Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 3 (221)

 Sikap penuh kesombongan juga membuat orang sangat menderita, jika memiliki kesombongan manusia tidak akan dapat hidup harmonis. Jika demekian bagaimana bisa menyelesaikan masalah dengan baik ? Dengan begitu tentu tidak dapat mencapai keselarasan dengan kebenaran inilah kesombongan. Mengapa ? Buddha berkata kepada kita bahwa karma buruk tercipta karena kesombongan. Kesombongan berarti juga keangkuhan. Ada orang menyebutnya kecongkakan , ada pula yang  menyebutnya sikap tinggi hati. Kesombongan ada banyak jenis, kesombongan ini dapat merusak kualitas diri kita, ini juga merupakan masalah psikologis

 Ada 7 jenis kesombongan

  1. Kesombongan

  2. Kesombongan diatas rata-rata

  3. Kesombongan berlebihan

  4. Kesombongan diri

  5. Kesombongan tinggi

  6. Kesombongan inferior

  7. Kesombongan sesat

Berhubung saat menghadapi orang dan hal dalam batin kita mudah untuk timbul kesombongan ini maka kita harus selalu berhati-hati. Dengan adanya satu diantara tujuh kesombongan ini, manusia akan mengembangkan ketidakbaikan sehingga menderita dalam kelahiran kembali

Enam alam kelahiran adalah penderitaan, darimanakah sumber penderitaan yang membawa kelahiran di enam kelahiraan ini ? Penderitaan juga bagai tali yang membelenggu kita, hingg terus terperangkap dalam enam alam dan tidak dapat membebaskan diri,  Jadi kita terombang ambing dan tidak dapat bebas dari tiga alam, mengenai tiga alam ini semua orang tentu tahu yaitu alam nafsu, alam rupa dan alam tanpa rupa. Kita terbelenggu dalam nafsu, rupa dan pikiran kita. Karena itu manusia sangat menderita salah satu sumbernya adalah belenggu kesombongan, Kesombongan ini terus membelenggu kita.

Kesombongan pertama adalah kesombongan antar sesama dalam hubungan antar manusia, banyak orang merasa anda adalah anda, saya adalah saya tidak ada hubungannya. Akibatnya manusia bersikap dingin terhadap orang lain. orang lain yang melihat merasa bahwa orang ini sangat angkuh dan sombong seakan dirinya lebih tinggi dari orang lain sehingga orang lain tak berani mendekat, inilah kesombongan

Berikutnya adalah  Kesombongan diatas rata-rata, merasqa diri lebih unggul dari orang lain, sesungguhnya kemampuan diri kita dan orang lain  tak jauh berbeda tetapi kita tidak mengakuinya kita merasa lebih baik dari orang lain  dan lebih mampu. Jelas-jelas kemampuan kita dan orang lain hampir sama. kita mala merasa diatas orang lain dengan kesombongan seperti ini kita menilai diri sendiri lebih tinggi dari orang lain. ini juga membawa penderitaan

Ketiga adalah kesombongan berlebihan didalam hati kita sudah ada kesombongan sudah sangat menderita terlebih lagi kesombongan ini diatas rata-rata, juga sangat berlebihan inilah kesombongan berlebihan . Orang lain sesungguhnya lebih unggul dari kita tetapi kita merasa lebih unggul. Orang lain lebih mampu dari kita bukan hanya setara melaiankan memang lebih mampu dan lebih baik dari kita, tetapi kita mengklaim sebaliknya, kita merasa dia tidak jauh berbeda dengan kita. Dengan kesombongan seperti ini meski orang lebih unggul dari kita masih merasa tidak jauh berbeda. Bukan hanya itu kita bahkan merasa lebih unggul padahal jelas jelas kita setara dengan orang lain bahkan orang lebih unggul inilah kesombongan berlebihan, ini sungguh menderita

Keempat adalah kesombongan diri yang dipikirkan hanya diri sendiri, dalam segala hal selalu merasa diri sendiri benar  Äpa yang saya katakan adalah paling benar ” “Saya bilang apa, kamu ikuti saja”JIka kamu lakukan dengan benar itu berkaqt jasa saya, jika salah bukan salah saya , Orang seperti ini sangat angkuh. Ini yang disebut kesombongan diri, orang seperti ini meninggikan diri sendiri dan merendahkan orang lain. Dia meninggikan dan menagungkan diri serta hanya dapat menindas orang lain. Ini akan membawa kerugian bagi diri sendiri orang seperti ini akan kesepian dan juga sendirian. Ini juga akan sangat menderita

Kelima adalah kesombongan tinggi artinya menklaim pencapaian yang belum dicapai. Dalam Sutra bunga Teratai, Buddha menyindir orang orang yang mengklaim pencapaian  yang tidak sebenarnya. Diantara semua jenis kesombongan inilah kesombongan yang paling buruk. Jadi kesombongan tinggi berarti saat belum mencapai sesuatu dan baru mencapai atau baru memahami setengah, sesorang sudah mengklaim memahami semua. Saat melakukan sesuatu ditengah masyarakat orang seperti ini tidak mau mengecilkan ego atau merendahkan hati untuk meminta tolong. Saat mendengar sesuatu yang dirinya tidak mengerti dia tetap berkata dirinyaa mengerti semuanya. ini yang biasa kita sebut pamer. Yang penuh kepalsuan dan tidak benar, dia meninggikan diri sendiri, inilah kesombongan tinggi . Kesombongan biasa sudah sangat menderita, kesombongan diri juga membawa penderitaan, terlebih lagi meninggikan diri, ditengah kesombongan sungguh membuat orang orang di sekitar kita juga sangat menderita , sesungguhnya ini membawa pergolakan batin

Berikutnya adalah kesombongan inferior, diri sendiri tahu bahwa kita tidak semampu orang lain. Namun kita tidak mengakuinya, kita tidak rela mengakui kita tidak mampu, kita tidak rela mengakui keterbatasan kita. Kita berpikir “Ya, Kalian memang mampu “Lalu apa hubungannya dengan saya  ? Kita cenderung rendah diri. Karena tidak memiliki ketrampilan atau suatu kemampuan tetapi masih memiliki kesombongan, ini juga akan membawa penderitaan

Berikutnya adalah kesombongan sesat, mereka melekat pada pandangan salah dan merendahkan orang lain, mengenai pandangan sesat  jelas-jlas tidak seusuai kebenaran tetapi dia tetap merasany dirinya benar. Orang seperti ini bisa terus menindas orang lain tidak menyadari bahwa pikirannya keliru dan arahnya salah. Orang seperti ini sangat menderita karena tidak bisa melihat kebenaran. Saat tidak mampu melakukan dan menyelsaikan sesuatu atau tidak bersedia melakukannya dia melimpahkan kesalah pada orang lain dia menyebutnya sebagai kesalahan pada orang lain inilah yang disebut sesat tidak benar. Pandangan dan pemahamannya telah menyimpang inilah yang di disebut kesombongan sesat.

Buddha berkata karena melekat pada pandangan sesat atau pemahaman yang tidak benar manusia cenderung merendahkan orang lain

Sramana Bertanya kepada Buddha, apakah yang di sebut kebajikan, apakah yang teragung . Buddha berkata “Menapakai sang jalan dan teguh pada kebenaran, itulah kebajikan tekad menyatu pada sang jalan itulah yang teragung ” (Sutra Empat Puluh dua bagian)

 https://youtu.be/IWrkzNnYHQc?list=PLfl2Rtpy8Jv0aYLxbCuJgG53dSMDVW1FR