Sanubari Teduh – Segala Rupa Bersifat Kosong dan Tidak Tetap (450)

Video Youtube : https://youtu.be/6HSljw8zUiM

Saudara se-Dharma sekalian, setiap hari kita selalu melatih enam indra. Kondisi luar bersentuhan dengan indra kita. Yang paling dekat dan sulit dihindari dan pasti ditemui tiga dalam sehari, yaitu objek yang bersentuhan dengan objek hidung. Indra hidung mencium aroma dan dapat menyadari kekosongan. Jika kita tekun, meski di luar terdapat aroma apapun, kita mungkin tidak merasakannya. Contohnya, para peternak yang berternak babi. Mereka memelihara banyak babi. Disana ada banyak kotoran dan sebagainya. Jika diminta untuk pergi kesana, sebelum memasuki lokasi, kita pasti mencium aroma tidak sedap dan tahu bawa tempat itu adalah peternakan. Kita mengetahui dari aromanya. Ini karena kita jarang pergi ke tempat itu. Bagi mereka yang tinggal disana, setiap hari mereka menggalami hal yang sama dan tidak merasakan apa-apa. Meski kotoran ternak ada dimana-mana, mereka tidak merasakan aroma tidak sedap. Meski mereka berada di lingkungan seperti itu, mereka tidak merasa tidak nyaman. Namun, kita setiap hari makan tiga kali dalam sehari. Apa yang dimasak hari ini, aromanya pasti dapat tercium.

Dari aroma kita dapat mengetahui makanan apa yang tersaji di meja makan. Namun, dari penciuman aroma, kita harus menyadari kekosongan rupa. Aroma dan makanan, apakah merupakan satu kesatuan ? sesungguhnya sebelum tiba di depan meja, kita sudah mencium aromanya. Sebelum masuk ke ruang makan, kita tahu hari ini ada masakana rebung kering. Sesampainya di depan meja makan, kita melihat tebakan kita benar. Jadi, meski makanan itu jauh dari kita, tetapi aromanya dapat tercium. Kita tahu apakah itu aroma asli rebung. “Ternyata bukan” “Rebung segar tak seperti itu” “Setelah dikeringkan dan dimasak, barulah aromanya seperti itu” Jadi, kita tahu bahwa aroma itu bukan aroma asli rebung, melainkan rebung yang sudah dikeringkan dan dijemur, lalu disimpan, dan akhirnya dimasak. Aneh, satu benda yang sama, hanya disimpan lebih lama dan dijemur hingga kering, lalu dimasak, aromanya bisa berbeda, sehingga kita mengetahui bahwa rebung kering bukanlah rebung segar. Rebung diolah menjadi rebung kering. Jadi, benda yang sama, tetapi wujudnya bisa berbeda-beda, begitupula aromanya.

Kita seharusnya sudah memahami hal ini. Rupa pada hakekatnya adalah kosong. Lewat aroma saja kita tidak dapat memastikan apakah suatu benda ada pada wujud aslinya atau tidak. Dari sini, kita dapat melihat bahwa berbagai wujud di dunia., baik yang kita lihat, dengar, maupun cium, dapat kita pahami bahwa semuanya pada hakikatnya kosong dan tiada yang tetap. Jelas-jelas kita tahu bahwa satu benda yang sama, tetapi ada orang yang berkata lebih suka rebung yang segar, adapula orang yang berkata lebih suka rebung yang kering. Terhadap satu benda yang sama, mengapa minat manusia berbeda-beda ?. Ini adalah pengaruh indra penciuman. Indra penciuman kita yang membedakan. Manusia melekat pada objek aroma yang sesungguhnya tak bersubtansi inti. Aroma ini membuat kita melekat. Jelas-jelas kita mencium aroma makanan tahu busuk. Walaupun beraroma busuk, mengapa orang-orang menyukainya. Ini kemelekatan pada aroma. Aroma membuat kita melekat.

Manusia melekat pada objek aroma yang sesungguhnya tidak bersubtansi inti. Aroma ini membuat kita melekat. Jelas-jelas kita mencium aroma makanan tahu busuk. Walaupun beraroma busuk, mengapa orang-orang menyukainya. Inilah kemelekatan pada aroma. Aroma membuat kita melekat. Akibat ketamakan pada rasa manusia melekat pada sesuatu yang semu. Setelah dimakan sesungguhnya jadi apa makanan itu di dalam perut kita ? makanan yang kita makan kita setiap hari, jika terlalu banyak akan membawa penyakit. Setelah dicerna, apakah makanan yang ingin kita makan masih sama bentuknya seperti sediakala? Sama sekali tidak. Menakutkan sekali. Air besar dan air kecil beraroma tidak sedap. Mengapa kita harus melekat dan tamak pada sesuatu yang semu ? Lidah yang berukuran tiga inchi menelan segala jenis makanan. Indra lidah kita yang merasakan makanan hanya berukuran tiga inchi. Apapun makanan yang kita sukai, hanya kita rasakan sebentar saja. Setelah itu, kita menelannya.

Saat hidung mencium aroma, sadarilah bahwa rupa pada dasarnya kosong. Kemelekatan pada aroma dan rasa sesungguhnya bersifat semua tanpa inti. Lidah sepanjang tiga inchi selalu akan daging hewan, membuat manusia menciptakan berbagai karma buruk.

Saudara sekalian, aroma dan rasa adalah sesuatu yang kosong. Setelah dimakan, semua makanan akan menjadi sesuatu yang tidak bersih. Jadi, kita harus selalu mengamati bahwa tubuh tidaklah bersih. Janganlah terjerumus hanya karena tubuh ini sehingga harus menanggung akibatnya kelak. Kita juga harus mengamati bahwa perasaan membawa derita. Jadi, harus selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh – Segala Rupa Bersifat Kosong dan Tidak Tetap (450) https://youtu.be/6HSljw8zUiM

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva