Sanubari Teduh – Tiga Eksistensi Bagian 1 (095)

 

Saudara se-Dharma sekalian,  selama musim panas, pertemuan antara air dan udara akan menyebabkan terjadinya topan ringan. Ketidakselarasan empat unsur alam juga akan menyebabkan aliran udara menjadi ekstrem.  Ketidakselarasan empat unsur alam akan mengakibatkan angin yang kencang dan membawa curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi akan mendatangkan bencana banjir. Jika curah huan tidak berlebihan, maka baik bagi kesehatan. Jika tidak, maka akan menyebabkan ketidakselarasan dan mendatangkan banyak masalah. Ini dampak yang di bawa oleh cuaca. Tubuh kita pun bekerja dengan cara yang serupa. Orang jepang menyebutnya dengan “arus penyakit” . Artinya jika arus udara tidak selaras, maka tubuh manusia juga akan sakit. Demikianpula, jika pikiran kita tidak seimbang, juga akan menimbulkan penyakit batin.

 

Jika bisa menghadapi orang dan masalah sesuai prinsip kebenaran, barulah kehidupan kita akan bahagia. Jika tidak ada keharmonisan antara sesama, maka hidup kita akan menderita. Jika segala sesuatu tidak berjalan dengan lancar, maka akan menciptakan penderitaan tak terhingga. Hal ini akan mengganggu pikiran  dan kondisi hidup manusia serta masyarakat. Tanpa keharmonisan antara sesama, maka akan timbul banyak masalah, sesungguhnya segala masalah berawal dari pikiran. Saya sering berkata bahwa jika masalah dapat diselesaikan dengan baik dan hubungan antara manusia harmonis berarti prinsip kebenaran telah dijalankan dengan sempurna. Kita harus menyelesaikan masalah dengan baik. Bagaimanakah caranya ? Jika dapat sedikit mengalah, banyak hal yang akan terselesaikan dengan baik. Dengan demikian, secara alami akan tercipta keharmonisan antar sesama dan manusia akan hidup sesuai prinsip kebenaran. Jika hidup sesuai prinsip kebenaran segala hal akan berjalan harmonis. Inilah yang disebut sesuai prinsip dan harmonis. Dengan demikian, dunia ini penuh dengan berkah. Akan tetapi makhluk hidup malah menciptakan banyak karma buruk akibat Tiga Jenis Kekeliruan.

 

Tiga Jenis Kekeliruan adalah sebutan lain dari Tiga Jenis Keterbalikan, merujuk pada : Kekeliruan Persepsi, kekeliruan Pandangan dan Kekeliruan Pikiran.

 

Kita semua memiliki kekeliruan dan melupakan banyak prinsip kebenaran. Karena manusia mudah  berjalan tersesat. Begitu tersesat, mereka akan sulit menghadapi orang dan segala sesuatu. Mereka sulit membedakan yang benar dan salah sesuai dengan prinsip kebenaran. Akan teapi sebagai manusia, akibat memiliki sifat pilih kasih, kita cenderung memihak seseorang. Meski orang tersebut bersalah, kita tetap membelanya. Contohnya jika ada dua orang bersalah dia akan memihak salah satu pihak yang dianggapnya lebih benar inilah sikap memihak. Benar adalah benar dan salah adalah salah. Akan tetapi malah tidak bisa membedakan yang benar dan salah. Karena sebersit niat yang menyimpang. Akhirnya kitapun diliputi noda batin.  Dan tidak bisa melihat dengan jelas. Kebenaran dan ketersesatan menjadi terbalik. Inilah kekeliruan makhluk hidup. Mereka menggangap ketidakkekalan  sebagai kekekalan. Hal ini tidak sesuai hukum alam.

 

Memiliki Pemikiran tidak sesuai prinsip kebenaran dan merusak akar kebajikan inilah kekeliruan persepsi.

 

Memiliki Pemahaman Keliru serta pandangan sesat  inilah kekeliruan Pandangan

 

Ternodanya kesucian pikiran sehingga menimbulkan kekeliruan inilah kekeliruan Pikiran.

 

Terlalu melekat pada Tiga eksistensi yakni eksistensi nafsu, eksistensi Rupa dan eksistensi Tanpa Rupa, akan membangkitkan ketamakan, kebencian dan kebodohan, sehingga menciptaka berbagai kejahatan yang tidak terhingga.

 

Eksistensi Nafsu merujuk pada buah penderitaan yang sudah dirasakan saat ini.
Eksistensi Rupa merujuk pada sesuatu yang baru mulai direncanakan.
Eksistensi Tanpa rupa merujuk pada jeda antara yang telah terjadi dan akan terjadi.

 

Sebagai praktisi Buddhis, kita harus memahami hukum sebab akibat. Tadi kita telah membahas tentang Tiga Racun, yang pertama adalah ketamakan. Ketamakan ini adalah akar racun, kemudian ditambah dengan kebodohan. Inilah akar racun kedua. Selanjutnya adalah kebencian. Ditengah kebodohan dan ketamakan, seseorang bukan hanya berniat buruk, namun mewujudkannya dalam tindakan dan mengunakan kekerasan. Jika menginginkan suatu benda adakalanya ia akan mencuri, bahkan merampok, merampas, menipu, berbohong, berlaku curang, dll. Semua ini didasari oleh Tiga Racun tadi. Setelah terwujud ke dalam perbuatan terciptal eksistensi nafsu, eksistensi rupa, dan eksistensi Tanpa Rupa. Setelah dilakukan, perbuatan buruk menjadi eksis dan mendatangkan buah penderitaan. Karena itu, kita harus sangat bersungguh hati. Sumber dari semua in adalah ketamakan, kebencian dan kebodohan. Saudara sekalian kita harus sepenuh hati  dan bersungguh-sungguh untuk memahami secara mendalam hal-hal mana yang sudah eksis dalam keseharian atau ha-hal yang akan eksis. Dalam jangka waktu ini, bukankah kita harus menjaga niat kita ? Untuk itu harap semua lebih bersungguh-sungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Tiga Eksistensi Bagian 1 (095)
https://youtu.be/rghZOSIXYaQ

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva