Sanubari Teduh – Sepuluh Tubuh Buddha – Bagian 5 (149)

 

Video Youtube : https://youtu.be/v9gz1FmgQPA

 

Saudara se-Dharma sekalian, kondisi yang sangat tenang dan hening, hati kita juga bebas dari hambatan. Inilah saat pelatihan terbaik. Saudara sekalian kita harus menggenggam waktu dengan baik karena sangat sulit terlahir sebagai manusia, sangat sulit memperoleh ketenangan. Karena itu, kita harus memanfaatkannya dengan baik.

 

Sepuluh Tubuh Buddha:

  1. Tubuh Makhluk Hidup
  2. Tubuh Tanah
  3. Tubuh Buah Karma
  4. Tubuh Sravaka
  5. Tubuh Pratyekabuddha
  6. Tubuh Bodhisattva
  7. Tubuh Tathagata
  8. Tubuh Kebijaksanaan
  9. Tubuh Dharma
  10. Tubuh Kekosongan

 

Kita telah membahas bahwa, banyak cara untuk melatih diri. Hanya membahas kemurnian anak kecil saja kita sudah dapat menjelaskan kebenaran tentang alam semesta. Segala sesuatu yang berwujud yang kita lihat semuanya mengandung Dharma dan bisa membangkitkan kesadaran kita.

 

Yang kesembilan adalah tubuh Dharma, artinya adalah realisasi kebenaran tanpa celah, inilah yang di sebut tubuh Dharma. Dharma merupakan sebuah bukti bagi para praktisi. Tanpa celah berarti bebas dari noda batin . Jika bisa memiliki kebijaksanaan tanpa celah, artinya kita tak tercemar oleh noda batin. Ini disebut tanpa celah. Dengan demikian kita bisa memahami segala sesuatu di alam semesta. Pada dasarnya, hakikat kita adalah murni. Bagaimana pun, hakikat ini tak pernah berubah. Tanpa noda batin kita dapat memahami seluruh kebenaran alam semesta inilah tubuh Dharma. Buddha membabarkan Dharma bagi kita dan semua Dharma itu bersumber pada satu kebenaran. Kebenaran ini tidak ternoda. Inilah Dharma yang dibabarkan Buddha.

 

Jadi jika dapat memahami dan menyadarinya, maka segala sesuatu di alam semesta tiada yang tidak mengandung Dharma yang dapat kita pelajari dan dapat menginspirasi kita. Tiada yang perlu di risaukan.

 

Manusia kerap merasa kurang dan tidak pernah cukup. Sesungguhnya, dunia ini tidak memiliki inti apapun. Jika memiliki maka berbagilah untuk membantu orang lain. Jika tidak memiliki, juga tidak perlu risau. Dengan pikiran dan jasmani yang murni seperti ini, kita akan memperoleh tubuh Dharma.

 

Berikutnya adalah tubuh Kekosongan. Kosong berarti tiada sesuatu pun, tidak bisa diukur seperti dunia materi biasa. Artinya, tak ada batas atau sejenisnya. Tidak ada. Tidak ada juga wujud yang bisa diukur. Intinya, ia tak berwujud dan tak dapat diukur. Inilah kekosongan. Ia bebas dari nama dan rupa. Inilah kekosongan. Kekosongan ini berlaku universal. Jadi, berhubung semuanya adalah kosong, maka segala fenomena pun pada dasarnya adalah kosong. Jika manusia dapat memahami kekosongan ini. Maka batinnya akan bebas dari kemelekatan. Tanpa kemelekatan, kita akan bebas dari ketakutan dan dengan sendirinya akan bebas dari kekeliruan. Manusia cenderung tidak bisa memahami kekosongan ini, Segala sesuatu jika kita perhatikan merupakan perpaduan dari berbagai unsur. Jika satu barang, kita uraikan komponennya satu persatu, pada akhirnya  apa yang tersisa? Tidak ada. Inilah Dharma duniawi.

 

Jika manusia dapat memahami bahwa segala sesuatu pada dasarnya adalah kosong maka pikirannya akan terbebas dari kemelekatan. Tanpa kemelekatan, maka tiada ketakutan. Tanpa ketakutan, maka akan terbebas dari kekeliruan.

 

Tujuan mempelajari ajaran Buddha tak lain adalah memahami kebenaran. Dengan begitu, kebijaksanaan kita baru bisa berkembang, dan kita tak akan terus terbelenggu noda batin yang membawa penderitaan. Jadi harap semua selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Sepuluh Tubuh Buddha – Bagian 5 (149)

https://youtu.be/v9gz1FmgQPA      

 

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva