Sanubari Teduh – Terlambat Berlatih Menyisakan Penyesalan (496)
Video Youtube : https://youtu.be/JHuuUgSgDfk
Saudara se-Dharma sekalian, praktisi Buddhis hendaknya tahu untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Jangan merasa haus baru ingin mengali sumur. Terlambat jika baru menambal perahu saat berada di tengah sungai.
Dari beberapa kalimat singkat, kita seharusnya tahu bahwa waktu berlalu sangat cepat. Setelah mempelajari ajaran Buddha, kita harus menghargai waktu kita. Bukankah setiap hari, saya mengingatkan kalian seperti ini ? Hanya waktu yang dapat mengakumulasi segala pencapaian. Pelatihan diri, pendidikan, pekerjaan, ataupun perbuatan buruk, semuanya di capai bergantung bagaimana kita memanfaatkan waktu. Terlebih lagi mengenai waktu, hari ini tentu bukanlah kemarin. Pagi hari bukanlah siang hari. Waktu terus bergulir. Waktu tentu tak akan berhenti. Waktu terus berlalu, anak-anak tumbuh dewasa, orang dewasa menua.
Setiap hari, kita harus menghargai waktu. Bukan hanya itu, kita harus lebih banyak memanfaatkan waktu. Bukan hanya itu, kita harus melakukan kebajikan. Jadi, kita harus mengenggam waktu yang ada. Jika tidak, kita akan menjadi bagaikan orang yang baru mengali sumur saat haus, tidak akan sempat. Jadi kita seharusnya menghargai sumber air dalam keseharian. Kita harus tahu dimana sumber air berada. Jangan sampai saat kita berjalan di gurun, kehabisan air, dan merasa haus, baru kita berpikir untuk mengali sumur. Itu sudah tidak sempat lagi. Jadi, kita harus bersungguh hati. Untuk apa ? untuk sungguh-sungguh memilih. Berhubung waktu terus berlalu, kita harus mengenggam waktu yang ada untuk memilih yang harus kita lakukan.
Saudara sekalian, sebagai praktisi Buddhis kita harus menentukan saat pertama kali bertekad. Cetak biru kehidupan ini, kitalah yang menggambarnya sendiri. Arah perjalanan ini kitalah yang menentukan. Kita sendiri yang beniat untuk berlatih. Kita harus sungguh-sungguh merencanakan kehidupan kita. Seiring kehidupan berkurang satu hari, jiwa kebijaksanaan harus tumbuh satu hari. Sebagai praktisi Buddhis, kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Jangan menyia-nyiakan waktu. Kita harus sungguh-sungguh memilih arah kehidupan kita dan melangkah maju selangkah demi selangkah. Namun, arah kita tidak boleh menyimpang. Kita harus memilih apa yang harus kita lakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai kondisi ada di sekitar kita. Jika hidup kita diliputi enam keinginan, terus menghabiskan waktu, dan menjalin jodoh buruk dengan orang lain akibat ketamakan, kebencian dan kebodohan, maka seperti yang tadi di bahas, segala yang kita lakukan saat ini, buahnya akan menanti dibelakang kita. Jadi, kita harus sungguh-sungguh mengingatkan diri sendiri. Waktu jangan disia-siakan. Kita harus memilih untuk melakukan kebajikan. Ketidakbajikan harus kita perbaiki. Harap kita menjaga batin kita. Jika ada penyimpangan segeralah berinstropeksi dan memperbaiki diri. Jangan menanti hingga ajal tiba, ibarat baru mengali sumur saat haus. Saat tiba waktunya penderitaan datang, baru kita memohon, terlambat sudah. Terlambat jika menambal kapal di tengah sungai. Jadi, kita harus melakukan antisipasi dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Tubuh adalah sarana pelatihan diri. Untuk melatih diri, kita harus menggunakan tubuh ini. Jadi, tubuh dan kehidupan kita harus sungguh-sungguh kita manfaatkan di arah yang benar. Jadi kita harus selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Terlambat Berlatih Menyisakan Penyesalan (496) https://youtu.be/JHuuUgSgDfk
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva