Jika batin bisa bagaikan tanah di musim semi, begitu terbuka, lapang dan penuh suka cita, maka kita akan memiliki kebijaksanaan cemerlang untuk mengamati kebenaran dibalik segala sesuatu, batin pun akan diliputi sukacita dalam dhamma
Sanubari Teduh – Sembilan Gangguan Bagian 8 (215)
Video Youtube : https://youtu.be/52gGy-j-0H0
Saudara se-Dharma sekalian, di musim semi tanaman tumbuh secara alami, begitu hijau dan rindang. Ini adalah kondisi yang baik. Yng terpenting. Batin kita juga demikian, harus seperti musim semi yang penuh sukacita. Jika batin kita penuh dengan sukacita, maka segala kondisi luar yang kita lihat akan bagaikan musim semi. Kebahagiaan bermula dari hati yang terbuka dan lapang. Jika batin tidak terbuka dan lapang dan malah terbelenggu, mana mungkin kita bahagia. Karena itu, dalam bahasa Mandarin, “gembira” memilki arti harfiah “membuka hati”
Jika batin bisa bagaikan tanah di musim semi, begitu terbuka, lapang dan penuh suka cita, maka kita akan memiliki kebijaksanaan cemerlang untuk mengamati kebenaran dibalik segala sesuatu, batin pun akan diliputi sukacita dalam Dharma.
Batin yang penuh keinginan dan ketamakan dan kemelekatan disebut batin yang tamak. Serta tertarik pada lima objek duniawi, ketamakan bangkit sehingga menciptakan karma buruk akibat noda batin. Karena belenggu ini, manusia tidak bisa membebaskan diri. Inilah yang disebut belenggu ketamakan.
Akibat ketamakan dan kemelekatan, kemurnian batin menjadi hilang, sehingga dalam tindakan, ucapan dan pikiran manusia tidak mampu menyadari kesalahan sendiri. Inilah yang disebut karma buruk akibat noda batin.
Sembilan Gangguan:
- Menyiksa diri selama enam tahun
- Fitnaan Sundari
- Kaki tertusuk ranting
- Makan makanan kuda
- Pembantaian suku Sakya oleh raja Virudhaka
- Tidak dapat makanan saat pindapatha
- Fitnahan Cinca
- Terluka akibat batu besar yang di jatuhkan Devadatta
- Harus menahan hawa dingin dengan tiga helai jubah
Buddha mulanya juga merupakan makhluk awam. Sebelum mencapai pencerahan, Beliau juga pernah melakukan kesalahan dan kesesatan, karena Buddha menceritakan Sembilan gangguan yang dialami-Nya. Ini adalah contoh bagi kita, agar kita tahu bahwa dalam proses pelatihan diri, kita juga bisa mengalami gangguan. Dari kehidupan ke kehidupan, mungkin disalah satu kehidupan kita pernah berbuat karma buruk sehingga karma ini terus mengikuti kita dan entah kapan baru berbuah.
Buddha pernah celaka karena batu besar yang di gulingkan Devadatta. Buddha bercerita, di Rajagraha pada masa lampauada seorang tetua bernama Sudana. Keluarganya sangat kaya dan berada. Sesaat Tetua ini sebelum wafat, beliau menitipakan pesan kepada putra-putranya untuk membagikan hartanya dengan adil. Tetua ini lalu meninggal. Namun harta warisannya sangat banyak. Karena itu putra sulung nya, Sumiati merasa tidak rela jika harus berbagi. Jadi suatu hari, dia mengajak adiknya keluar, mulanya hubungan mereka terasa baik-baik saja. Dia mengajak adiknya melihat-lihat pemandangan. Tetapi, setibanya diatas gunung yang di tepi jurang yang curam, saat adiknya lengah, dia mendorongnya. Dia juga menggulingkan batu. Hingga adiknya meninggal.
Demikianlah yang dikisahkan Buddha. Buddha berkata “Sariputra, tahukah engkau?” Tetua bernama Sudana pada masa itu ayahku pada masa kini Raja Suddhodana” “Sang Putra sulung Sumati, sekarang adalah “Aku” “Suyasamati pada saat itu sekarang adalah Devadatta. Akibat jalinan jodoh yang tercipta berkalpa-kalpa yang lampau. Devadatta terus ingin mencelakai Buddha dari kehidupan ke kehidupan untuk membalas dendam. Belenggu sebab akibat ini terus berlanjut.
Fenomena dunia mengandung banyak kesalahan” Nirvana sangat hening dan mengandung pahala tak terhingga. Tathagatta mencapai Nirvana di dunia ini, merealisasi keseimbangan batin; tidak terdiam dalam keduniawian, juga tidak berdiam dalam keheningan Nirvana, tidak kenal lelah memberi manfaat bagi semua makhluk. (Dharmasamgiti Sutra)
Jadi saya berharap semua orang setiap hari dapat memiliki batin yang sederhana dan memiliki pikiran yang baik. Dengan guratan sederhana, kita mengambar sebuah lingkaran. Bukankah ini melambangkan kesempurnaan? Jangan biarkan pikiran kita terus bergejolak. Saat batin bergejolak, kekacauan akan terjadi. Inilah yang disebut noda dan kegelapan batin. Saudara sekalian, kita harus selalu bersungguh hati. Tak ada kunci lain dalam melatih diri selain menjaga kemurnian pikiran. Untuk itu harap semua lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Sembilan Gangguan Bagian 8 (215) https://youtu.be/52gGy-j-0H0
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva