*Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 6 (224)*

 

Video : https://youtu.be/Ruj8K85a3BM

 

Saudara sedharma sekalian, kita pernah membahas bahwa batin semua makhluk diliputi noda dan kegelapan batin yakni ketamakan, kemelekatan, dll. Jadi sebelumnya kita telah membahas tentang belenggu kegelapan batin dan berbagai belenggu lainnnya. Baik belenggu kegelapan batin  maupun belenggu pandangan, akibat adanya diri ini membuat kita banyak diliputi kerisauan yang tertahan didalam batin.

Hari ini kita membahas belenggu keenam, yaitu belenggu kemelekatan “Akibat adanya kemelekatan pada pandangan dan sila, semua makhluk mengembangkan ketidakbaikan. Ini membuat mereka terus terombang-ambing dalam penderitaan kelahiran kembali dan Tiga Alam serta tidak mampu melepaskan diri. Inilah yang disebut belenggu Kemelekatan.

Kemelekatan di dalam batin kita ada karena pandangan pribadi kita “Segala yang saya inginkan harus saya dapat bagaimanapun caranya ” Jadi, kemelekatan adalah bersikeras ingin mendapatkan, sangat melekat terhadap sesuatu yang dimiliki. Karena kemelekatan ini timbul kerisauan dalam batin kita. Ada orang berkata “Saya mengambil hak saya, tetapi orang lain mengambil yang bukan haknya”Jika sesuatu bukan hak atau milik kita. Tetapi kita bersikeras mendapatkannya, maka kita akan menderita, Jadi ada kemelekatan terhadap pandangan dan sila. Dengan begitu kegelapan batin akan bangkit. Akibatnya kita terikat pada pandangan keliru.

Dengan adanya kemelekatan pandangan saat melihat sesuatu manusia menginginkannya “Milik saya adalah milik saya ” “Milikmu bisa disebut milik saya juga” Pokoknya milik saya tidak boleh kamu ambil ! Sikap seperti ini akan membawa pertikaian. Karena antara negara ingin saling menguasai, maka terjadilah perang. Dalam berbagai bidang pekerjaan di masyarakat bukankah sifat ingin menguasai ini yang menimbulkan iri hati dan akhirnya berujung pada perselisihan ? Semua ini akibat kemelekatan  manusia, menyebabkan kerisauan di tengah  masyarakat  dan rusaknya hubungan antar sesama. Semua ini karena kemelekatan pandangan, orang-orang melekat pada pandangan sendiri dan merasa paling benar.

Seperti adanya pandangan terhadap pribadi, pandangan ekstream, pandangan sesat  yang telah kita bahas sebelumnya, semuanya berpusat pada diri sendiri. Kemelekatan terhadap pandangan ini sungguh kompleks, ia tidak terbatas pada dua belenggu yang telah kita bahas.

Kita kini membahas kemelekatan pandangan dan kemelekatan pada sila. Dalam kehidupan sehari-hari orang pada umumnya menjadi risau akibat pandangan dalam batin. Sesungguhnya kalau diperinci lebih jauh terdapat lebih dari 90 jenis pandangan. Pembagiannya sangat mendetail secara garis besar, semua ini  disebut kemelekatan pandangan, ini yang  dimiliki orang pada umumnya dalam kehidupan sehari-harinya.  Dalam skala besar ia mencapai lingkup negara dalam skala menengah mencapai lingkup masyarakat dan dalam skala kecil melingkupi hubungan antar individu. Kemelekatan pandangan seperti ini dapat menimbulkan banyak pertikaian.

Praktisi spiritual juga memiliki sebuah kemelekatan yaitu kemelekatan pada sila. Kemelekatan pada sila juga membawa pada kerisauhan. Didunia ini banyak muncul kesesatan, ditengah kesesatan  ada sebagian keyakinan yang bersikukuh pada pandangan masing-masing. Mereka juga memiliki sila atau aturan masing-masing. Para umat yang meyakini nya harus menaati aturan-aturan tertentu, kadang aturan itu juga mengkhawatirkan.

Makhluk awan melekatan pada pandangan, sedangkan  praktisi melekat pada sila. Kedua kemelekatan ini membawa kekeliruan dan membangkitkan kegelapan batin yang mengakibatkan penderitaan kelahiran kembali. Jadi mengapa semua makhluk menderita ? Buddha pernah membabarkan penderitaan di enam alam. Mengapa di enam alam penuh penderitaan, Karena kita tak bisa memilih dimana kita dilahirkan, jika saat ini kita dilahirkan sebagai manusia dan tidak melatih diri bukan berarti kita bisa memastikan bahwa masih ada kesempatan di  kehidupan mendatang. Apakah kita masih terlahir sebagai manusia kelak ?  Meski terlahir sebagai manusia apakah kita masih berkesempatan untuk melatih diri ? Meski ingin melatih diri apakah kita dapat menemukan ajaran benar ?  Banyak hal berada diluar kendali kita.

Jadi pada kehidupan mendatang dimana kita akan dilahirkan kita tidak tahu. Terlebih lagi terlahir sebagai manusia, kita menjalani hidup dengan penuh kesesatan entah bagaimana pada kehidupan mendatang kita tak dapat mengendalikannya. Karena itu lebih baik gengamlah saat ini. Kini kita bertemu dengan ajaran Buddha dan berada di jalan benar.  Dapat memiliki Dharma, pikiran benar dan perbuatan benar sungguh tidaklah mudah. Dalam 37 faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan ada jalan mulia beruas delapan. Jika delapan faktor ini dapat disempurnakan, barulah perbuatan dan pikiran benar.

 Jalan Mulia beruas Delapan

1.    Pandangan Benar

2.    Pikiran Benar

3.    Ucapan Benar

4.    Perbuatan Benar

5.    Penghidupan benar

6.    Usaha Benar

7.    Perhatian benar

8.    Konsentrasi benar

Jadi apakah kita menjamin masa depan, kehidupan kita saat ini saja belum tentu dapat kita kendalikan sepenuhnya, meski kita membuat pilihan yang tepat dan memiliki perbuatan benar tetapi kehidupan tetap tidak kekal. Berapa banyak waktu yang kita miliki untuk benar-benar memahami kebenaran ? Berapa banyak waktu yang kita miliki untuk merasakan kondisi batin Buddha ? Kondisi makhluk awam dan Buddha sangatlah jauh. Meski arah kita sudah benar tetapi jalan yang harus ditempuh masih panjang, semua ini membutuhkan waktu. Dari segi waktu, ruang dan hubungan antar manusia berapa besar ruang yang kita miliki ? Berapa banyak gangguan dalam hubungan antara manusia. Berapa banyak waktu yang ada dalam hidup kita untuk melakukan yang kita inginkan ? Hidup ini tidak kekal.

Singkat kata, kita harus melepaskan belenggu ini sendiri. Siapapun tak bisa membantu kita melepaskannya. Asalkan pikiran kita terbuka dan berjalan di jalan yang benar, maka itu sudah benar. Untuk itu senantiasalah bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Sembilan Belenggu – Bagian 6 (224) https://youtu.be/Ruj8K85a3BM

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

 GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva