Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 5 (223)Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 5 (223)
Video : https://youtu.be/TTC1VEywsNc
Saudara se-Dharma sekalian, akibat adanya diri ini, manusia memiliki banyak pandangan duniawi, di dunia ini banyak orang dengan berbagai pandangan. Akibatnya banyak kekacauan terjadi. Berikutnya kita akan membahas belenggu pandangan. Yang kelima adalah Belenggu pandangan, Ada tiga jenis pandangan semuanya ada karena kita memiliki diri ini, akibatnya manusia menumbuhkan berbagai pandangan yang kompleks. Ke tiga Jenis pandangan itu :1. Pandangan adanya Diri2. Pandangan Ekstrem3. Pandangana Sesat
Tiga jenis pandangan ini diawali dari tubuh yang kita miliki, kita terlahir dialam manusia, setelah terlahir di alam manusia, timbul kesombongan dalam diri kita. Segala hal kita pusatkan pada diri sendiri. Jadi kita menggangap diri kita selalu benar dan pandangan orang lain selalu salah. Benarkah kita selalu benar ?
Kita masih memiliki pandangan ekstrem yakni memihak pada salah satu sisi, tidak melihat kebenaran secara menyeruluh. Jadi kita memihak salah satu sisi, ini juga membawa banyak kerisauhan
Yang berikutnya adalah pandangan sesat . Sesat berarti tidak benar. Kita sering berkata bahwa menyimpang sedikit, maka akan jauh tersesat. Terlebih bila kita menyimpang sedikit saja dan melekat pada pandangan sesat makanya bedanya jauh sekali. Demikianlah pandangan sesat, dengan adanya ketiga jenis pandangan sesat ini kemelekatan pun bangkit. Akibat pikiran keliru yang terus timbul yakni merasa diri paling hebat, merasa diri paling benar, arahnya paling benar maka kekeraskepalaan dan kemelekatan seperti ini juga dapat mengembangkan ketidakbaikan.
Dengan demikian jika pikiran tidak baik timbul dan kita bertindak semaunya sesuai pandangan sendiri sejak saat itu kita akan mengundang penderitaan bagi kehidupan mendatang.
Mengapa manusia diliputi banyak penderitaan ? Karena memiliki banyak kemelekatan, kemelekatan sesat terus timbul dalam batin, karena kita memiliki diri ini.Akibat kemelekatan pada pandangan adanya diri, pandangan ekstrem dan pandangan sesat, semua makhluk mengembangkan ketidakbaikan. Ini terus membuat mereka terus terombang-ambing dalam penderitaan kelahiran kembali dan tiga alam, serta tiak mampu melepaskan diri. Inilah yang disebut belenggu pandangan.
Kita terjebak dalam pandangan adanya pribadi yaitu kemelekatan terhadap diri. Diri kita terdiri atas lima agregat. Dalam diri seseorang, ada lima hal yang membawa kemelekatan, yaitu rupa, perasaan, persepsi, dorongan pikiran dan kesadaran. Lima hal ini telah kita bahas diawal. Pada diri kita terdapat enam indra yang merespon enam objek, segala objek membuat kita merasakan berbagai sensasi seperti cinta, tamak dan berbagai perasaan yang tak terkendali.
Saat belum mendapatkan sesuatu, kita menginginkannya. Kita terus memikirkan cara mendapatkannya entah itu benar atau tidak, kita tidak peduli. Kita berpikir saat melihat sesuatu, timbul perasan suka dan kita ingin mendapatkannya. Akibat keinginan ini tubuh kita melakukan tindakan. Menyimpang sedikit saja kita akan jauh tersesat. Banyak masalah dan kekacauan di masyarakat bermula dari hal ini. Setelah tindakan dilakukan benih karma akan tertanam di kesadaran ke – 8, ini akibat perbuatan kita yang didasari perasaan dan keinginan, sehingga menciptakan berbagai karma
Jadi sumber dari segala kesalahan adalah adanya lima agregat. Lima Agrgat ini membuat kita melekat pada pandangan dengan adanya pribadi dalam diri. Kita selalu merasa ada “Aku”. Karena itu, saat bersentuhan dengan objek luar kita mulai merasakan segala sensasi, berpikir, bertindak dan melekat ini disebabkan oleh adanya diri atau tubuh ini, Inilah pandangan-pandangan adanya pribadi.
Berikutnya adalah pandangan ekstrem yakni melekat pada satu kutub. Akibat adanya pandangan terhadap pribadi kita selalu mengutamakan diri sendiri, kita mengabaikan hukum karma, kita melakukan yang kita suka untuk mendapatkan kesenangan sesaat tetapi tidak memikirkan akibatnya, kita bahkan menganggap hukum karma tidak ada. Inilah pandangan nihilisme, adapula pandangan eternalisme yakni mengganggap segala yang didapat dapat dinikmati selamanya dan dunia ini bersifat kekal
Apakah tubuh kita abadi ? Apakah kehidupan kita juga abadi ? segala materi, semua manusia apakah semua nya abadi ? Tidak ! Dunia ini tidaklah kekal tetapi manusia tidaklah peduli dan mala menganggap ada yang kekal inilah pandangan ekstrem. Ada orang yang menganggap hukum sebab akibat tidak ada, yang penting nikmati hidup saat ini tidak ada konsukensi masa depan.
Sebaiknya pandangan eternalisme menganggap segala sesuatu adalah abadi, baik harta, kecantikan, reputasi, keuntungan dan lain lain manakah yang abadi ? Keabadian yang sesungguhnya hanya ada pada kebenaran sejati. Hakikat sejati kita atau sifat hakiki kita yang murnilah yang abadi. Namun kita makhluk awam menganggap yang kita miliki adalah kekal.
Saat tubuh ini masih ada kita menganggap segala yang ada akan terus ada inilah pandangan ekstrem, nihilisme dan eternalisme, artinya kita tidak memahami kebenaran, kita tidak melihat dengan jelas. Akibatnya, masyarakat dipenuhi konflik, manusia memperdebat benar dan salah. Pihak yang satu merasa dirinya yang paling benar dan pihak yang lain salah. Pihak lainnya merasa benar dan lawannya yang salah. Jadi semua orang melekat pada salah satu sisi. Dengan begitu kekacauan akan terjadi, inilah sumber kekacauan pada masyarakat.
Yang ketiga adalah pandangan sesat seperti yang tadi kita bahas, sesat berarti tidak benar. Pandangan orang-orang di masyarakat tentu dipenuhi kekeliruan makhluk awam dan dipenuhi ketidakbenaran. Namun sesungguhnya kita sebagai praktisi juga demikian. Melatih diri berarti membina prilaku yang benar. Kita sering membahas tentang tujuan hidup serta pembinaan hati dan watak, jika tujuan kita tidak benar bagaimana kita dapat menempah hati dan membina watak ? jika kita berjalan menyimpang segala tindakan kita kan salah.
Jadi dalam agama pun demikian jika kita tidak memilih dengan benar, maka akan terjerumus dalam kesesatan. Karena itu kita harus menjaga pikiran kita dan pandangan kita dengan baik, Janganlah berselisih karena perbedaan pandangan. apkah kita benar atau salah, kita harus sungguh-sungguh berintrospeksi. Apakah orang lain benar atau tidak kita juga harus menganalis sepenuh hati. Jadi jangan lah saling menentang, hanya karena memang ingin menentang. Jika semua orang melekat pada masing masing sisi maka kekacauan akan terjadi. Jadi, harap semua lebih bersungguh hati
Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 5 (223) https://youtu.be/TTC1VEywsNc
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIBChannel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASASemoga mengikis habis Tiga RintanganSemoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaranSemoga seluruh rintangan lenyap adanyaDari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva