Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 2 (220)

 

Video Youtube :  https://youtu.be/Z4vTHiC-M3I

 

Saudara se-Dharma sekalian,   di dalam kondisi yang hening, batin kita pun kosong dari kerisauan, tidak ada noda batin, tidak ada kemelekatan.

Setiap tahapan  dalam belajar hendaknya membuat kita dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Terapkanlah yang baik, gunakanlah yang buruk sebagai pengingat

Orang yang mengasihi dirinya sendiri akan mampu mengecilkan ego, Senantiasa menjaga tubuh, ucapan dan pikiran, serta rendah hati terhadap orang lain. Inilah orang yang penuh berkah dan kebijaksanaan.

 

Kita sudah membahas tentang belenggu cinta. Nafsu dan keinginan atau inta ini dapat dapat membelenggu batin kita bagai tali. Ia terus mengikat batin kita hingga tak mampu dilepaskan. Dengan demikian, kita tak mampu mengosongkan noda batin kita. Noda batin ini akan terus ada dalam hati kita. Akibatnya kegelapan batin terus berkembang. Belenggu ini sungguh membawa penderitaan.

9 Belenggu

1.    Belenggu cinta

2.    Belenggu kebencian

3.    Belenggu kesombongan

4.    Belenggu kegelapan batin

5.    Belenggu pandangan

6.    Belenggu kemelekatan

7.    Belenggu keraguan

8.    Belenggu kedengkian

9.    Belenggu kekikiran

Berikutnya adalah  belenggu kebencian, benci berarti bertemperamen buruk. Mengapa orang selalu mengumbar emosi ? bertemperamen buruk sangat menderita. Melihat apapun batin kita tak dapat tenang karena pikiran terus bergejolak. Melihat orang lain, kita merasa tidak suka Mendengar suatu ucapan kita juga merasa tidak senang inilah yang disebut kebencian.

Saat kemarahan memuncak pikiran kita tidak dapat tenang, akibatnya kebencian makin bertambah, terhadap semua hal dan semua orang baik yang benar maupun salah kita akan mudah marah, ini karena kita tidak mengendalikan pikiran. Orang seperti ini akan sangat menderita.

Akibat kebencian, semua makhluk mengembangkan ketidakbaikan, ini membuat mereka terus terombang-ambing dalam penderitaan kelahiran kembali dan Tiga Alam, serta tidak mampu melepaskan diri. Inilah yang disebut belenggu Kebencian.

Didalam Sutra ada sebuah cerita. Alkisah ada seseorang berkata “Saya adalah orang baik”  Orang kedua membalas “Kamu orang jahat !” dia bertanya ” dari sisi mana saya jahat ?”orang kedua menjawab ” Kamu sering marah-marah” . Mendengar dirinya disebut suka marah-marah, orang pertama tersebut langsung mengangkat kursi dan ingin memukul orang itu, orang kedua berkata “Lihat saja, bukankah kamu sedang marah  ”Orang pertama menjawab “Siapa bilang ?” ”Kamu yang  menyebut saya Jahat “Lihatlah disebut orang jahat orang ini ingin memukul orang, bukankah temperamennya kurang baik ? bukankah tidak membedakan benar dan salah ? Jadi saat percakapan yang baik berubah menjadi buruk orang akan mulai menderita. Ini akibat temperamen dan tabiatnya sendiri. Jika tabiat ini terus di pupuk, dia tidak akan dapat membedakan benar dan salah.

Memperbaiki tabiat adalah yang utama, jika tabiat tidak diperbaiki, maka karma buruk akan terus tercipta. Saat buah karma itu matang penderitaan yang didapat sungguh tak terkira.

 

Singkat kata, di masa lalu, masa kini, dan masa depan, kita harus tahu bahwa kelahiran kita di Tiga Alam bergantung pada jalinan jodoh dan benih karma yang dapat kita tanam dengan cepat. Jadi, kita harus waspada terhadap tabiat kita. Janganlah kita selalu meminta orang lain untuk memaklumi kebiasaan buruk kita dan tidak berusaha untuk memperbaiki diri. Jika hanya terus meminta dimaklumi orang lain, maka ini adalah masalah besar. Belenggu ini tidak akan bisa terlepas. Jadi, kita harus memperbaiki diri, barulah pandangan orang terhadap kita bisa berubah. Dengan berubahnya pandangan orang terhadap kita belenggu dalam batin kita juga akan terurai.

 

Jadi, saudara sekalian, ingatlah, belenggu apapun di mulai dari ucapan, tindakan dan pikiran kita. Yang kecil dapat menjalin jodoh buruk, sedangkan yang besar dapat melukai diri sendiri dan orang lain. Semua ini berawal dari kebencian yang membuat pikiran tak dapat tenang. Jadi, kita semua harus selalu menjaga pikiran dengan baik dan waspada dalam menghadapi setiap orang dan masalah. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 2 (220) https://youtu.be/Z4vTHiC-M3I

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva