Pandangan, 2 Keraguan dan 2 kegelapan batin

 

7 Pandangan :

  1. Pandangan Salah
  2. Pandangan Keakuan
  3. Eternalisme
  4. Nihilisme
  5. Kemelekatan pada Sila
  6. Pandangan salah tentang sebab dan buah
  7. Pandangan Keraguan

 

2 Keraguan :

  1. Keraguan pada hal
  2. Keraguan pada prinsip

 

2 Kegelapan Batin

  1. Kegelapan Batin Akar
  2. Kegelapan Batin Turunan

Selanjutnya adalah kegelapan batin  yang terdiri dari kegelapan batin Akar dan Turunan. Kegelapan akar bermula dari kekikiran. Kita memiliki hakikat yang murni. Namun kita juga memiliki kegelapan batin akar. “Sebersit kegelapan batin  menimbulkan 3 aspek halus, kontak dengan kondisi  luar menimbulkan 6 aspek kasar”.

Kegelapan batin pada kehidupan ini adalah lanjutan dari kegelapan batin di kehidupan lalu. Kegelapan batin pada kehidupan lampau juga adalah kelanjutan dari kehidupan sebelumnya. Jadi tabiat dan kegelapan batin terus mengikuti disetiap kehidupan. Ini telah berlangsung sejak masa tanpa awal. Jika kita tidak sungguh-sungguh melenyapkan tabiat dan kegelapan batin, malah menambah tabiat di kehidupan ini maka tabiat yang terakumulasi akan semakin banyak.

Di dalam kegelapan batin akar, yang pertama adalah kekikiran. Kikir berarti tidak memiliki cinta kasih. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sesungguhnya memiliki banyak hal yang dapat didanakan. Berdana sangatlah sederhana. Tersenyum terhadap orang lain juga termasuk berdana. Karena tersenyum dengan orang lain adalah ungkapan niat baik. Membantu orang dengan segera  mengulurkan tangan untuk meringankan beban orang,  itu juga adalah berdana. Sepatah kata penghiburan mungkin dapat membuka pintu hatinya, inipun disebut berdana

Selanjutnya adalah kegelapan batin turunan, ia tidak sekedar tidak rela  bersumbangsih, tetapi lebih dasyat lagi, yaitu memiliki pikiran yang beracun. Bukan hanya tidak rela membantu orang, dia juga berusaha untuk merusak, seperti merusak nama baik orang, merusak kemajuan orang, merusak keluarga orang, merusak masyarakat dan merusak seluruh negri. Dengan memiliki pikiran beracun ini, meski memiliki tubuh manusia, kita tidak berbeda dengan binatang buas, bahkan lebih berbahaya. Inilah kegelapan batin akar dan Kegelapan batin turunan yang berpadu.

Kegelapan batin turunan timbul saat kegelapan batin akar bersentuhan dengan enam indra dan enam objek sehingga menimbulkan segala noda batin. Akibatnya, makhluk hidup tidak hanya kikir tetapi juga berniat mencelakai makhluk lain.

Membimbing manusia dengan cinta kasih, berbelas kasih terhadap yang sesat, turut bersuka cita melihat orang berbudi, menolong semua makhluk, melintasi alam, menyeberangi laut dan sungai.

Berdana kepada semua makhluk, memberi makan mereka yang lapar,  memberi minum mereka haus, memberi pakaian mereka yang kedinginan, memberi obat mereka yang sakit.  ( Sutra Enam Paramita)

“Dana Paramita tidaklah terbatas “ cara Buddha untuk membimbing kita adalah dengan cinta kasih. Kita harus membimbing semua orang dengan cinta kasih dan welas asih.

Saudara sekalian dalam mempelajari ajaran Buddha, janganlah seharipun kita membiarkan Sebelas Kecenderungan umum ini menjerumuskan batin kita. Kita harus melakukan refleksi diri, baru bisa melenyapkan selapis demi selapis kegelapan batin. Kebijaksanaan hakiki kita yang setara  dengan Buddha haruslah kita bangkitkan. Jadi, kini cahaya kebijaksanaan hakiki kita ditutupi oleh kegelapan batin. Kita harus mengambil Dharma dari luar, yaitu Dharma yang kini saya babarkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, baru kita bisa melenyapkan selapis demi selapis kegelapan batin, membina tabiat baik, dan melenyapkan kebiasaan buruk. Baiklah, mempelajari ajaran Buddha berarti harus selalu membersihkan cermin batin kita. Karena itu saya selalu berpesan agar kalian senantiasa bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari Sanubari Teduh – Sebelas Kecenderungan Umum – Bagian 8/9 (240)   https://youtu.be/Ih1tYfyKhc0

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva