Sanubari Teduh – Senantiasa Bertobat Secara Terbuka

 

Saudara se-Dharma sekalian, Dharma bagaikan air. Apakah kita setiap hari sudah membersih batin dengan air Dharma ? Saya yakin ketika kita bangun di pagi hari,  yang pertama dilakukan adalah ke kamar mandi dan menggunakan air. Air bisa membersihkan kotoran. Demikian pula, setiap hari, setiap saat, batin kita tidak boleh jauh dari air Dharma. Jadi, kita harus selalu bersungguh-sungguh membersihkan batin kita dengan air Dharma. Pertobatan adalah pemurnian. Segala karma buruk dapat dimurnikan dengan bertobat.

 

Hakikat kejahatan tidak berada di dalam, diluar, maupun diantaranya. Sesungguhnya, apakah hakikat kejahatan berada diluar, di dalam, ataukah selamanya ada di dalam batin kita ? ia adalah hadil pertemuan sebab dan kondisi. Jika kita tidak menciptakan sebab, maka  buah karma buruk tak akan tercipta. Selain sebab, dibutuhkan kondisi pendukung.  Kita ambil virus sebagai contoh. Virus pada dasarnya tidak hidup, tetapi setelah menempel pada bakteri lain, ia akan menjadi parasit. Demikianpula dengan kejahatan. Itulah sebabnya kita harus selalu mawas diri. Kita harus menyadari bahwa kejahatan pada hakikatnya adalah kosong. Pada mulanya memang tidak ada. Demikianlah Tujuh Kondisi Pikiran harus dibangkitkan. Jika pada hakikatnya memang adalah kosong, lalu mengapa kejahatan bisa muncul ?  Jika ingin memurnikan karma buruk. Kita harus membangkitkan Tujuh Kondisi Pikiran.

Tujuh kondisi Pikiran untuk Melenyapkan Tiga Rintangan:

  • Rasa Malu
  • Rasa Takut
  • Berpaling dari Samsara
  • Membangkitkan Bodhicitta
  • Memandang setara semua makhluk
  • Membalas Budi Luhur Buddha
  • Mengamati Kosongnya hakikat Kejahatan

 

Jika Tujuh Kondisi Pikiran tadi dapat benar-benar kita pahami, berarti dalam keseharian kita,  kita harus memiliki rasa malu. Saya sering mengulas tentang pentingnya mawas diri dan rendah hati. Orang yang bisa bermawas diri dan rendah hati, dapat senantiasa memiliki rasa malu. Di dunia ini, kita harus mawas diri, tidak boleh sombong. Tidak boleh melekat pada pandangan sendiri, pun tidak melekat pada kekosongan maupun keberadaan. Kita harus mengecilkan ego dan terjun ke tengah masyarakat. Pikiran ini harus selalu kita praktikkan dan kita bangkitkan. Janganlah kita menyombongkan diri karena banyak bahaya yang berada di sekitar kita. Kesombongan juga dapat membahayakan diri kita. Jika dipkir-pikir, di dunia ini tiada yang perlu dilekati. Semua keinginan, reputasi, dan keuntungan hanyalah keindahan semu sesaat yang akan berlalu bagaikan mimpi. Semua itu tiada yang benar-benar nyata. Manusia bersaing demi sesuatu yang tidak nyata dan hanya membawa kerisauan dan karma buruk. Oleh karena itu, kita seharusnya berpaling dari nafsu keinginan tersebut, jangan ada ketamakan. Kita harus senantiasa membangkitkan Bodhicitta.

 

Dengan senatiasa membangkitkan rasa malu, menjaga kesucian pikiran, serta mengubah tabiat buruk, akan dapat melenyapkan noda di dalam batin.

Jika kita dapat melakuknnya, maka dikatakan, “Dengan bertobat seperti ini, kejahatan apakah yang tak dapat di padamkan, dan berkah apakah yang tak dapat ditumbuhkan?” Bertobat sangtlah penting. Jika kita tak mengerti pentingnya bertobat, maka di khawatirkan karma buruk kita semakin lama akan semakin besar. Oleh karena itu, kita harus senantiasa bertobat setiap saat. Pertobatan adalah pemurnian. Karena itu saya sering berkata bahwa Dharma bagaikan air yang dapat membersihkan kekotoran. Untuk memurnikan segala karma buruk yang telah kita perbuat di masa lalu. Satu-satunya cara terbaik adalah bertobat.

 

Jika Karma buruk ditutupi, Ia akan terus bertumbuh.

Dengan mengakuinya secara terbuka, karma buruk ini akan terkikis dan lenyap.

( Mahaparinirvana Sutra )

 

Berani mengakui kesalahan dihadapan banyak orang disebut bertobat secara terbuka. Dengan bertobat secara terbuka, kesalahan akan lenyap, karma buruk akan terkikis, dan berkah akan tumbuh. Jika kesalahan ditutup-tutupi ia akan semakin bertumbuh.

 

Saudara sekalian, berkah haruslah diciptakan sendiri. Jika tidak menciptakan berkah, maka kita tak akan bertemu jodoh pendukung. Ada sebab ada kondisi jodoh. Jika sebab dan kondisi pendukung bertemu, maka berkah akan berbuah. Intinya, kita harus senantiasa menjaga pikiran dengan baik. Kita harus mengikis karma buruk agar karma baik dapat berbuah. Untuk mengikis karma buruk, kita harus menjaga pikiran dengan baik. Jangan terus menambah karma buruk. Terlebih lagi, kesalahan yang sudah di buat janganlah ditutup-tutupi. Kita harus senantiasa membersihkan diri kita dengan menggunakan air Dharma.  Harap semua lebih bersungguh-sungguh.
 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Senantiasa Bertobat Secara Terbuka (070) https://youtu.be/SdfN56RwLP4

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva