Sanubari Teduh – Tiga Kali Pemutaran Roda Dharma – Bagian 2/2 ( 297)
Buddha berkata bahwa dunia ini disebut dunia yang makhluk harus menahan derita. Setelah melihat kenyataannya, kita tahu benar bahwa berbagai penderitaan ini lah yang harus di tahan. Berhubung sudah tahu penderitaan ini harus kita pikul dan tahan, maka kita harus segera berinstropeksi. Bayangkan, melihat segala yang kita hadapi sepanjang kehidupan kita, kita hendaknya menyadari berkah. Meski kita hidup dalam pelatihan diri dan harus mengendalikan diri dalam berbagai prilaku dan perbuatan, kita harus tetap menyadari berkah. Setelah menyadari berkah, kita harus menghargai berkah. Kita bahkan harus segera menciptakan berkah. Ada orang yang penuh berkah, tetapi tidak rela bersumbangsih. Kita tidak rela menciptakan berkah, maka segala yang kita peroleh akan membuat kehidupan kita suram. Kita seharusnya membangkitkan kecemerlangan batin kita. Kita harus mengerahkan potensi bajik untuk segera menciptakan berkah.
Setelah mencapai pencerahan, Buddha ingin segera membabarkan ajaran bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan, mengapa ada kelahiran, usia tua, penyakit dan kematian, mengapa banyak hal yang terlihat tidak setara. Buddha merangkum semua kenyataan ini dan membabarkan satu prinsip kebenaran yang sangat penting ke semua orang, yaitu penderitaan. Karena itu mulai dari taman rusa Rsipatana, kepada lima orang pertapa, Beliau membabarkan ajaran-Nya. Untuk dapat menerima ajaran, keyakinan pertapa itu harus dibangkitkan. Saat melihat Buddha datang, para pertapa itu mulainya ingin mengabaikan-Nya. Mereka telah salah sangka bahwa Pangeran Siddhartha sudah tercemar dan sudah kehilangan kemurnian tekad-Nya. Lima pertapa ini meninggalkan Pangeran Sidhartha sehingga Beliau berlatih sendirian. Seorang diri Pangeran Siddharta merenung dengan sungguh-sungguh hingga mencapai pencerahan. Bagai cahaya mentari yang kembali terlihat setelah awan dank abut merebak. Beliau mencapai penerangan sempurna. Lima pertapa yang tadi sepakat untuk mengabaikan-Nya. Namun karena kualitas kebajikan Buddha yang sangat sempurna, maka keagungan-Nya terpancar sehingga saat Buddha mendekat, kelima pertapa tadi tanpa disadari merasa tergugah dan langsung memberi hormat. Begitu rasa hormat bangkit keyakinan mereka pun timbul. Buddha lalu mulai memulai pembicaraan dan menyatakan bahwa diri-Nya telah bebas dari tabir ketidaktahuan dan telah menembus kebenaran hidup. “Kini aku akan membabarkan ajaran, kalian hendaknya membangkitkan keyakinan.
Pemutaran Roda Dharma Pertama
Penderitaan :
Inilah Penderitaan, bersifat menekan
Sebab Penderitaan :
Inilah sebab penderitaan, bersifat akumulatif
Akhir Penderitaan :
Inilah akhir penderitaan, bersifat dapat dicapai
Jalan mengakhiri Penderitaan :
Inilah Jalan mengakhiri Penderitaan, bersifat dapat di praktikkan
Saat mulai pembabaran, Buddha menyatakan kepada mereka semua bahwa kehidupan penuh penderitaan. Penderitaan ini sangat menekan dan sangat kuat. Penderitaan terus mengejar dan menekan manusia. Artinya adalah penderitaan selalu ada di sisi manusia. Jika nafsu keinginan kita terbuka sedikit saja, maka penderitaan akan terus mengejar dan menekan kita. Jadi sebagai manusia, kita harus menjaga pikiran dengan baik. Ketika sebersit niat menyimpang timbul, maka berbagai wujud penderitaan akan mulai menekan dan mendekati kita.
Darimana penderitaan berasal ? dari tabiat buruk masing-masing orang. Saat menghadapi kondisi luar, kita tidak mampu menjaga indra kita, sehingga terciptalah berbagai benih karma. Inilah yang terakumulasi menjadi sebab penderitaan. Jadi kita harus lebih bersungguh hati. Jalan Menujuh lenyapnya penderitaan dapat di praktikkan. Jadi ditengah penderitaan. Kita dapat meneliti darimana datangnya penderitaan ini. Dari sini kita dapat menemukan jalan untuk membuka pintu kebijaksanaan kita.
Pemutaran Roda Dharma Kedua
Penderitaan :
Inilah Penderitaan, engkau harus mengetahuinya
Sebab Penderitaan :
Inilah sebab penderitaan, engkau harus memutusnya
Akhir Penderitaan :
Inilah akhir penderitaan, engkau harus mencapainya
Jalan mengakhiri Penderitaan :
Inilah Jalan mengakhiri Penderitaan, engkau harus mempraktikannya
Maksudnya, Buddha ingin berkata bahwa, dunia ini penuh penderitan kalian harus mengetahuinya. ”Penderitaan datang dari akumulasi banyak sebab” Karena itu kalian harus segera memutus sebab ini. Untuk memutus penderitaan, kalian harus tahu akar penderitaan itu. Kalian harus tahu ini adalah sebab penderitaan. Jadi kalian harus segera memutusnya. Dengan begitu barulah penderitaan akan berakhir.
Pemutaran Roda Dharma Ketiga
Penderitaan :
Inilah Penderitaan, aku telah mengetahuinya
Sebab Penderitaan :
Inilah sebab penderitaan, aku telah memutusnya
Akhir Penderitaan :
Inilah akhir penderitaan, aku telah mencapainya
Jalan mengakhiri Penderitaan :
Inilah Jalan mengakhiri Penderitaan, aku telah mempraktikannya
Buddha berkata “ Inilah penderitaan aku sudah mengetahuinya “ “Aku sudah membuktikan penderitaan ini “ “Aku sudah mengetahuinya “ “Aku Sudah Memahami seluruhnya kebenaran tentang penderitaan ” Tiada lagi yang perlu kupelajari. “ Tiada yang lebih tahu daripadaku” Jadi, Aku membuktikannya kepada kalian “ “Inilah yang telah kucapai, yang telah Aku pahami “ “Setelah Aku mencapai pencerahan, tiada orang yang lebih tahu daripada Aku “ “Jadi Kalian harus mengetahui kebenaran ini” “Kini Aku membabarkannya kepada kalian” “Kalian harus memiliki pemahaman ini “.
Jadi berhubung kita mempelajari ajaran Buddha, kita harus memahami semua ini. Kita harus memahami penderitaan. Di Dunia Saha ini, semua makhluk harus menahan derita. Setelah melihat dan memahami penderitaan, kita harus berinstropeksi, menyadari berkah, menghargai berkah, dan segera menciptakan berkah. Kita harus bersyukur, melenyapkan nafsu dan mencapai pembebasan. Dengan begitu kita akan tenang dan damai. Harap semua lebih bersungguh hati
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Tiga Kali Pemutaran Roda Dharma – Bagian 2/2 ( 297) https://youtu.be/EOYZvrXRpew
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva