Sanubari Teduh – Sembilan Gangguan Bagian 6 (213)
Video Youtube : https://youtu.be/Sa-aziFOBjw
Saudara se-Dharma sekalian, tidak sesaat pun kehidupan ini berhenti berubah. Kadang kita merasa hari yang kita lalui selalu sama. Waktu terus berlalu tanpa disadari, tubuh kitapun, tak hentinya bermetabolisme. Setelah berselang beberapa waktu, saat mengenang kehidupan kita dimasa lalu, rasanya sudah jauh berbeda dengan saat ini. Jadi, kapanpun, kita harus menjaga pikiran dengan baik. Jangan sampai tekad kita berubah. Dahulu kita memiliki tekad seperti ini, kini juga hrus begitu. Jadi, ada ungkapan berbunyi, “ Jika dapat mempertahankan tekad awal, kebuddhaan pasti tercapai.” Segala sesuatu di dunia mengalami pasang surut. Adakalanya kita berada di bawah, adakalanya berada diatas, tetapi tekad di hati tidak boleh berubah. Dengan begitu baru bisa mencapai keberhasilan.
Sembilan Gangguan:
- Menyiksa diri selama enam tahun
- Fitnaan Sundari
- Kaki tertusuk ranting
- Makan makanan kuda
- Pembantaian suku Sakya oleh raja Virudhaka
- Tidak dapat makanan saat pindapatha
- Fitnahan Cinca
- Terluka akibat batu besar yang di jatuhkan Devadatta
- Harus menahan hawa dingin dengan tiga helai jubah
Saudara sekalian kita harus senantiasa memupuk kebajikan. Jangan berpikir kebajikan kecil riada gunanya. Segelas airpun sangat bermakna. Saat orang kedinginan, kita bisa memberinya segelas air panas untuk sekedar menghangatkan tangannya atau untuk diminumnya, Jangan anggap kebajikan ini bernilai kecil.
Niat baik dan niat buruk dapat terpupuk, dari sedikit menjadi banyak, dari kecil menjadi besar. Jadi jangan meremehkan kebajikan kecil, lantas tidak mau melakukannya, janganpula menganggap suatu kejahatan sepele lantas melakukannya.
Bagaimana dengan Buddha ? meski telah mencapai kebuddhaan, saat melakukan pindapatra di sebuah desa yang berisi pengikut brahmana, berhubung warga disana antipati terhadap ajarab Buddha, maka Buddha tidak mendapatkan makanan. Buddha berkata bahwa ini adalah akibat dari sifat kikir-Nya di kehidupan lampau. Jadi, akibat menanam benih kekikiran, Buddha tidak berhasil mendapat makanan yang di butuhkan-Nya. Beliau hanya membutuhkan semangkuk nasi, tetapi tidak mendapatkannya. Jadi berdana sangatlah penting.
Catur-samgraha-wastu:
- Dana
- Tindakan Bermanfaat
- Kata-kata penuh cinta kasih
- Kebersamaan
Amal yang sedikit juga termasuk praktik dana. Sedikit bantuan yang bermanfaat bagi orang lain juga termasuk tindakan bermanfaat. Sepatah ucapan yang baik temasuk kata-kata penuh cinta kasih. Interaksi yang baik dan saling membimbing antar sesama manusia disebut kebersamaan. Inilah ajaran Buddha yang di sebut Catur-samgraha-wastu. Ini juga sangat penting. Ini juga harus diterapkan dalam keseharian. Jadi, Buddha pernh kelaparan, juga pernah tidak mendapatkan makanan. Apalagi kita sebagai makhluk awam. Masalah dan kesulitan tentu tak terhindarkan. Yang terpenting adalah kita dapat segera bersumbangsih. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Sembilan Gangguan Bagian 6 (213) https://youtu.be/Sa-aziFOBjw
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva