Sanubari Teduh – Sembilan Gangguan Bagian 1/10 (208)

 

Video Youtube : https://youtu.be/H5tFoL_0SdQ

 

Saudara se-Dharma sekalian,   seiring berlalunya satu hari, usia kita juga berkurang satu hari. Usia kehidupan kita sama seperti waktu. Waktu terus berlalu tanpa kita sadari, usia kehidupan kita juga terus berlalu. Waktu dan usia kehidupan kita terus berlalu tanpa disadari. Namun, waktu membuat kita menghimpun kekuatan karma. Baik karma baik atau karma buruk. Jika selalu bebuat baik, berarti kita telah menciptakan karma baik. Sebaliknya jika berbuat jahat, berarti kita menciptakan karma buruk. Waktu semakin panjang , karms baik dan karma buruk juga semakin terhimpun.Karena itu, kita harus segera meningkatkan kesadaran untuk memperbaiki diri.  Meski kekuatan karma masih terhimpun hingga sekarang, tetapi setidaknya kita bisa memanfaatkan waktu untuk memperbaiki diri. Kita jangan menghimpun karma buruk lagi. Kita harus mengubah keburukan menjadi kebaikan sehingga jika jalinan jodoh buruk  matang terlebih dahulu, kita masih ada jalinan jodoh baik membantu. Karena itu, kita harus  memanfaatkan waktu dengan baikdan jangan menyia-nyiakannya.

 

Kehidupan ini adalah sarana kita untuk melatih diri. Jika tidak memanfaatkan hidup ini dengan baik, maka pelatihan diri kita akan mundur sehingga kehidupan kita akan sia-sia. Karena itu kita harus memanfaatkan kehidupan ini dengan melatih diri. Pelatihan diri ada dalam keseharian kita. Pelatihan diri tak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Segala hal dan semua orang yang kita temui dalam keseharian bisa membantu  pelatihan diri kita. Cara kerja hukum karma selalu sangat tepat. Buah perbuatan kita pada kehidupan ini akan kita terima pada kehidupan mendatang. Bukan berarti benih karma kita pada kehidupan ini akan hilang pada kehidupan mendatang.

 

Buddha mengajarkan hukum sebab akibat agar semua makhluk memahami hukum karma. Kehidupan semua makhluk terbagi atas fragmen-fragmen yang dipisahkan oleh kelahiran dan kematian. Benih dan jalinan jodoh yang kita tanama pada kehidupan lampau akan berbuah pada kehidupan ini atau mungkin pada kehidupan mendatang.

 

Hakikat Buddha sangat murni dan bebas dari noda batin. Meski sudah mencapai kebuddhaan, beliau tetap mengalami  rintangan karena buah karma pengkondisi belum habis diterima. Buddha membabarkan ajaran ini untuk mengingatkan semua makhluk. Buddha memberitahu kepada kita bahwa pada berbagai kehidupan lalu, kita pasti pernah berbuat keliru. Ini adalah hal yang pasti. Buddha berbagi ajaran ini untuk mengulas hal yang ditemui  orang lain, juga hal yang ditemui-Nya sendiri.

 

Berikutnya kita akan membahas Sembilan Gangguan. Sembilan Gangguan juga di sebut Sembilan kesulitan atau sembilan halangan. Mengapa ? Sebutan yang lainnya adalah sembilan buah karma buruk. Sembilan bencana ini pernah Buddha alami baik sebelum mencapai  pencerahan  maupun setelah mencapai pencerahan.

 

Sembilan Gangguan:

  1. Menyiksa diri selama enam tahun
  2. Fitnaan Sundari
  3. Kaki tertusuk ranting
  4. Makan makanan kuda
  5. Pembantai suku Sakya oleh raja Virudhaka
  6. Tidak dapat makanan saat pindapatha
  7. Fitnahan Cinca
  8. Terluka akibat batu besar yang dijatuhkan Devadatta
  9. Harus menawan hawa dingin dengan tiga helai jubah

 

Buddha mengisahkan kisah-Nya sendiri sebagai metode terampil untuk membimbing semua makhluk. Benih baik dan benih buruk yang ditanam, pasti akan membawa  buah kebahagiaan dan penderitaan.

 

Yang pertama dari sembilan gangguan : menyiksa diri selama enam tahun. Buddha menceritakan sebuah kisah di pinggiran Vebhalinga. Sebelum Buddha mencapai pencerahan, akibat pernah membangkitkan kesombongan. Beliau mengalami banyak rintangan dalam melatih diri. Karena itu Buddha membimbing semua makhluk agar berhati-hati dalam setiap tindakan, ucapan, pikiran.

 

Coba kita bayankan. Pelatihan diri Buddha Sakyamuni telah dimulai sejak zaman Buddha Kasyapa. Kita juga tidak bisa memperkirakan berapa lama manusia itu  sudah berlalu karena Buddha Sakyamuni juga berkata bahwa masa Buddha Kasyapa adalah pada berkalpa kalpa lalu. Masa sekarang kita ini berjarak  lebbh dari 2000 tahun dari masa Buddha Sakymuni hidup, dan Buddha Sakyamuni bertemu dengan Buddha Kasyapa sudah lebih lama dari itu. Saudara sekalian, kita sungguh harus berhati-hati. Meski waktu sudah lama berlalu dari jamana Buddha Kasyapa hingga zaman Buddha Sakyamuni, buah karma Beliau masih belum habis di tuai. Karena itu sebagai praktisi Buddhis, janganlah kita meremehkan prilaku dalam keseharian. Setiap tindakan, ucapan dan pikiran kita harus kita perhatikan dengan baik. Kita harus selalu mengingkatkan ini di dalam hati. Tiada cara kedua selain ini. Harap setiap orang senantiasa bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Sembilan Gangguan Bagian 1 (208) https://youtu.be/H5tFoL_0SdQ

 

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva