Sanubari Teduh – Tubuh dan Batin yang Sehat (455)

Video Youtube : https://youtu.be/MNVlyEXNEnE

Saudara se-Dharma sekalian, empat musim silih berganti. Seiring berlalunya waktu , tubuh kita juga terus menua dari tahun ke tahun. Waktu tidak dapat kita hentikan. Tubuh kita kita juga terus bermetabolisme. Semuanya berganti seiring waktu. Yang berlalu sudah berlalu dan tidak akan kembali lagi. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu menghargai waktu. Segala pencapaian terwujud seiring waktu.

Dalam hal waktu, kita hendaknya sangat waspada terhadap nilai kehidupan kita. Orang tua melahirkan kita, lalu menjaga kita sejak kita kecil sehingga kita dapat tumbuh dengan sehat. Setelah besar, kita diberi banyak sumber daya atau modal. Modal kita adalah tubuh yang sehat. Dengan tubuh yang sehat, kita harus bersumbangsih bagi masyarakat. Jika kita hanya mencari kenikmatan, ini berarti kita menyia-yiakan waktu dan menyia-yiakan tubuh pemberian orang tua. Kita melewati kehidupan yang sia-sia dan tanpa makna.

Sesungguhnya kita hanya mengejar kenikmatan ataukah memanfaatkan tubuh kita ini untuk bersumbangsih bagi masyarakat dan melatih diri ? Orang yang melatih diri berarti bersumbangsih. Sumbangsih ini didasari oleh cinta kasih. Apapun di dunia ini kita perlakukan dan lindungi dengan penuh cinta kasih, terlebih lagi makhluk hidup. Kita juga memiliki nyawa. Makhluk lain juga memiliki nyawa. Manusia adalah makhluk yang tercerdas di alam ini. Kita harus mengasihi semua makhluk. Kita hendaknya hidup berdampingan dengan alam. Manusia zaman sekarang mengira tujuan datang ke dunia adalah mencari kenikmatan. Mereka ingin memakan berbagai hewan dan menunjukkan betapa kaya dan mampunya mereka. Ini sungguh bodoh.

Hidup sederhana dan bervegetaris membuat tubuh dan batin bahagia dan sehat .

Namun, manusia zaman sekarang malah tidak sehat tubuh dan batinnya. Tubuh menciptakan tiga karma buruk, yaitu membunuh, mencuri dan berbuat asusila. Mulut menciptakan empat karma buruk, yaitu berdusta, berkata-kata kosong, bergunjing dan berkata kasar. Pikiran menciptakan karma buruk, yaitu tamak, benci dan bodoh. Berhubung pikiran dan tubuh kita telah menciptakan sepuluh kejahatan, kita bisa jatuh ke alam neraka. Ada orang berkata “ Neraka tidak kelihatan” Wujud neraka bisa kita lihat di alam manusia. Lihatlah, di dunia ini banyak sekali orang yang kehidupannya tidak seperti layaknya manusia. Ada orang yang sangat kekurangan. Ada orang yang hidup di lingkungan yang buruk. Ada orang yang tubuhnya didera penyakit. Ada uang pun mereka tak dapat menggunakannya. Ada pula yang hidup segan mati tak mau. Mereka sungguh menderita. Ini adalah kondisi neraka di alam manusia.

Saudara sekalian sebagai praktisi Buddhis, kita harus memohohn Dharma setiap hari. Kita hendaknya giat memohon Dharma dari para suciwan dan mendengar Dharma dari para orang bijak, tak peduli berapa usianya selama kita memiliki batin yang murni. Konfusius sendiri bersedia menjadikan anak berusia tujuh tahun sebagai gurunya. Saudara sekalian, jika kita memandang dengan hati Buddha, setiap orang adalah Buddha, setiap orang adalah Bodhisattva. Sikap batin seperti ini adalah yang paling membahagiakan dan menenteramkan. Merawat tubuh tentu lebih mudah. Kita cukup hidup sederhana dan bervegetaris. Ini sangat mudah. Kita cukup hidup sederhana sedikit dan tak perlu mengejar nama dan keuntungan. Makanlah dengan sederhana. Cukup sayuran dan padi-padian. Semua ini cukup untuk kebutuhan gizi kita. Yang terpenting adalah kebahagiaan lahir batin yang membawa ketentraman. Sehat lahir batin paling membahagiakan. Hati bahagia membawa ketenteraman. Jadi, kita harus memanfaatkan waktu dan lebih bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Tubuh dan Batin yang Sehat (455) https://youtu.be/MNVlyEXNEnE

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva