Sanubari Teduh – Tiga Perenungan Welas Asih Agung (385)
Video Youtube : https://youtu.be/9n3UkqethdY
Saudara se-Dharma sekalian, sering dikatakan bahwa sesuatu yang berwujud bermula dari pikiran. Kita membina tidak tanduk tubuh dengan cinta kasih agar menampilkan kualitas luhur dan menginspirasi semua makhluk. Jadi citra diri sangat penting. Para Buddha dan Bodhisattva memiliki citra yang membuat orang merasa sukacita saat melihat dan mendengar mereka. Ini juga di dapat dari pelatihan diri. Mengenai citra, banyak orang hanya melekat pada tampilan luar, tetapi tidak memupuk kualitas luhur. Jika begitu, sebaik apupun penampilan, tidak akan membuat orang sukacita dan merasa hormat saat melihatnya. Jadi, kita harus membuat orang membangkitkan rasa sukacita dan rasa hormat. Satu-satunya cara adalah mengasah diri dan berlatih untuk menampilkan kualitas luhur.
Setiap orang harus sadar. Jika tidak, maka citra diri akan semakin kacau. Jika citra manusia kacau, maka etika juga akan kacau. Masyarakat pun akan ikut kacau. Jadi, kita harus sungguh-sungguh menjaga citra dan etika. Kita tidak boleh tidak berkesadaran. Jadi dalam mempelajari ajaran Buddha, memperhatikan citra dan tindak tanduk diri.
“ Jika Citra manusia kacau, maka etika dan tatanan masyarakat juga akan kacau. Untuk menjaga moralitas dan etika, manusia harus selalu mengingatkan diri sendiri dan berlatih untuk menampilkan keluhuran “
Dari dalam hati kita, kits hsrus membangkitkan batasan moralitas kita. Jika kita bisa meningkatkan moralitas, maka kita akan memiliki citra Buddha. Ini karena kita melatih diri sesuai Dharma, Buddha memberi kita ajaran. Kita berlatih sesuai ajaran Buddha. Jadi di dalam prilaku kita ada Buddha. Asalkan di dalam hati kita ada Buddha dan kita hidup sesuai dengan ajaran Buddha, maka di dalam prilaku kita akan ada Buddha. Jadi, citra bermula pada pikiran.
Bagaimana citra diri manusia dapat membuat orang yang melihat merasa hormat ? Kita harus membina tubuh dengan cinta kasih. Kita harus berlatih dengan cinta kasih dan welas asih. Kita harus melatih prilaku kita. Dengan demikian, tubuh akan menampilkan kualitas luhur. Tubuh kita tidak perlu kita hias atau dandani secara khusus. Secara alami , ia akan menampilkan keluhuran. Dengan tindak tanduk dan perbuatan kita, kita dapat menginspirasi semua makhluk. Begitu mendengar nama kita dan melihat citra kita, mereka langsung merasa gembira dan dengan sendirinya mendekat. Jadi, kita menginpirasi semua makhluk. Untuk dapat membimbing semua makhluk, kita harus membenahi citra diri kita.
Jika moralitas benar-benar sempurna, harumnya keluhuran akan terasa oleh orang lain. Tak peduli dari arah mana angin bertiup, harumnya keluhuran pasti bisa tercium. Lain halnya dengan aroma-aroma yang lain yang harus mengikuti arah angin bertiup. Sesungguhnya, keharuman keluhuran ini tetap bisa menyebar ke sepuluh penjuru meski angin tak bertiup. Kemanapun angin bertiup, harumnya keluhuran tetap akan menyebar. Ini adalah sebuah gambaran. Ia tidak seperti minyak wangi. Tidak. Ia berasal dari sifat luhur di dalam batin, membuat orang yang melihat merasa sukacita, begitu harum, begitu manis. Perasaan itu sulit digambarkan.
Kita harus berlatih untuk mengikis noda batin dari yang terdalam hingga terluar sehingga citra kita menampakkan kegigihan. Kita harus memutus segala noda batin dan tidak terjerumus ke dalam nafsu keinginan. Jadi, di sini di bahas tentang 10 Kekuatan. Ini juga merupakan kualitas yang harus di bina agar batin kita dapat senantiasa damai dan tidak terjebak oleh nafsu keinginan. Jika kita dapat mencapai tataran kebuddhaan, berarti mencapai 10 kekuatan tanpa gentar.
Sepuluh kekuatan :
- Mengetahui yang benar dan salah dalam setiap kondisi
- Mengetahui buah karma tiga masa
- Mengetahui segala Dhyana, Samadhi dan pembebasan
- Mengetahui sifat dan daya tangkap semua makhluk
- Mengetahui berbagai pemahaman dan keinginan semua makhluk
- Mengetahui berbagai kondisi dan sebab
- Mengethaui berbagai jalan
- Mata dewa tanpa rintangan
- Mengetahui segala kehidupan lampau
- Mengetahui cara memutus tabiat buruk
Dan tiga perenungan welas asih agung. Apa yang disebut tiga perenungan welas asih agung ?
- Pertama adalah merenungkan Buddha sebagai tabib agung, semua makhluk bagai didera penyakit, terlebih lagi kini bumi juga sedang sakit. Jadi, kita harus selalu ingat dan meyakini Buddha sebagai tabib agung. Hanya ajaran Buddha-lah yang dapat menolong semua makhluk di dunia. Kita harus selalu mengingat dan merenungkan kualitas Buddha. Buddha dapat mengobati penyakit fisik dan batin semua makhluk. Segala penyakit di dunia ini, dapat disembuhkan oleh Buddha sang tabib agung.
- Kedua adalah merenungkan Dharma sebagai obat penyembuh penyakit. Kini, kita dapat menerima ajaran Buddha dan menjalankannya, barulah kita dapat tertolong. Jika kita hanya mendengar, tetapi tidak menerapkannya, maka bagaikan berobat ke dokter, tetapi tidak memnium obat. Bukankah Sutra Bunga Teratai berkata demikian ? Sang Ayah adalah tabib terbaik, tetapi saat anaknya sakit, anak ini malah tidak mempercayai ayahnya sendiri. Dia tidak mau meminum obat yang diberikan. Jadi, ayahnya pergi jauh dari anaknya, lalu menguus orang lain untuk mengambarkan, “Ayahmu telah meninggal” Saat itu, anaknya baru menyadari, “Bagaimana dengan penyakit saya ?” Saat itu barulah dia bersedia minum obat. Kini Buddha sudah tiada, tetapi Dharma masih ada di dunia ini. Jika kita masih tidak bersedia menjalankannya, maka penyakit kita akan semakin berat. Segala sesuatu di dunia memiliki penyakit. Jadi, kita harus merenungkan Dharma sebagai obat.
- Ketiga adalah merenungkan Sangha sebagai perawat. Sangha adalah mereka yang mewariskan Dharma. Jadi, mengenai Sangha, dikatakan bahwa pembina diri harus memiliki semangat misi. Misi ini sangat berat dan panjang. Kita harus selalu mewariskan ajaran Buddha.
Saudara sekalian, citra atau rupa bermula dari pikiran. Jadi, kita harus membina tubuh dengan cinta kasih agar dapat menampilkan kualitas luhur dan menginspirasi smua makhluk. Ini adalah tanggung kita saat ini. Kita belum bisa mencapai kebuddhaan, tetapi paling tidak kita dapat menjadi Sangha perawat orang sakit. Tanggung jawab ini sangat berat dan panjang. Kita semua harus lebih bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Tiga Perenungan Welas Asih Agung (385) https://youtu.be/9n3UkqethdY
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva