Saudara se-Dharma sekalian, kehidupan penuh penderitaan. Saat Buddha memutar roda Dharma, ajaran pertama mengingatkan semua makhluk bahwa kehidupan adalah penderitaan. Penderitaan terbesar diumpamakan dengan neraka. Berhubung hidup bagai di tengah malam panjang dan telah lama menderita, manusia tidak melihat cahaya dan menjalankan kebajikan. Oleh karena itu, manusia mengalami banyak penderitaan. Malam panjang mengambarkan kondisi yang gelap. Jalan gelap ini, entah dimana pangkal dan ujungnya.

Bukankah kebanyakan manusia hidup seperti ini ? Manusia sering berkata, “Hati saya sangat menderita. “ “ Saya tidak tahu harus jalan ke arah mana ?” “Siapa yang menunjukkan jalan yang terang ? “ Meski ada orang yang menunjukkan jalan, tetapi akibat kegelapan batin sendiri, kita  tetap tidak tahu cara menghadapi cahaya itu. Begitulah kehidupan. Diliputi penderitaan batin, manusia juga mencari siapa yang menunjukkan jalan terang, tetapi diri sendiri pun tak menapakinya. Manusia terus berkutat dalam neraka batin dan terus berada dalam malam panjang.

Sesungguhnya, alam memiliki malam dan siang. Namun neraka batin kita tidak ikut mengalami siang. Ia terus diliputi kegelapan. Meski di luar ada cahaya matahari, saat diarahkan, “Batinmu sangat gelap, keluarlah berjemur matahari” seberapaun terangnya cahaya matahari, tetapi orang dengan batin yang gelap, penuh penderitaan dan ketidaktahuan, tetap tidak akan bisa merasakan cahaya itu. Jadi, manusia tidak merasakan cahaya karena tidak menerima ajaran baik. Mereka ingin dibimbing oleh orang lain, tetapi saat ada penolong yang membimbing, mereka tetap tak mampu membuka belenggu batin mereka sendiri. Pintu hati mereka tidak dapat dibuka. Akibatnya, mereka terus tenggelam dalam neraka batin. Menderita ? Sangat menderita. Menderita bagaimana ? Menderita seperti di neraka.

Jadi, saat manusia menghadapi masalah dan merasa sangat menderita, kondisinya bisa digambarkan seperti neraka. Jadi, neraka tidak jauh dari kita. Kita selalu menekankan hal ini. Dalam kehidupan saat ini, kita sering menjerumuskan batin kita sendiri ke dalam lumpur. Kita mengurung diri di dalam neraka yang gelap. Dengan berbagai noda batin sendiri, kita menghukum diri sendiri. Inilah neraka batin saat ini.

Kehidupan manusia jika dikatakan penuh penderitaan, sesungguhnya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan neraka. Penderitaan di neraka beratnya puluhan juta kali lipat. Penderitaan ini bagaikan malam panjang, tanpa cahaya tanpa kebajikan. Batin kita kerap diliputi kegelapan. Meski ada penolong  di hadapan kita yang ingin menunjukkan jalan, kita tidak akan mengikutinya, karena kita tidak bersedia menerima ajaran baik. Jadi, kita sangat beruntung  karena terlahir sebagai manusia dan bisa menjalankan ajaran Buddha. Kita harus selalu mengingatkan diri sendiri untuk terus menyalakan dan menjaga pelita batin kita. Jangan menunggu sampai batin pelita itu padam sehingga matahari dan bulan pun tak dapat menyinari kita. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh – Tidak Menerima Ajaran Baik dan Cahaya (511) https://youtu.be/_o88sdFQ2tI

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF 
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva